4

1.7K 194 27
                                    

“DUNK...”

Dunk menutup kupingnya, apa yang terjadi?, ini masih pagi dan sahabatnya berteriak kesetanan “apasih, Archen..”

“kau tau.. ada sesuatu yang harus kau dengar”

“apa?”

“ini sangat penting...”

“iya, apa sialan”

“bangsat, kasar sekali...”

“cepat katakan, aku muak mendengarmu menjeda pembicaraan”

“kan tadi kau tak mau menemaniku main basket kan?”

“hum.. lalu?”

“aku bertemu seseorang, sial... dia membuatku jatuh cinta, kau tau cinta pandangan pertama tidak?”

“hah?, memalukan sekali, Archen.. freak”

“aku serius, sumpah.. dia cinta pandangan pertamaku” Phuwin dan teman-teman yang lain hanya tertawa menanggapi ocehan Joong “sialan... padahal aku serius”

“baiklah, jadi orang seperti apa cinta pertamamu?” Phuwin bertanya, melihat antusiasnya anak itu dia penasaran

“dia cantik, sepertinya dia tomboy, dia suka bermain basket sepertiku”

“aww.. itu bagus, kau bisa mendekatinya lewat club baket, kau ikut saja club basket dengan kami” perkataan Neo benar juga, tapi dia akan kekurangan waktu dengan sahabatnya “bagaimana?, kau tertarik masuk klub basket?, kau kan jago bermain basket, kenapa menyia-nyiakan bakatmu?”

“ahh.. ahh, nanti saja aku pikirkan, lagipula dia belum tentu masuk club basket kalian”

Phuwin melirik pada Dunk, lelaki manis itu diam saja menyimak pembicaraan, Phuwin cukup paham kedekatan keduanya, bahkan dia selalu mendengar keluhan Dunk tentang ke bimbangannya, bagaimana lelaki itu selalu saja berdebar tak karuan saat Joong memperlakukannya romantis

“hentikan topik tak berguna ini, besok akan ada acara olimpiade di AULA, aku sudah mencatat nama-nama peserta yang akan kelas ini utus”

“hei.. kau tidak memasukkan namaku kan?”

“Joong, aku hanya mengutus murid yang pintar, tenanglah”

“aww... maksudmu aku tak pintar?”

“memang tidak”

Mereka tertawa puas melirik Joong “sialan... sialan..”

“tapi Dunk ikut, kau bisa hadir menonton pertandingannya”

“tak diragukan lagi, pasti Dunk ikut.. Dunk yang terbaik” dia hanya tersenyum melihat Joong mengacungkan jempol padanya, menyenangkan sekali...
.
.
.
.
.

“Dunk... besok semangat yah”

Dia hanya bisa tersenyum, terlebih lelaki itu tak berhenti mengucapkan kata-kata bijak, dengan alasan awal ingin menemaninya belajar namun Joong hanya sibuk mengobrol panjang-lebar, Joong bahkan menjadikan pahanya sebagai bantal. Bagaimana Dunk bisa fokus belajar?

“Kau akan membuat kelas kita menang, kan?”

“iya, tapi setelah menang kita akan berpesta kan?”

“Okay, setuju”

“Kita akan berpesta dimana?”

“dikamarmu saja.., disini nyaman”

“pesta bagaimana sih?”

“yah terserah... Dunk maunya pesta apa?”

“aku tidak tau..”

Feelings And Truth [Joongdunk]18+[END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang