sudah dua hari orang tua Risa menginap di rumah nya,saat ini kedua nya menemani naren di kamar ,risa sibuk mengurus naren ,sedangkan alan menelpon nata untuk memeriksa si bungsu. kaeran terlihat tertidur di samping naren,wajar saja saat ini sudah hampir tengah malam.
"Sayang mana yang sakit?"sang nenek menyeka keringat di dahi nya.
"Omma ,naren sesek "lirih nya ,matanya sesekali terpejam menahan sakit di tubuh nya .
"bentar lagi nata datang"ucap alan yang berada di depan pintu ."ayah sama ibu mending istirahat ,naren biar aku sama Risa yang urus .lagi pula kalian butuh istirahat"lanjutnya.
"Baiklah,kalau ada apa-apa panggil kami"keduanya beranjak dari kamar naren,alan duduk di kursi yang berada di sisi ranjang.
"Mas apa sebaiknya di bawa aja ke rumah sakit?"
"Udah malam banget ris,lagian juga kan emang sering kek gini "sahut alan ia mengusap rambut pirang milik naren untuk menenangkan si bungsu. Kaeran sama sekali tidak terusik sepertinya anak kedua mereka itu sangat kelelahan.
"Bunda kan udah bilang jangan ikut les renang lagi "risa mengecup tangan kecil itu berkali-kali.naren hanya mengeluh betapa sakitnya tubuhnya seakan baru saja di lempar dari atas tebing.
Sekitar 5 menit berlalu nata baru datang ,ia segera menangi naren, hampir 5 tahun nata menjadi dokter pribadi untuk keluarga Lucio.
"naren,kata dokter juga jangan banyak kegiatan lagi .besok izin sekolah ya jadwal nya kamu cuci darah " ucap nata setelah menusukan jarum suntik di lengan nya.
"naren cape ke rumah sakit mulu"gumam tak jelas karna menahan kantuk .
"pasien kesayangan saya ini pasti kuat , cuma beberapa bulan lagi oke?jadi harus semangat "nata mengusap rambut nya.obat itu sepertinya cepat bereaksi membuat si bungsu terlelap tidur .
"nggak sekarang aja Nat ?"tanya Risa yang tadi duduk di sofa saat nata mulai menangani anaknya.
"tidak usah,besok pagi saja .ya udah ya Risa ,Alan saya pamit pulang ." Pria itu menatap alat-alatnya, supir Alan kembali mengantar pria itu pulang.
"Aku gak tega kalo liat dia kesakitan lebih lama lagi mas ." Risa menghela nafas menatap suami nya yang duduk di kursi,tangan nya mengusap Surai rambut naren.
"Kata nata kan lebih baik tahun ini dari pada nanti lebih parah , kamu udah dapet orang yang mau jadi pendonor?"
"Sebenernya banyak"sahut Alan,saat ini di ruangan itu hanya ada mereka ber-empat,si kembar yang tertidur dan pasangan suami istri yang sibuk berbincang.
"Tapi golongan darah naren termasuk langka,aku susah nyarinya .bahkan beberapa bawahan aku jua ikut bantu , aku juga banyak nanya pada beberapa rekan kerja ku .banyak yang bilang susah cari pendonor yang cocok "
"Keluarga kita kan ada ,nata bilang punya sky cocok sama naren, mas sky masih bisa hidup sehat nanti ,kalau naren di nanti-nanti aku takut malah makin parah"
"Iya Risa saya ngerti,tapi kita tunggu sebentar ,umurnya belum genap 18 tahun .saya gak mau ambil resiko kalo dia kenapa-kenapa,kamu mungkin sayang banget sama naren.tapi keluarga saya juga sangat menyayangi anak sulung kita .jadi kasih saya waktu sebentar ,kita juga belum bicara sama dia kan?"
"terserah kamu ,aku gak mau ya kalo kamu nyesel nanti"
"Iya Risa,saya gak mungkin biarin anak kita kesakitan lebih lama"alan mengecup singkat dahi Risa ,ia izin keluar dari kamar itu , membiarkan istrinya menemani si kembar malam ini.setelah pintu itu di tutup rapat-rapat dari luar oleh sang suami ,Risa menutup wajahnya dengan telapak tangan ,terisak kecil.
wanita cantik itu mengecup pipi naren beberapa kali,ia sangat takut kehilangan si bungsu ,bagi nya naren dan kaeran adalah harta paling berharga, membayangkan betapa senangnya dulu saat ia mengandung si kembar , membesarkan si kembar , dan memberikan seluruh cintanya pada si kembar .saat risa memiliki naren dan kaeran ia sudah benar-benar siap menjadi seorang ibu.
Meskipun begitu Risa juga menyayangi si sulung, setidaknya sebelum ia tau anak nya mengidap gangguan mental , yang membuat sky terkadang tidak bisa mengontrol dirinya sendiri,bahkan dulu sky tidak bisa berbicara normal , anak itu selalu melakukan hal yang membuat Risa marah ,itu salah satu alasan kenapa mereka tidak memasukan sky sekolah di tempat umum ,tidak juga membiarkan anaknya mengenal dunia luar ataupun di kenal dunia luar, hanya naren dan kaeran yang banyak di kenal oleh rekan bisnis ataupun keluarga besar Risa dan Alan.
tentu Risa sangat terpukul saat mengetahui si bungsu mengidap penyakit cukup berbahaya saat berusia 10 tahun dulu , itu membuat kasih sayang Risa semakin besar ,ia bahkan selalu menuruti keinginan naren. Selain itu di antara kedua saudaranya naren yang paling cerdas ,gen kecerdasan mengalir deras pada si bungsu .
"Naren,bunda janji kamu akan selalu sama bunda "wanita itu mengecup dahi sang anak cukup lama ,kemudian ikut berbaring di samping si bungsu.
_
__
Pagi ini keluarga Lucio pergi ke rumah sakit ,di rumah hanya ada ayah dan ibu Risa yang menjaga sky di rumah tentu saja .
diana yang merupakan ibu dari Risa itu duduk di sofa dengan laptop di pangkuan nya ,suami nya sedang bersantai di samping rumah, perhatian nya teralihkan pada cucu pertamanya yang sedang menikmati buah-buahan sembari menonton tv.
"Sky "panggilan itu membuat si sulung menoleh.
"Ya ,kenapa nenek?"tanya nya setelah menelan kunyahan buah nya.
"Kamu sayang adik kamu?"
"tentu"
"Kamu gak mau kan adik kamu sakit ?"
"Of course"
"Kamu mau liat kaeran sedih"
"No"
"Kalau gitu bantu mereka"
"dengan cara apa?"tanyanya penasaran .
"Kalo kamu nurut ,bunda kamu bakal sayang banget sama kamu,ayah kamu juga akan senang ,jadi pikirkan baik-baik" wanita tua itu menjelaskan semuanya tanpa terkecuali, tidak peduli bagaimana perasaan anak itu .
"Kenapa harus aku?aku nggak mau " sergah nya setelah sang nenek menyelesaikan penjelasan nya.
"Kalau gitu kamu tidak sayang keluarga mu?kamu mau bikin Risa nangis tiap hari?bikin kai sedih?keluarga kamu bakal hancur kalau naren gak ada " lanjut diana,sky bungkam yang di katakan nenek nya benar ,ia masih bisa hidup nanti ,tapi membiarkan naren terus kesakitan?itu kejam.
"kami takut kehilangan naren ,kamu harusnya ngerti "
"Iya ,kalian takut naren mati tapi gak takut kehilangan aku?nenek sama semua orang itu sama aja ,nek ini hidup aku ,bukan hidup nenek . memang apa salahnya aku pengen egois untuk hidup aku?aku berhak nolak apapun yang nggak aku suka"remaja itu beranjak dari duduknya,berlari menuju lantai atas rumahnya.
"kamu emang gak ada sopan santun nya sama orang tua!" Ucapan itu masih terdengar menggema saat sky menaiki tangga.
"Kamu pikir ada yang mengharapkan kamu?."
TBC.
Thank u for your support and vote, love u all .
Pembaca yang baik tau cara menghargai karya orang lain , jangan lupa tinggalkan jejak .
![](https://img.wattpad.com/cover/334044059-288-k186556.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
THE LAST CALLA LILY FLOWER [END]
Ficção Adolescenteaku menggenggam tangan nya ,aku memasangkan cincin indah di jari nya kami bercanda akan menikah tapi ternyata aku mengingkari nya. Aku benar-benar tidak bisa menepati janji ku , kehidupan ku berhenti tepat saat angka tujuh itu semakin dekat seakan...