11. Waktu dan Tenggara

1.5K 470 87
                                    

Happy reading.

***

"Bening bangun ada yang nyariin kamu," Fatma mengguncang pelan tubuh Bening, hal itu membuat Bening membuka matanya perlahan.

"Siapa Tante?" tanya Bening dengan suara khas bangun tidur.

"Tenggara anak tetangga Tante," ucap Fatma

Seketika Bening langsung mengubah posisinya menjadi duduk.

"Beneran ada di bawah Tan?" tanya Bening memastikan.

"Iyaa katanya mau ngajak kamu jogging, kok kamu kenal pacar kamu yaa, hayooo ngaku," ucap Fatma menggoda Bening.

Bening menggelengkan kepalanya secepat kilat.

"Yang bener?" tanya Fatma masih belum percaya.

"Beneran Tante, kebetulan aja temenan, kan kampus kita sama," jelas Bening.

"Yaudah siap-siap sana, rambut kamu udah kayak singa tuh," ejek Fatma membuat Bening meringis pelan.

Bening segera beranjak dari tempat tidurnya untuk mencuci wajahnya, sedangkan Fatma dia memilih untuk keluar dari kamar Bening, selesai mencuci wajahnya dan menggosok gigi Bening dengan cepat mencari pakaian di dalam lemari, dan Bening bernapas lega ketika mendapati baju yang cocok untuk dirinya jogging, Bening mengambil bajunya dan secepat kilat dia mengganti pakaiannya.

Selesai dengan itu Bening langsung menyisir rambutnya, tanpa memakai make up Bening langsung saja keluar dari kamarnya tentunya setelah memakai sepatu.

Saat menuruni tangga Bening melihat Tenggara yang berbincang kecil dengan tantenya, pandangan Tenggara teralihkan menatap Bening yang memasang wajah datar sesekali Bening menguap, hal itu membuat Tenggara tertawa pelan.

"Tante," ucap Bening.

"Eh ini anaknya, yaudah Tante tinggal ke dapur yaa," pamit Fatma.

"Iyaa Tante," jawab Tenggara seraya tersenyum tipis.

"Gue kira tadi malem bercanda," ucap Bening.

"Buktinya enggak kan," saut Tenggara.

"Gue masih ngantuk kak mending nggak usah jogging," ujar Bening seraya menguap pelan.

"Masa lo kalah sama gue yang cowok, gue bangun selalu subuh-subuh, dasar pemalas," ejek Tenggara.

"Enak aja, biasanya gue juga subuh-subuh udah bangun," Bening tidak terima dengan ucapan Tenggara.

Tenggara tertawa kecil.

"Ikut ke rumah gue bentar," ujar Tenggara.

Bening menatap Tenggara bingung "Ngapain?" Tanyanya.

"Ambil sepeda buat lo," jawab Tenggara.

"Naik sepeda?" tanya Bening lagi.

"Iyaa, ayo buruan"

Bening menganggukkan kepalanya dia segera mengikuti langkah Tenggara di belakang.

"Kak gue tunggu disini aja ya," ucap Bening.

"Ikut gue masuk Bening, kan sepedanya ada dua,"

"Kak gue disini aja ya ya ya," tolak Bening karena jujur saja Bening canggung jika masuk ke dalam rumah Tenggara.

"Yaudah tunggu sini," jawab Tenggara pada akhirnya.

Bening tersenyum, sedangkan Tenggara segera beranjak dari tempatnya, dan Bening dia hanya diam saja seraya mengayunkan satu kakinya dan bersenandung kecil.

Waktu dan TenggaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang