10. Waktu dan Tenggara

1.4K 511 55
                                    


Haloooo gimana kabarnya? Semoga baik yaaaa☺️☺️☺️

Masih semangat buat baca kan kalian?

Yuk yuk buruan baca

Happy reading

****

Bening menatap jam berwarna hitam yang melingkar dipergelangan tangannya itu telah menunjukkan pukul sepuluh malam, dia baru saja selesai bekerja, hari ini Bening tidak akan pulang ke rumah karena malam ini Bening menginap di rumah adik Bundanya.

Bening sudah siap dengan jaket yang membalut tubuhnya, hawa malam terasa sangat menusuk meskipun Bening sudah menggunakan satu jaket tebal, mungkin karena sekarang sedang turun hujan hawa menjadi dingin, meskipun hujan tidak deras sama sekali, hanya rintik-rintik saja.

Beberapa hari ini Bening selalu naik kendaraan umum, mengingat sepeda motornya kemarin mogok dan harus diperbaiki, tadi Bening di antar Tenggara ke tempat bekerja setelah Tenggara mengajaknya keluar untuk makan itu pun Tenggara memaksa dirinya, dan pada akhirnya Bening hanya pasrah.

Bening menatap handphonenya, beberapa menit yang lalu dia sudah memesan ojek online, tidak lama menunggu ojek yang dia pesan sudah datang, Bening segera beranjak dari tempatnya dan menaiki ojek tersebut.

"Baru pulang bekerja mbak?" tanya bapak ojek online.

"Iya pak baru pulang bekerja," jawab Bening.

"Malem juga ya pulangnya,"

"Iya pak setiap hari saya harus pulang malem, karena harus lembur dan ngejar bonus juga," jawab Bening seraya tersenyum tipis.

"Bapak mampir sebentar ke toko kue ya,"

"Siap mbak,"

Beberapa menit kemudian Bening sudah sampai di depan toko kue, dia segera turun dan membeli beberapa kantong kue untuk tantenya, setelah itu Bening segera melanjutkan perjalanan.

Sekitar dua puluh menitan Bening sudah sampai di rumah tantenya.

"Bapak ini buat keluarga bapak di rumah ya," Bening berucap seraya memberikan satu kantong kue yang tadi di beli.

"Beneran nggak apa-apa mbak?" tanyanya.

"Iyaa bapak nggak apa-apa," jawab Bening.

"Wah makasih yaaa mbak, semoga rezekinya lancar,"

"Aamiin, bapak juga" jawab Bening seraya tersenyum tipis.

Setelah itu Bening memutuskan untuk beranjak dari tempatnya, Bening segera mengetuk pintu rumah tantenya.

Tokk tokk

Baru saja Bening akan mengetuk kembali, pintu rumah sudah di buka.

"Bening akhirnya kamu sampai juga, tante udah nungguin," ucapnya, dia adalah Fatma adik kandung Bunda Bening, yang selama ini sudah membayar biaya kuliah Bening, Fatma sudah menganggap Bening sebagai anaknya sendiri dan dia sangat akrab dengan Bening.

"Maaf ya Tante Bening lama," ucap Bening seraya menyalami tangan Fatma.

"Iya nggak apa-apa, ayo masuk, di rumah nggak ada orang cuma Tante aja, soalnya om kamu lagi keluar kota," ucap Fatma membawa Bening masuk dan mengunci pintu, sedikit cerita Fatma memang belum di karuniai keturunan, karena hal ini dia sangat amat menyayangi Bening.

"Bening bawa kue buat tante," ujar Bening.

"Kamu itu kebiasaan udah Tante bilangin kalau kesini nggak boleh bawa apa-apa," jawab Fatma.

Waktu dan TenggaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang