9. Waktu dan Tenggara

1.6K 530 254
                                    

Happy reading.

****

Tenggara mengambil sebuah buku yang terletak di rak perpustakaan, beberapa menit yang lalu dia baru saja tiba di perpustakaan, setelah mengambil buku yang akan dia baca, Tenggara duduk di salah satu kursi, dan membaca buku itu dengan tenang, tiba-tiba saja seseorang duduk di depan Tenggara.

Tenggara mendongakkan wajahnya, menatap siapa orang itu.

"Pagi," sapanya.

Tenggara tersenyum tipis melihat siapa yang menyapanya.

"Tumben banget nyapa gue duluan," ucap Tenggara.

"Terserah gue lah," ucapnya lagi, hal itu membuat Tenggara tertawa kecil.

"Bening," panggil Tenggara, ya gadis itu adalah Bening.

"Kenapa?" tanya Bening balik.

"Pulang kuliah mau ikut gue?" tanya Tenggara.

"Hah kemana?" tanya Bening seraya mengeluarkan iPad dalam tasnya.

"Jawab dulu mau apa enggak?"

"Gue nggak bisa, sepulang kuliah gue harus kerja, lo tau sendiri kak gue harus kerja," jawab Bening.

Benar juga kata Bening, Tenggara lupa jika Bening memang harus kerja.

"Mau kemana emang?" Bening penasaran Tenggara akan mengajaknya kemana.

"Ada tempat makan baru deket kampus, gue butuh temen," jawab Tenggara.

Bening tampak berpikir.

"Kalau nggak lama gue bisa," ucap Bening, Tenggara seketika langsung tersenyum karena Bening tiba-tiba menyetujui ajakannya.

"Oke nanti gue tunggu di depan gerbang kampus," ucap Tenggara.

Bening menganggukkan kepalanya, tidak lama kemudian Bening fokus pada Ipad-nya, sedangkan Tenggara dia menatap kegiatan Bening yang fokus dengan Ipad-nya itu.

"Desain baju lo bagus."

Bening mendongakkan kepalanya.

"Nggak juga," jawab Bening.

"Di mata gue bagus," saut Tenggara.

"Kalau gitu terimakasih atas pujiannya bapak Tenggara," ucap Bening.

Tenggara tersenyum sangat tipis.

"Kenapa lo milih jurusan Fashion Design?" tanya Tenggara.

"Karena gue suka."

"Sekedar suka?" tanya Tenggara lagi.

"Gue udah cinta banget sama jurusan gue, dan suatu hari nanti gue berharap bisa jadi designer dan tentunya gue bisa punya butik sendiri," Bening bercerita akan keinginannya.

"Gue tunggu," Tenggara berucap seraya tersenyum tipis.

Entah kenapa Bening tiba-tiba tersenyum karena ucapan Tenggara barusan.

"Tenggara," panggil seseorang mengalihkan pandangan Tenggara dan Bening.

"Gue mau ngobrol bentar sama Tenggara, lo bisa minggir nggak," ucapnya menatap Bening, Bening sebenarnya sedikit terkejut dengan gadis itu yang menatapnya seolah tidak suka.

"Oke," jawab Bening seraya berdiri dari tempatnya, tapi tiba-tiba Tenggara mencekal lengan Bening.

"Sorry tapi gue nggak kenal lo," ucap Tenggara datar.

Gadis itu tampak terdiam, tidak lama kemudian dia tersenyum sangat tipis dan berkata.

"Gue Valen yang tadi malem, kalau lo lupa gue ingetin, gue orang yang dijodohin sama lo."

Waktu dan TenggaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang