8. Waktu dan Tenggara

1.6K 513 48
                                    


Happy reading...

***

"Makasih kak udah di antar," ujar Bening, keduanya baru saja tiba di rumah Bening.

"Hmm sama sama," jawab Tenggara.

"Bening kamu udah pulang?"

"Eh ada temen kamu," ujar Bunda Bening menatap Tenggara.

"Bunda," Bening mengalihkan pandangannya menatap Bundanya yang baru saja keluar dari rumah itu.

"Halo Tante," sapa Tenggara seraya menyalami tangan Bunda Bening, Bunda Bening tersenyum menatap Tenggara.

"Temen Bening? Atau Pacar?"

"Temen Bundaa bukan pacar," ujar Bening secepat kilat.

"Kirain pacar kamu," goda Bunda Bening seraya tertawa pelan.

"Temen kok Tan," Tenggara menjelaskannya seraya tersenyum pelan, dia melirik Bening yang sedikit memasang ekspresi kaget saat bundanya tadi menanyai Bening.

"Yaudah ayo ikut tante kedalam kita makan bareng kebetulan Tante baru selesai masuk,"

Seketika Bening memelotkan matanya.

"Bun temen aku mau pulang, iya kan kak?" Bening memberikan kode kepada Tenggara untuk menolak ajakan Bundanya.

"Nggak," jawab Tenggara, seketika Bening langsung mencubit lengan Tenggara, Tenggara menatap Bening dan menunjukkan ekspresi kesakitan.

Bunda Bening yang mengetahui itu lantas berucap" Bening jangan gitu," tuturnya.

Tenggara menahan tawanya karena hal itu.

"Ayo masuk dulu, kalau Bening nggak bolehin kamu jangan dengerin," ucap Bunda Bening.

"Hahhaha iya tente, makasih," saut Tenggara seraya mengikuti Bunda Bening kedalam rumah, sebelum masuk kedalam rumah Tenggara mengedipkan satu matanya kepada Bening, Bening menatap Tenggara kesal.

"Kalau nggak gini bukan Tenggara namanya," gerutu Bening seraya menyusul Bunda dan Tenggara ke dalam.

••••

Bening pergi ke kamar untuk mengganti pakaiannya dengan pakaian santai, setelah itu dia pergi ke meja makan kecil di dapur, dan disana sudah ada Ayah, Bundanya, dan Tenggara.

"Udah akrab aja Ayah sama temen Bening," cetus Bening saat tiba di meja makan.

"Lho ya harus akrab dong sama temen Bening, iya nggak nak Gara," ucap Ayah Bening.

"Bener tuh om, ngomong-ngomong anak om nyeremin." Tenggara berbicara seraya menatap Bening yang sudah memelotinya.

Ayah Bening langsung tertawa ketika mendengar aduan dari Tenggara, begitu juga dengan Bunda Bening.

"Kalau gue serem lo ngeselin kak," Bening tidak mau kalah dengan Tenggara.

"Ssstt udah-udah sekarang makan dulu," sela Bunda Bening.

Bening langsung diam.

"Tenggara maaf ya, karena makannya sederhana," ucap Bunda Bening.

"Jangan minta maaf Tan, aku nggak apa-apa kok, ini udah cukup banget," Tenggara berucap.

Hal itu membuat Ayah Bening dan Bunda Bening tersenyum tipis.

"Sini-sini Tante ambilkan makannya," ucap Bunda Bening mengambilkan makanan untuk Tenggara, sedang Tenggara diam-diam tersenyum tipis, dia seolah merasakan kasih sayang seorang ibu yang sangat tulus.

Waktu dan TenggaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang