17. Waktu dan Tenggara

1.1K 380 65
                                    


Happy reading....

Bening menatap Tenggara dengan raut muka yang tidak enak, bukan tanpa sebab, itu karena saat besok Tenggara manggung Bening tidak bisa datang sebab dia ada sift sore sampai malam.

"Kak maaf ya," ujar Bening.

Tenggara tersenyum tipis.

"Iya nggak papa Bening," jawab Tenggara.

"Beneran nggak papa?" Bening memastikan kembali.

"Iyaa," jawab Tenggara sekali lagi dengan senyuman di bibirnya.

Bening diam dia bingung topik apa yang harus dia bahas sekarang dengan Tenggara, karena jujur saja sejak pengakuan perasaan Tenggara kemarin Bening sangat canggung dengan Tenggara.

"Sebagai gantinya lo harus ikut gue sekarang," ucap Tenggara.

"Eh kemana?" tanya Bening.

"Ayo ikut dulu aja," ajak Tenggara seraya mengulurkan tangannya, Bening menatap uluran tangan Tenggara dengan ragu Bening menerima uluran tangan Tenggara.

Tenggara tersenyum saat Bening menerima uluran dari tangannya, Tenggara segera beranjak dari tempatnya bersama dengan Bening.

Tenggara mengambil motornya di parkiran kampus.

"Lo udah nggak ada jadwal kuliah kan?" tanya Tenggara.

Bening menganggukkan kepalanya.

"Ayo naik," suruh Tenggara kepada Bening.

Bening lagi-lagi hanya menuruti perkataan Tenggara dan segera naik ke motor yang di kendarai Tenggara.

Tenggara segera menjalankan motornya meninggalkan parkiran kampus.

Di jalan Bening hanya diam saja dan yang terdengar hanyalah suara deru motor milik Tenggara dan beberapa pengendara lainnya.

Dua puluh menit kemudian keduanya sampai di sebuah pusat perbelanjaan di salah satu kota Jakarta.

Sebenernya Bening penasaran Tenggara ingin mengajaknya untuk apa.

"Kak ada yang mau di beli ya?" tanya Bening.

Tenggara menatap Bening.

"Iya hadiah ulangtahun buat lo," jawab Tenggara, Bening langsung terkejut karena ucapan Tenggara.

"Hadiah ulangtahun gue kak? Gue nggak lagi ulangtahun," jawab Bening.

Tenggara tertawa pelan.

"Iya tau, tapi ulangtahun lo kurang seminggu kan,"

Bening menggaruk tengkuknya yang tidak gatal, memang benar ulangtahunnya masih kurang seminggu.

"Iya sih kak," jawab Bening pada akhirnya.

"Tapi gue nggak mau di beliin hadiah," ucap Bening cepat.

Tenggara tersenyum.

"Harus mau," ujar Tenggara seraya menarik tangan Bening dan segera memasuki pusat perbelanjaan.

"Kak," panggil Bening.

Tenggara menoleh menatap Bening.

"Ini tangannya harus di gandeng ya?" tanya Bening menatap tangannya yang dipegangi Tenggara.

"Iya biar nggak di ambil orang," jawab Tenggara dengan senyuman yang melekat di bibirnya, dan Bening hanya bisa terheran-heran saja dengan apa yang diucapkan Tenggara barusan.

Tenggara mengajak Bening ke salah satu toko pakaian bermerek.

"Kak jangan disini, ini terlalu mahal buat gue," keluh Bening.

Waktu dan TenggaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang