25. Waktu dan Tenggara

1K 255 141
                                    



Happy reading

***

Beberapa hari ini Bening tidak fokus dengan kuliahnya, dia sibuk memikirkan bagaimana cara melunasi hutang orangtuanya yang bernilai cukup tinggi bagi dirinya, dan tentu saja Bening tidak cukup jika harus kerja di Kafe saja.

"Lo kenapa sih dari kemarin ngelamun terus," ucap Alika yang menyadari beberapa hari ini jika Bening selalu tidak fokus.

"Gue banyak pikiran," ucap Bening seraya menghela napasnya pelan.

"Gara-gara kak Tenggara?" tanya Alika , Bening menggelengkan kepalanya pelan.

"Gue kayaknya butuh kerjaan tambahan,"

"Lo butuh duit lebih?" tanya Alika.

"Hmm,"

"Butuh berapa gue pinjemin, kerja di Kafe aja udah bikin lo capek masa mau nambah kerjaan lagi, gue pinjemin aja," ujar Alika mengetahui, karena biasanya Bening selalu mengeluh pada Alika.

"Gue butuh banyak Al, nggak mungkin gue minjem sama lo," jelas Bening.

"Berapa banyak?" tanya Alika.

"Sepuluh juta," jawab Bening.

Alika diam, lantas dia menatap Bening.

"Gue ada, gue pinjemin,"

Bening terkejut karena ucapan Alika.

"Nggak Al yakali, gue butuh tambahan kerja aja deh, gue nggak mau minjem," tolak Bening, seakrab-akrabnya dia dengan Alika, Bening juga sungkan jika harus merepotkan dalam hal seperti ini, maka dari itu Bening menolak bantuan Alika.

"Lo butuh uang segitu buat apa Bening?" tanya Alika.

"Ada masalah di rumah, Ayah gue dipecat dari kerjaannya, sedangkan ada hutang bank yang harus di bayar," jelas Bening.

Alika menghela napasnya sangat pelan.

"Pinjem gue aja, kapan-kapan balikinnya, gue nggak masalah," paksa Alika lagi.

Bening menggelengkan kepalanya.

"Makasih Al, tapi gue beneran nggak mau," tolak Bening.

Alika menghela napasnya lagi.

"Lo mau kerja jadi guru les privat nggak, gajinya lumayan dua juta setengah perbulan,"

"Beneran? Gue mau banget," ucap Bening semangat.

"Ini ada kenalan Mama gue, katanya lagi nyari guru les private buat anaknya yang kelas dua SMA, dia cowok lo mau?" tanya Alika.

"Gue nggak masalah asalkan gue bisa cepet dapet uang," jawab Bening.

"Oke nanti gue kabarin ya,"

"Al makasih banyak ya udah bantuin gue," ucap Bening tulus.

Alika tersenyum dia merentangkan tangannya, sedangkan Bening langsung memeluk Alika.

"Sama-sama, lo kan temen gue,"

••••

Bening tersenyum saat melihat Tenggara yang tengah duduk seorang diri di taman kampus, karena hal itu Bening diam-diam menghampiri Tenggara.

"Hayo mikirin apa?" tanya Bening seraya memegang kedua pipi Tenggara dari arah belakang.

Bening segera duduk di samping Tenggara, Tenggara hanya tersenyum tipis ke arah Bening, karena respon Tenggara yang seperti itu Bening sedikit bingung.

Waktu dan TenggaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang