Selepas acara ulang tahun si kembar mereka segera pulang saat jam menunjukkan pukul 21.36 mereka memang pulang agak malam karna banyak nya rekan bisnis yang menghadiri acara ulang tahun kedua putra mereka.
Risa tertawa kecil melihat si kembar yang tertidur di kursi belakang , sepertinya kedua putra kesayangannya itu sangat kelelahan."Pak bawa mobil nya agak cepetan ya , kasian anak-anak. mereka pegel nanti tidur di mobil " pinta Risa pada sang supir , Alan duduk di sebelah risa merangkul pundak sang istri dengan hangat.
"Anak-anak kita lucu ya kalo lagi tidur " gumam Alan membuat Risa mengangguk pasti.
"Lebih lucu lagi kalo kita kasih mereka adik perempuan sayang"bisik nya .
"Itu mah kamu yang mau " risa merolingkan bola matanya malas,ia memilih menyampir kan selimut di tubuh kedua putra kembar nya.
"Heran banget nih anak gemesin banget " Risa tersenyum manis menatap si kembar yang terlelap dalam tidurnya.
"Aku juga punya foto sky ,waktu dia lagi main di rumah " ucap alan tertawa mengingat hanya beberapa foto sky yang ia simpan.
"Oh ya?coba aku lihat" pinta Risa , alan mengeluarkan ponselnya untuk menunjukkan foto si sulung.
"ini waktu sky ngebujuk aku buat beliin dia permen coklat " ujar alan sembari tertawa menatap ekspresi si sulung yang terlihat tertekan batin."Kamu simpen?ada berapa foto?"
"Nggak banyak sa ,cuma ada 5 foto aja . Kalo nata aku yakin dia punya banyak foto sky " sahut sang suami , tanpa terasa mereka sudah sampai di rumah.supir membantu mengangkat si kembar untuk di bawa ke kamarnya.
Risa menyelimuti kaeran dan naren yang kini sudah berada di kamarnya, menaikan suhu ruangan agar sedikit hangat , kemudian mematikan lampu tidur nya .ini musim dingin Risa tidak ingin si kembar sakit.
"Bik ,anak saya mana?"tanya alan kepada salah satu maid yang baru saja izin akan pulang, sepulang dari tadi alan tidak menemukan si sulung.
"Eh anu tuan,den sky di pinjem sama dokter nata.katanya mau di bawa ke rumah nya"
KAMU SEDANG MEMBACA
THE LAST CALLA LILY FLOWER [END]
Teen Fictionaku menggenggam tangan nya ,aku memasangkan cincin indah di jari nya kami bercanda akan menikah tapi ternyata aku mengingkari nya. Aku benar-benar tidak bisa menepati janji ku , kehidupan ku berhenti tepat saat angka tujuh itu semakin dekat seakan...