24

1.7K 169 33
                                    

"satu kali saja, beri aku kesempatan satu kali saja"

Phuwin dan Gemini mengusap wajah mereka frustasi, bukankah ini sudah keterlaluan. Joong nampak tak ingin berhenti bersimpuh dihadapan mereka, ini terlihat sangat menyakitkan.

"Tolong satu kali saja, ini yang terakhir. aku memang bodoh, tapi berikan kesempatan satu kali saja"

Phuwin menatap lelaki disamping, kentara sekali Gemini menundukkan kepala menahan nyeri di hatinya. lelaki itu ikut menangis mengiringi suara Joong, mereka akhirnya saling memegang bahu satu sama lain.

"Aku tau Dunk mencintaimu, sumpah ini menyakitkan"

"Berikan aku kesempatan sekali saja, Gemini aku mohon padamu" Joong menangis sejadi-jadinya dia telah mengorbankan harga diri, persetan tentang rasa malu dan ego. dia telah mati berdiri merasakan sesak melihat Dunk bersama Gemini, dia tak bisa lagi menahan ini lebih lama.

"Joong, jika memang Dunk sudah memutuskan untuk berpisah darimu kami tak bisa membantu apapun"

Gemini mengangguki ucapan Phuwin, dia terus meremas bahu lelaki itu "Joong menyerah lah padanya, aku berjanji akan membuat Dunk bahagia"

Dia tak berkutik, kenyataan itu membunuh hatinya "sekali saja" wajahnya tersungkur dibawah lantai, dia menangis hebat. raungan keputusasaan terdengar, dia telah mati dengan hatinya "sekali saja..."

"Joong jangan lakukan itu, aku gila melihatmu seperti ini"

"Aku juga gila Phuwin aku gila" dia tak berhenti menangis, nafasnya tercekat kuat "sekali saja aku mohon, berikan aku kesempatan"

"Minta lah kesempatan itu pada Dunk, jangan pada kami"

"Joong apa yang membuatmu segila ini? Bebaskan Dunk"

"Aku tak bisa Gemini, setiap aku berusaha melupakan tentangnya nafasku terasa akan berhenti, ini sesak"

"Katakan pada Dunk semua perasaanmu, ini akan menjadi adil"

Phuwin menarik lengan Gemini, dia menatap tak percaya "kau bodoh? Dunk adalah kekasihmu"

"Dunk milikku tapi hatinya tak ada padaku, aku tak masalah. benar-benar tak masalah, jika kau memang tak bisa meninggalkannya dia sama sepertimu, dia terus melamun saat kami bersama, itu menyakitkan"

"Gemini hentikan, pikirkan dengan baik"

Pemuda itu menggeleng kuat, dia berusaha menahan tangisannya "kau tak tau bagaimana saat aku bersamanya dia menatapku seolah aku adalah benda mati, Dunk bukan orang yang pandai bersandiwara. dia tak nyaman denganku, aku juga lelah melihatnya berpura-pura"

"Gemini... Gemini... aku janji, aku janji" Joong meringkuk meremas bahu lelaki dihadapannya "aku akan menjaga Dunk, lepaskan dia untukku aku mohon"

"Ckkk... Hentikan hentikan" Phuwin memisahkan keduanya "katakan pada Dunk secara langsung, Gemini sudah mengatakannya. dia tak bisa bertahan lagi, kau harus menemui Dunk sendirian"

Joong memeluk lelaki itu, tangisannya tak bisa berhenti "terima kasih telah menjaganya, aku minta maaf.. maafkan aku"

.

.

.

.

.

Dunk tersentak, tatapannya mengarah pada Gemini yang menjatuhkan kepala di pangkuannya, "kau darimana?"

"Aku dari kantin"

Lelaki manis itu mengangguk, membiarkan Gemini menghabiskan banyak waktu tertidur disana. lagipula masih lama jam istirahat berakhir, dia masih sibuk menatap sekitaran sekolah.

Feelings And Truth [Joongdunk]18+[END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang