Happy reading
***
Tiga bulan kemudian.
Hari berlalu begitu cepatnya, hubungan Bening dan Tenggara masih tetap hanya sebatas teman, karena selama ini Bening berusaha menahan perasaannya agar tidak melangkah lebih jauh bersama Tenggara, hari-hari mereka lalui seperti biasanya tidak ada yang berubah, tapi sejujurnya Bening merasakan perasaan yang tidak biasa untuk Tenggara, Bening mengakui jika dia menyukai Tenggara.
Tenggara sempat menyatakan kembali tentang perasaannya kepada Bening, dan Bening tetap menolak dan kalian tau saat menolak Tenggara untuk kedua kalinya rasanya benar-benar sakit, hati Bening untuk Tenggara tapi dirinya harus menahan diri karena Bening tau dirinya tidak pantas untuk Tenggara.
"Mikirin apa? Serius banget?" tanya Tenggara yang baru saja kembali dari mengambil minuman, keduanya saat ini berada di dalam studio Aspire, beberapa menit yang lalu anak Aspire memang berada di studio, tapi saat ini mereka sudah pulang semua, hanya tersisa Tenggara saja dan Bening.
Bening menatap Tenggara, dia menggelengkan kepalanya pelan.
"Nggak mikirin apa-apa kak," jawab Bening tentu saja bohong.
Tenggara membuka botol minuman miliknya dan menyerahkannya kepada Bening.
"Makasih kak," jawab Bening.
Bening hanya melihat botol minuman yang ada di tangannya tanpa berniat untuk meminumnya.
"Diminum Bening jangan diliatin aja," ujar Tenggara.
Bening menatap Tenggara.
"Kak menurut lo kalau sekali aja gue egois boleh nggak?" tanya Bening terdengar serius.
"Kalau itu baik buat lo nggak apa-apa," jawab Tenggara.
Bening diam, apakah artinya dirinya boleh untuk bersama dengan Tenggara sekarang.
"Kenapa? Berat banget kayaknya?" tanya Tenggara lembut.
Bening tersenyum sangat tipis.
"Gue kepikiran terus tau kak," ujar Bening tiba-tiba.
"Kepikiran apa?" tanya Tenggara.
"Kuliah gue," jawab Bening.
"Gue bohong" gumam Bening dalam hati.
Tenggara tersenyum tipis dia mengacak rambut Bening.
"Jangan terlalu dipikirin nanti stres rambut lo bisa botak," ucap Tenggara.
Bening tertawa karena candaan Tenggara barusan, tidak lama kemudian tidak ada pembicaraan di antara keduanya, Bening sibuk dengan pikirannya sendiri.
"Kak," panggil Bening pelan.
"Iyaa?" tanya Tenggara.
"Lo masih suka sama gue kak?" Tanya Bening memberanikan diri.
"Kenapa nanya itu?" Tanya Tenggara balik seraya menatap ke arah Bening, Bening lantas menggelengkan kepalanya cepat, tiba-tiba saja dirinya ragu.
"Gue jawab pertanyaan lo tapi kasih tau gue alasan nanya hal ini ke gue," ucap Tenggara membuat Bening terdiam.
"Oke," jawab Bening pada akhirnya meskipun sebenarnya dia sangat ragu dengan ucapannya, hal itu membuat Tenggara tersenyum tipis.
"Iya gue masih suka sama lo." ucap Tenggara sontak membuat jantung Bening berdetak begitu cepatnya.
"Jadi bisa kasih tau gue sekarang alasan lo nanya itu?" tanya Tenggara seketika hal itu membuat Bening gelagapan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Waktu dan Tenggara
JugendliteraturHidup berkecukupan dan bergelimang harta sepertinya sangat menyenangkan bukan? Tapi semua itu seperti tidak berarti untuk Arghi Matteo Tenggara, karena keluarganya yang sangat tidak harmonis. Rumah yang seharusnya menjadi tempat ternyaman untuk pula...