22. Waktu dan Tenggara

987 296 428
                                    


Haloo guysss masih semangat buat baca Waktu dan Tenggara kan?🤩🤩🤩🤩

Absen dulu yukk kalian baca part ini di jam berapa??

Kalau udah langsung baca yaaaa

Enjoy guys!

Happy reading ....

***

Bening akhirnya bisa bernapas dengan lega setelah menyelesaikan tugas kuliah selama beberapa hari ini, dan sekarang dia rencana akan bermalas-malasan, tapi semuanya yang ada dipikirannya itu langsung bubar ketika Bening harus masuk kerja saat ini.

"Emang kayaknya gue nggak boleh males-malesan," gumam Bening seraya memasukkan semua keperluannya untuk bekerja, dia segera berpamitan kepada orangtuanya dan setelah itu langsung berangkat bekerja.

Di perjalanan ke tempat kerja Bening mendapatkan telfon dari Septi, karena hal itu Bening memilih untuk menepi terlebih dahulu.

"Apa sep?" tanya Bening.

"Buruan ke Kafe ada orang yang nyariin lo,"

"Hah siapa emang?"

"Gue nggak tau katanya ada kepentingan sama lo,"

"Bentar lagi gue nyampek,"

Bening segera memasukkan ponselnya ke dalam tas dan melanjutkan perjalanannya kembali, dan dalam perjalanan Bening benar-benar penasaran dengan siapa yang mencarinya itu.

Beberapa menit kemudian Bening sudah sampai di Kafe, dengan cepat Bening memasuki Kafe.

"Bening buruan sini," panggil Septi yang melihat Bening masuk ke Kafe.

"Siapa yang nyari gue?" tanya Bening, Septi menunjuk ke arah salah satu bangku Kafe.

"Itu, lo kenal?" tanya Septi, Bening menolehkan kepalanya seketika dia terdiam ketika mendapati Mama Tenggara yang duduk disana.

"Sep gue kesana bentar," ucap Bening yang di angguki Septi, sejujurnya Bening takut untuk melangkahkan kakinya karena tau bagaimana perlakuan Mama Tenggara saat itu.

"Tante nyari Bening," ucap Bening.

Mama Tenggara meletakkan ponsel yang ada di tangannya, dia menatap Bening dari atas sampai bawah.

"Kamu bisa duduk," ucapnya terdengar angkuh, Bening segera duduk dengan tidak nyaman.

"Maaf Tante, ada keperluan apa Tante nyari Bening?" tanya Bening sesopan mungkin.

Mama Tenggara tersenyum, tangannya tidak berhenti untuk mengetuk-ngetuk meja di depannya.

"Seharusnya kamu tau maksut saya apa ingin menemui kamu," ucapnya.

Bening terdiam sejenak.

"Bening nggak tau Tante," jelas Bening.

"Tolong jauhi anak saya, saya tidak suka," ucap Mama Tenggara.

Bening langsung terdiam, dia mengumpulkan semua keberaniannya untuk menatap Mama Tenggara.

"Maaf Tante tapi saya nggak bisa menuruti perkataan Tante,"

Byurr

Bening langsung memejamkan matanya ketika sebuah air dingin menyapu wajahnya, beruntung disana hanya ada beberapa orang saja.

"Jangan ngelunjak kamu ya!" bentak Mama Tenggara.

Bening mengusap pelan air yang mengenai wajahnya, tiba-tiba saja seseorang datang dan langsung menyodorkan sebuah sapu tangan kepada Bening.

Waktu dan TenggaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang