17

1.6K 191 17
                                    

Joong menjatuhkan tubuhnya ke atas ranjang, matanya melirik pada kantong plastik di sudut kamarnya. Karena Tadi siang Gemini dan Dunk mengantarkan barang-barangnya, sial sekali harus melihat pemandangan memuakkan itu.

"Akhh.. Gemini sialan" sejak kapan lelaki itu begitu lengket dengan Dunk? Bahkan dengan tidak tahu diri mengakui Dunk sebagai kekasih, lebih parahnya lagi lelaki manis itu tak menolak ungkapan Gemini.

Dia memijat pelipisnya kesal, rusuh sekali isi otaknya. jam dinding sudah menunjukkan pukul 11 malam, dia belum mengantuk. handphonenya terus berdering panggilan dari sang kekasih, namun entah kenapa dia enggan meladeninya.

Ingatan tentang malam itu terus-menerus membuatnya kalang-kabut, dia kadang terdiam sepanjang hari menimang-nimang tragedi semalam. masih terasa saat bibirnya menjilat nipple pink itu "akh.. gila.. gila.."

Frustasi sekali, yang mereka lakukan semalam belum tuntas tapi Dunk sudah pulang. dan sialnya lagi dia malah  mendapatkan ingatannya, waktu yang tidak tepat, mereka belum selesai menikmati malam yang panas.

Wajah Joong suram, tubuhnya memanas mengingat Dunk ada diatas pangkuannya dengan wajah manis yang mengagumkan, itu terbayang-bayang. "sial..."

Dia segera membuka pintu kamarnya, berjalan buru-buru menuruni anak tangga. tak peduli lagi kakinya melemas, dia membuka pintu rumah. Jujur saja  Joong merasa bimbang dengan hatinya.

Apa yang akan dia lakukan ke rumah Dunk? Untuk apa dia kesana? Apakah Dunk akan menerimanya? Tapi dia sudah penasaran setengah mati. Tanpa berfikir panjang lagi, Joong keluar dari rumah tujuannya saat ini hanya rumah Dunk. Dia tau ini sangat memalukan, tapi dia ingin menuntut penjelasan tentang Gemini.

Wajahnya jengkel sekali, hatinya tak karuan terlebih saat ini dia melihat Gemini dan Dunk berada di halaman rumah, kedua orang itu sangat asik mengobrol panjang sesekali tertawa.

Joong menggeram, dia menahan nafasnya yang tercekat. sial, lelaki itu benar-benar berusaha mendekati Dunk. atau itu hanya sekedar candaan untuk membuat Joong sakit hati?

Tapi Untuk apa Dunk melakukannya? Joong menatap dalam diam, terus menyaksikan interaksi kedua lelaki itu. hatinya benar-benar memanas "labil sekali, baru saja kemarin dia berciuman denganku, sekarang dia mengajak lelaki lain kerumahnya?" Dia berdecih, pemandangan merusak mata. Joong berusaha menahan dirinya untuk tak mengoceh lagi, lagipula saat ini Gemini sudah pulang, dia cepat-cepat bersembunyi di pagar tanaman.

"Dunk..." Dia sedikit berteriak, hingga lelaki manis disana menghentikan langkahnya

"Joong?"

"Aww.. sekarang kau memanggilku Joong?, Kacang lupa kulit"

"Kenapa? Ada barangmu yang kurang?"

Joong berdehem, dia berusaha menetralkan suasana, nampak Dunk juga menatap tak suka padanya "untuk apa Gemini ke mari?"

"Dia mengantarku"

"Oh.."

"Ckk.. tidak jelas sekali, aku mau masuk"

"Yasudah masuk saja, apa urusanku.."

"Sialan..."

Dunk melenggang masuk ke dalam rumah, Joong mengepalkan tangannya kesal. demi apapun dia terlihat bodoh, apa yang terjadi? Saat Dunk berbicara tadi bibirnya itu menggoda sekali, tidak.. tidak..

Joong berjalan cepat meninggalkan pekarangan rumah Dunk, hatinya panas tak karuan. belum lagi kini Dunk nampak sangat menggemaskan dengan anting cantik di telinganya "dia benar-benar gay.., dia mempercantik dirinya" Joong menendang trotoar jalan dengan kesal "dia membuat dirinya lebih manis karena Gemini, sial.. lelaki itu. dia tak tau diri"

Feelings And Truth [Joongdunk]18+[END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang