26 nc (18+)

3.1K 157 2
                                    

Joong mengangkat baju kekasihnya, senyuman itu semakin menyeramkan. Dunk sendiri hanya bisa pasrah melihat wajah Joong, dari awal dia sudah menduga.

"Dunk..."

"Humm?" Tanpa aba-aba Joong menyeret tubuhnya lalu menjatuhkan diatas ranjang "ckk.. Archen, jangan berisik"

"Iya.. iya, pelan-pelan saja, aku juga takut ibumu mendengar kita" Joong tertawa pelan mencubit gemas pipi sang kekasih, dia mulai menaikkan Dunk diatas pangkuannya. pinggang ramping lelaki manis itu benar-benar pas di genggamannya, dia mengadahkan kepala menatap keindahan wajah manis itu dari bawah. siluet indah kembali memabukkannya untuk kesekian kali dia kehilangan kewarasan karena satu orang saja.

"Shh.. Archen.. ini sesak"

"Maka lepaskan ini honey.." dia menarik celana Dunk, membiarkan kejantanan lelaki manis itu terbalut underwear saja. dia tersenyum gemas mengusap milik Dunk bermaksud memainkannya.

"Ahhh... Archen"

"Humm.." lelaki itu menidurkan Dunk kembali lalu buru-buru menurunkan celana, hingga kejantanannya nampak sempurna. Dunk menutup matanya dengan telapak tangan, sial.. malu sekali "kenapa kau tak mau melihatnya?"

"Ishh.. Archen.."

"Kenapa? Ini milikmu, cepat pegang" dia menarik tangan kekasihnya hingga lelaki manis itu berjengit.

Dunk membuka matanya dan memainkan penis itu, tangannya bergerak naik-turun menyesuaikan dengan ekspresi wajah Joong. dia makin mempercepat pijatan itu, cairan putih sedikit demi sedikit keluar dari sana. tak ingin lama-lama Joong menukar posisi, kini dia yang menjilat kejantanan kekasihnya. membiarkan cairan putih milik Dunk masuk di sela-sela permainannya, entah kenapa merasakan tubuh kekasihnya bergetar adalah kepuasan tersendiri.

Dia tertawa puas, sperma itu meluber disekitaran mulutnya. Joong membalikkan posisi tubuh Dunk agar membelakanginya, dia menggenggam tangan mungil itu dan mulai memposisikan miliknya di depan hole sang kekasih.

"Aku suka posisi ini, aku selalu terbayang ingin melakukannya denganmu" satu tangannya lagi berusaha menutup mulut Dunk, takut-takut jika lelaki manisnya berteriak histeris saat kejantanannya masuk.

Joong merasakan ujung penisnya menyentuh lubang kecil itu, ini agak sulit. Terlalu terlalu sempit dan lagi ini pertama kalinya kan untuk Dunk.

"Jika nanti sakit, gigit tanganku saja yah"

"Huwaa.. Archen, benar-benar sakit yah?"

"Tidak separah itu—

—akhhh..." Joong merasakan tangannya tergigit "Archen sakit"

"Ini masih ujungnya"

"Sakit tau.. sudah, aku tak mau lagi"

"Dunk.. sedikit lagi"

Joong menahan pinggang kekasihnya, mulai memasukkan penisnya perlahan-lahan. sial, ini benar-benar terjepit "ahhh... Dunk, ini sempit sekali"

Lelaki manis itu hanya diam memejamkan matanya, perih sekali benar-benar rasanya seperti terbelah. belum lagi milik kekasihnya itu lumayan besar "akhh... Archen, pelan-pelan dulu"

"Honey.. ini pelan" dia menggerakkan punggungnya perlahan, menikmati setiap rasa nikmat luar biasa saat penisnya kembali masuk merasakan kehangatan didalam sana.

Terdengar nafas Dunk terengah-engah, Joong memeluknya dari belakang. mengikis jarak di antara mereka dan membiarkan lelaki itu menggerakkan tubuhnya lebih cepat.

"Ahh.. Dunk.." dia hanya bisa mengadahkan kepala, demi apapun kewarasannya hilang seketika. punggung putih dihadapannya, sial.. Dunk dan pinggang rampingnya sangat menggoda. Joong tersenyum miring, Digenggamlah penis sang kekasih ikut memanjakannya.

Feelings And Truth [Joongdunk]18+[END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang