18

1.6K 169 26
                                    

"ckk.." Joong mendudukkan dirinya di salah satu meja kantin, sejak tadi suasana hatinya panas tak karuan. Apa tadi perkataannya menyakitkan? Apa Dunk akan marah padanya?, Sial kenapa membiarkan omongan tadi meluncur begitu saja?

"Joong..?"

Dia tersentak, kekasihnya berjalan mendekat "apa kau sudah sehat?"

"Hum, aku baik-baik saja"

"Cepat sekali, yasudah aku ke kelas duluan"

"Okay.."

Hingga lelaki itu merasa kecupan ringan mendarat di pipinya, View menciumnya. "sampai bertemu pulang sekolah nanti"

Tak ada sahutan lagi, kini matanya lebih sibuk memperhatikan pemandangan memuakkan di depan sana, apa-apaan dengan kaki Gemini? Apa dia lumpuh sampai harus di papah seperti itu. terlebih caranya merangkul Dunk, Sialan... Joong memukul meja taman "lebay sekali, demi apa, dia benar-benar cari perhatian"

Akhh.. hatinya panas sekali, bukan perkara Gemini semakin dekat dengan sahabatnya tapi lelaki itu sangat berlebihan terus-menerus meminta Dunk memperhatikannya "si pencari perhatian"

.

"Pelan-pelan jalannya"

"Ini sudah pelan, tapi lukanya makin perih.."

"Tadi kan sudah ku usapkan obat"

Gemini mengeratkan pelukannya di bahu Dunk "justru itu, ini semakin perih"

"Bersabarlah pak, kau yang ceroboh.."

Dunk terus menuntun temannya itu berjalan sampai di kelas, sepanjang koridor orang-orang mulai melihati mereka. namun Dunk dan Gemini tak ingin merespon sedikitpun, biarlah orang-orang akan berkata apa, itu bukan urusannya juga.

"Apa yang terjadi?" Phuwin mendekati mereka membantu untuk memapah lelaki itu "Gemini sakit?"

"Lututnya terluka, aku sudah menyuruhnya tinggal di UKS saja, tapi dia tak mau"

"Shia.. menjadi sangat rajin saat mencoba mendekati Dunk"

"Bangsat.." Gemini memukul bahu Phuwin dengan kesal "aku serius ini mau sungguh-sungguh belajar tanpa ketinggalan satu materi pun"

"Demi siapa?"

Gemini berdehem menatap lelaki manis yang juga ikut menatapnya menunggu jawaban "demi diriku sendiri lah.."

"Baguslah, kau tak bisa berharap pada orang lain. jika dia meninggalkanmu kau akan jatuh" perkataan Dunk membuat mereka diam, hingga sampai di kelas Gemini lelaki itu dibiarkan masuk.

"Dunk, nanti pulang bersamaku yah, aku bawa mobil"

"Hum, aku akan menunggu di parkiran"

Mereka melenggang pergi dari kelas Gemini, bel juga sudah berbunyi dua menit yang lalu. harus buru-buru kembali ke kelas, terlebih saat ini guru yang masuk cukup membuat was-was.

Bruk..

"awwhh..." Dunk mengaduh, merasa nyeri pada kepalanya yang menabrak dada seseorang.

"Joong sialan..." kesal Phuwin menarik kerah baju lelaki itu "menyingkir.."

"Iya silahkan.. kau bisa lewat" Phuwin merenggut, dia menarik lengan Dunk namun lelaki itu lebih dulu menahannya "kau boleh lewat, tapi dia tidak"

"Jangan mencari perkara, kami ingin masuk kelas, ini sudah lewat waktu"

Joong mengisyaratkan untuk diam "ssttt..., Tak usah banyak protes, kau bisa pergi dan biarkan Dunk tetap disini berbicara padaku"

"Phuwin, kau bisa pergi duluan, aku akan menyusul"

Feelings And Truth [Joongdunk]18+[END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang