27

1.6K 129 15
                                    


...

"Kau gila ?...Shim Jaeyoon, kau pikir kau bisa berbuat semaumu ?"

"hyung, Aku sudah memikirkan ini baik-baik"

"Tidak, kau pasti hanya bermain-main. Itu hanya pemikiran bodoh yang sedang mampir di otak kecilmu"

"Hyung !"

Dengan geram Jake meninggikan suaranya. Matanya bahkan juga ikut menajam nyalang menatap manager hyungnya

"Ini adalah pilihanku, kau harusnya bisa menerima apapun keputusanku. Lagipula ini juga tidak akan merugikanmu kau tetap berada di tempatmu"

"Tapi kau tetap egois...."

"Egois mana yang kau maksud Kim Jihoon ?"


000

Jake baru saja memasuki ruang latihannya, beberapa hari lagi konser ENHYPEN akan segera di laksanakan, jadi hari-harinya akan terasa sangat sibuk. Dia bahkan tidak bisa pulang sejak dua hari yang lalu membuat rasa rindu terhadap dua orang tercintanya semakin terpupuk.

Dari tempatnya berdiri Jake dapat melihat Heeseung yang duduk di sofa ruang latihan dengan senyum manis yang terus tersungging diwajahnya seraya menatap layar ponselnya. Kakinya ia langkahkan untuk berjalan mendekati pria berpostur tinggi semampai itu.

"ekhem"

Mendengar deheman itu tak ayal membuat Heeseung berjingkat kaget dan segera mematikan ponsel yang ada di tangannya.

"W-waeyo ?"

Jake tersenyum kecil begitu ia mendapati kegugupan pada diri teman satu grupnya itu. "kau terlihat bahagia"

"aku bahagia setiap hari" sahut Heeseung

"Benarkah ? Lalu siapa yang waktu itu menangis karena Aeri memelukku"

Mata Heeseung bergerak liar "i-itu lain cerita"

"Lalu seperti apa cerita Lee Heeseung sekarang ?"

"Ka...."

"terima kasih" potong Jake

Heeseung terdiam, tidak tau apa yang di maksud Jake dengan kata 'terima kasih'. Jadi ia hanya menatap lawan pandangnya itu untuk menuntutnya dengan sebuah penjelasan

"Terima kasih karena sudah menjaga mereka, berkorban untuk mereka, dan menyayangi mereka dengan semua yang kau bisa. Aku tau mungkin dengan apapun aku mencoba untuk membalas semua kebaikanmu, aku tidak akan pernah bisa membayarnya. Kau....kau berkorban terlalu besar"

"Jake..."

"maaf, karenaku kau harus mengulurkan tanganmu untuk mereka. Maaf karena aku bersikap brengsek tak tau diri, dan maaf karenaku kau harus meninggalkan bahagiamu"

"aku tidak berkorban apapun..." Ujar Heeseung, yang mana itu membuat Jake menatap lekat ke arah mata Heeseung "...aku melakukan sesuatu yang menjadi pilihanku"

aku melakukan sesuatu yang menjadi pilihanku"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Relion (JakeHoon) ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang