12. Salju

45 3 1
                                    


Disclaimer! Chapter ini dipenuhi oleh Aganséa.

***

Aire jatuh terlentang ke bawah. Dia mengangkat tangannya ke atas.

"AKU TERBANG!" Aire mengendalikan angin di atas awan.

Orang-orang yang sedang menaiki naga terkejut.

"Keren!" Flo bertepuk tangan kecil.

Aveir terkesima melihat adiknya yang sedang terbang.

"Dek, nanti sampai kerajaan angin ajarin!" Jerit Aveir.

Aire terbang mendekati naga tadi. "Ajarin teleportasi juga!"

Aveir menaruh tangan kanannya di kening sebagai bentuk hormat.

Naga tadi terbang menuju kerajaan laut. Selecia Aedhra sedang berada di kerajaan utama.

**

Sang naga mendarat di pantai. Dari bawah, terlihat para warga kerajaan laut yang sedang menengadah karena baru pertama kali setelah 18 tahun ada naga pergi ke sini.

Para penjaga langsung menjemput tuan putri dan pangeran mereka di pinggir pantai.

Sea mengelus kening naga itu. "Euxa Plow." Dia berterima kasih pada naga menggunakan bahasa laut.

"Kamu tidak mau memberi dia nama?" Flo bertanya.

"Siapa ya?" Sea berpikir sejenak.

Rei mengetuk badan naga itu dengan tangannya. "Keras."

Sea menaikkan alisnya. "Obsidian, keras. Itu nama kamu."

Naga itu pun mengepakkan sayapnya.

"Hati-hati!"

Semua yang di bawah melambaikan tangan pada Obsidian.

Edmund mendatangi mereka. Ia bersama dua penjaga lainnya.

"Tuan putri, yang mulia Triton sudah membaik." Edmund memberi kabar baik pada mereka.

Sea dan Zale langsung tersenyum lebar.

"Dewi Selecia yang membantu?" Tanya Sea.

Edmund memberi jempol. "Tepat sekali."

"Kami turut bahagia. Kalau begitu aku akan pulang terlebih dahulu." Flo berucap.

"Baiklah, silakan kalian beristirahat terlebih dahulu! Kita akan lanjut tiga hari lagi." Tanggap Sea.

"Selanjutnya nanti kita akan ke istana angin, kan?" Aire bertanya.

Zale mengangguk. "Cari tau dulu mengenai kristal angin."

Aveir menoleh ke arah Sea. "Sea, aku juga akan kembali. Terima kasih, ya!"

"Iya. Sama-sama, dan tetap hati-hati." Sea menyahut.

"Dadaa~ Ray!" Aire memberikan lambaian tangan pada Ray.

"Sampai jumpa lagi!" Ray segera memberi senyuman untuk Aire.

Ketiga teman mereka segera berkuda untuk kembali ke kerajaannya masing-masing.

Hagan tak ikut kembali ke kerajaan api. Karena jika ia kembali maka ia akan menambah masalah saja di sana.

Lagipula besok ia harus pergi ke barat daya. Untuk bertemu sang paman dan melakukan sesuatu.

Aéther Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang