16

1.5K 162 19
                                    

"aww.. Archen?, Seharusnya kau istirahat" Lelaki tampan itu menoleh padanya, tanpa ekspresi sama sekali, Dunk seketika ciut.

"Aku terlalu lama dirumah, aku bosan aku juga sudah ketinggalan banyak pelajaran"

"Tapi sebenarnya kau masih butuh istirahat" Joong menggeleng, dia memakai kaos tangannya tak peduli lagi ocehan Dunk "Archen ingin berangkat dengan siapa?"

"Entah.." lelaki itu menatapnya kembali, nampak tak nyaman Dunk mengajaknya bicara "mana semua foto-foto ku di kamar?"

"Archen-

-humm, tak usah di jelaskan, aku tidak peduli dengan kebohongan mu, kembalikan semua barang-barang ku"

"Archen, aku benar-benar tak bermaksud membohongi mu, aku serius"

"Okay.. sudah" lelaki itu berusaha melepaskan tangan Dunk yang menarik lengannya "aman kan?, Sudah.. aku tak mau lagi mengikuti sandiwara gila ini, kembalikan semua barang-barangku"

Dunk menggeleng, dia menundukkan kepalanya. sedih sekali Joong tak ingin mendengarkannya, berbeda sekali benar-benar berubah. drastis sekali lelaki itu berbicara padanya benar-benar tak minat, baru semalam mereka menghabiskan waktu bersama, apa yang terjadi?

"Aku mohon, bisa kau berhenti merasa tersakiti?, Aku tak pernah merasa menyakitimu, kau saja yang berharap hal bodoh"

Hal bodoh apa maksudnya? Dunk tak mengerti, bukankah itu kasar sekali? Sedangkan semalam yang menjamah tubuhnya adalah lelaki itu "aku ingin mengatakannya dari awal, tapi aku tak mau Archen stress karena tak bisa bermain basket lagi, aku juga-

-hey... Lupakan tentang impianku menjadi atlet, lupakan tentang cedera ku dan semua alasan-alasan, lupakan. Kau baru saja bersandiwara dengan wajah polos mu itu, kau memperlakukan ku seperti orang bodoh. kau membuatku yakin bahwa View bukan kekasih ku, sebenarnya kau yang jahat, apa kau tak sadar?" Joong habis kesabaran, dia mengalihkan pandangannya, berpura-pura memperbaiki kaos tangannya "maaf jika aku mengatakan ini, tapi kau benar-benar menghambat kehidupan ku Dunk"

"Maaf Archen.."

"Tak usah minta maaf padaku, aku juga muak mendengar itu, sekalian saja kau menjauhi ku itu lebih berguna"

Mungkin lelaki itu benar-benar muak kali ini, Dunk bisa merasakannya. bagaimana Joong yang enggan lagi melanjutkan pembicaraan ini, bahkan meminta padanya untuk menjauh. apa ini akan berakhir?

"Dimana handphoneku?"

"Itu rusak saat kau kecelakaan" Dunk bersungguh-sungguh, pihak kepolisian mengatakan benda itu hancur tak tersisa terlindas mobil truk.

"Ohh.. kupikir kau menyimpannya untuk melancarkan kebohongan mu"

"Archen.. aku tidak berniat membohongi mu"

"Hum, kau mengusir View, menyuruhnya menyerah untuk menemuimu. iya.. kau memang bukan pembohong, terserahlah kau ingin mengatakan dirimu apa. ingatlah, kembalikan semua milikku. aku tak butuh foto-fotomu terpajang di kamarku" Joong menekan pipi lelaki manis itu, matanya menatap nyalang. dia benar-benar marah pada Dunk.

Dunk merasa hatinya terasa ciut, dia berusaha menghindari kontak mata dengan Joong "ckk, kau membuat View kesusahan, kau membuat orang-orang menganggap View jahat. dan kau selalu saja berkeliaran di sekeliling ku, itu mengganggu Dunk.. aku bukan gay, ingat itu"

"Baiklah kawan, jika kau bukan gay lepaskan pipi kekasihku"

Joong menatap tak suka dengan kedatangan lelaki barusan, dia melepaskan cengkeramannya pada pipi Dunk. aura tak menyenangkan mengganggunya dia merasa Gemini terlalu ikut campur dengan urusan ini "pecundang..."

Feelings And Truth [Joongdunk]18+[END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang