25

2.2K 185 31
                                    

"kau benar-benar gila"

Joong tersenyum kecil, tatapannya tetap fokus pada jalanan "aku juga tak tau kenapa bisa se egois ini"

Dunk menghela nafas panjang, pantas saja Phuwin memaksanya untuk putus. saat Joong menceritakan tragedi itu, dia sendiri merasa kasihan dengan lelaki tegap di sampingnya "kenapa kau tak berhenti saja?" Dia tersentak saat Joong menginjak pedal rem mobil secara mendadak "akkhh.. kau gila?"

"Jika aku berhenti maka tujuanku tak tercapai, bagaimana perasaanmu saat kita tak sampai pada tujuan?" Dunk diam, dia menatap lekat lelaki itu "kita akan seperti orang gila, berhenti di tengah jalan tanpa kepastian"

"Humm, cepat jalankan mobilnya"

Joong terkekeh pelan, guratan wajah lelaki manis disampingnya sedikit gugup "apa kau merasa asing di dekatku?"

"Tidak kok..."

"Sudah berapa lama waktu yang kita lewati tanpa hubungan apapun?"

"Ckk.. bahkan sampai saat ini kita belum punya hubungan apapun"

"Iyakah manis?"

Dunk meringis pelan, tangannya memukul bahu lelaki itu "sial.. saat kau jadi penggoda kau terlihat murahan"

"Aku hanya murahan untuk Dunk saja"

"Basi sekali.."

"Aww.. gombalan ini pasti membuatmu berdebar-debar" dia meletakkan tangannya di atas dada Dunk "aku merasakannya, seperti akan meledak"

"Joong, hentikan..."

"okay..." lelaki itu kembali sibuk melihat jalanan, cerita tadi cukup gila dan membuatnya terlihat menyedihkan. namun kenyataannya, dia memang memohon pada Phuwin dan Phuwin untuk lelaki manis disampingnya ini. memalukan sekali untuk mengakui kegilaannya tapi Dunk harus tau "jika aku berusaha menghilangkanmu dari ingatanku, itu sesak sekali, aku berkali-kali melakukannya dan aku tetap tak bisa"

dia sendiri nyata tak tega pada Phuwin yang telah banyak berkorban dan menemani Dunk selama lelaki manis itu kesusahan, tapi menghentikan dirinya untuk mencintai Dunk adalah hal yang mustahil hampir tak mungkin terjadi. dia telah tenggelam sangat jauh, hatinya mutlak tertawan oleh lelaki manis itu. semua usahanya sia-sia, Dunk tak bisa menghilang dari fikirannya.

"aku sendiri tak tahu harus bagaimana, Phuwin berkata padaku untuk berhenti menjalani hubungan kami" karena pemuda itu tahu dirinya sedang bersandiwara tentang cinta, sejatinya yang dia inginkan memang Joong. sedari awal memang hanya Joong dan sampai akhir pun tetap Joong.

Joong menarik tangan Dunk, menciumi telapak tangan lelaki manis itu menikmati aroma manis yang dirindukannya "tapi Dunk.. tak perduli berapa orang yang harus kusakiti untuk mendapatkanmu aku akan melakukannya, aku memang egois"

dirinya saja dia sakiti mengapa harus menyerah untuk menyakiti orang lain, dia gila dan egois. siapa yang peduli?, selama dia mendapatkan lelaki manisnya kembali, tak ada yang bisa menghentikannya.

"mau mampir membeli sesuatu?" Joong menghentikan kendaraannya di tepi jalan, ada kedai minuman langganan mereka "mau minum"

"humm..."

Joong keluar dari mobil dan Dunk menatap lelaki itu, jadi ingat bagaimana dia dan Joong selalu mampir di tempat ini. entah kapan terakhir kali dia kembali ke sini, akhirnya kembali lagi bersama orang yang sama "ini minumannya, milo dinosaurus kesukaan Dunk.."

lelaki manis itu mengambil minumannya, menatap tulisan di atas gelas 'for: my boyfriend' "biasanya kau menulis Dunk disini"

"aku ingin hari ini lebih spesial"

Feelings And Truth [Joongdunk]18+[END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang