Halooooo☺️☺️☺️
Nggak bosen kan kalian baca cerita ini?
Kalau nggak bosen jangan lupa komen sama votenya heheheh🤭
Happy reading.....
***
"Bisa kerja yang bener nggak sih!!" ucap pelanggan Kafe dengan suara yang sangat kencang hingga menyebabkan semua perhatian mengarah kepadanya.
"Maaf Bu, saya tidak sengaja," ucap Bening.
"Nggak sengaja! Nggak sengaja! Gara-gara kamu baju saya kotor!!" ucapnya lagi.
"Ibu Maaf temen saya tadi nggak lihat kalau ada Ibu," ucap Septi membela Bening.
"Nggak usah ikut campur ya kamu! Urusan saya sama temen kamu!" ucap nya kembali, Bening memegang lengan Septi dan memberi kode untuk menjauh.
"Mana bos kamu saya mau bicara!" ucapnya.
"Sekali lagi saya minta maaf Bu, saya akan ganti rugi," ucap Bening berharap masalah akan selesai.
"Gaji kamu sebulan aja nggak cukup untuk beli baju saya! Sok Sokan mau ganti!" hinanya kepada Bening.
"Duduk di bawah, dan kamu minta maaf ke saya!" ucap Ibu itu.
"Tapi Bu, saya sudah minta maaf kan, kenapa caranya seperti ini," ucap Bening.
"Terserah kamu mau atau tidak, kamu akan saya laporkan ke bos kamu, selain itu saya akan memberikan nilai buruk ke Kafe ini," ucapnya.
Bening terdiam.
Septi yang melihat itu dia sudah hampir menangis, dia mengeluarkan handphonenya dan menelepon Farhan dan juga Edo untuk segera ke Kafe.
"Ayo cepetan!!" ucapnya.
Bening mengepalkan tangannya erat-erat, dia perlahan duduk di bawah dan berlutut.
"Saya minta maaf Bu," ucap Bening.
Ibu itu tersenyum dia berjalan mengambil sebotol minuman yang masih tersisa di meja, dan menumpahkannya di baju Bening, semua yang ada di sana langsung terkejut.
"Saya maafkan," ucapnya, setelah itu berlalu begitu saja meninggalkan Bening.
Septi langsung berjalan ke arah Bening.
"Bening lo nggak papa kan?" tanya Septi tentu saja khawatir dan berusaha membersihkan noda yang ada di baju Bening.
Bening menatap Septi, dia menganggukkan kepalanya lantas berdiri.
"Sekarang sift gue udah habis kan, gue mau pulang dulu Sep," ucap Bening, Septi menganggukkan kepalanya tidak tega.
Bening berjalan kedalam, dan mengganti pakaian kerjanya dengan baju gantinya, setelah itu Bening langsung berpamitan kepada Septi untuk pulang, tidak lama kemudian Farhan dan Edo datang.
"Sep," ucap Edo.
"Gimana?" tanya Farhan.
"Gue nggak tega banget Bening disiram sama minuman, terus dia disuruh minta maaf di bawah kaki pelanggan yang marah-marah," ucap Septi.
"Yang bener lo," ucap Edo tidak menyangka dengan apa yang di katakan Septi, Septi menganggukkan kepalanya.
"Terus sekarang dimana Bening?" tanya Farhan.
"Dia pulang," ucap Septi.
Farhan dan Edo sama sama terdiam, memikirkan bagaimana perasaan Bening saat ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Waktu dan Tenggara
Teen FictionHidup berkecukupan dan bergelimang harta sepertinya sangat menyenangkan bukan? Tapi semua itu seperti tidak berarti untuk Arghi Matteo Tenggara, karena keluarganya yang sangat tidak harmonis. Rumah yang seharusnya menjadi tempat ternyaman untuk pula...