Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Eh...eh kamu mau kemana?" tanya Rose ketika melihat Jeongwoo lewat dengan santainya.
Jeongwoo berhenti lalu menatap Kakak perempuannya itu. "Mau ngedugem."
"Mba laporin bunda ya," sahut Rose.
Mata Jeongwoo berubah sinis. "Uwo udah gede! Udah saatnya ngerasain freedom."
"Justin!"
"Iya anjir iya, Uwo bohong. Gak usah panggil pake nama itu Mba, Uwo malu."
Rose memutar bola matanya malas. "Anterin Mba dulu Wo." celetuk Rose.
Jeongwoo yang sementara memakai jaketnya langsung menoleh. "Mba mau kemana malem-malem gini? Mau jual diri?"
Pletak!
"Enak aja kamu ngatain Mba kaya gitu, Mba mau nginep di rumahnya Kak Jisoo."
Jeongwoo menghela nafas. "Suruh Mas Jihoon aja."
"Jihoon kan lagi balik ke rumahnya, kamu lupa?" tanya Rose, Jeongwoo langsung tersadar.
Remaja itu langsung memasang wajah sedih yang di buat-buat. "Mas Jihoon kenapa tega ninggalin Uwo? Kalau Mas Jihoon gak ada, terus yang jadi babunya Mba Rose siapa?" celetuknya dramatis.
"Kamu lah, siapa lagi emang?"
Jeongwoo nampak menarik rambutnya sembari menggeleng kuat, drama banget emang. "Gak!!"
"Udah deh Wo, cepetan anter Mba."
"Tumben Mba mau nginep-nginep, biasanya Mba yang jadi bandar." ujarnya heran. Karena biasanya teman-teman Rose lah yang datang ke rumah.
Rose mendengus. "Ini tuh urgent tau gak,"
Mendengar itu, Jeongwoo memasang wajah mengejeknya. "Mba mau di sidang ya sama Mba Jisoo?" tanya Jeongwoo dengan wajah tengilnya.
"Sembarangan kamu." Rose lagi ngeles guys.
Wajah Jeongwoo makin tengil mendengar jawaban Rose. "Udahlah, pasti Mba keciduk pacaran sama Bang Jaehyun kan? haha."
"Emang karena siapa Mba kaya gini?!"
Jawaban ngegas Rose membuat Jeongwoo mengangkat kedua tangannya. "Bukan Uwo ya," jawabnya tidak tau diri.
Ingin rasanya Rose membotaki rambut adik tersayangnya ini.
"Iya lah, besok PS4 pro kamu Mba timbang."
•••••
"Jadi gimana? Lo udah bisa jelasin?"
Rose meneguk ludahnya. "Be-bentar dulu, kan Lisa belum nyampe." ujar Rose dengan seribu alasannya.
