22. Brittany

24 2 0
                                    


Kawasan Tengah

Desir angin dingin terlihat menderu dari tangan putih milik seorang wanita. Rambutnya berwarna silver mengkilap. Matanya memancarkan kekuatan yang begitu besar.

"Kemarilah Ivy." Sang wanita memanggil kucing berbulu putih lebat yang mengikutinya.

Wanita itu lantas tersenyum tipis. Ia masih memetik bunga di sekitar Kuil Bulan.

"Lihatlah. Kuil ini sepi sekali. Hari ini minatour ku sepertinya tak mendapatkan musuh. Mereka bosan sekali, Ivy." Sang wanita mengelus bulu halus kucing itu.

"Kemarin kakakku mengirim pesan. Katanya kapan aku kembali? Aduh, dia banyak tanya sekali. Aku akan kembali kalau aku mau. Dia bilang putrinya dalam bahaya."

"Dia pikir aku peduli? Itu putrinya, tanggung jawabnya, bukan tugasku. Kekuatanku terlalu besar untuk diperlihatkan ke dewan-dewan jelek seperti itu. Lebih baik aku di sini, damai sekali. Walaupun kadang ada beberapa tentara Elderians yang iseng bermain dengan para minatour-ku." Wanita itu terus mengomel sedangkan si kucing mendengkur di pahanya.

"Meow." Ucap sang kucing dengan telinga yang bergerak.

"Däkota Brittany." Panggil Triton.

Wanita yang dipanggil namanya itu sontak menoleh dengan raut heran.

"Hebat. Bagaimana kau bisa di sini? Bernegosiasi dengan minatour-ku?" Ujar Brittany.

Triton berbicara dengan tempo cepat, tak ada waktu membahas itu. "Pergilah ke sana sekarang. Kami membutuhkanmu. Mata-mata kepercayaanku sudah melaporkan rencana Para Dewan. Mereka berniat menyerang usai pertandingan ketiga."

Brittany menaikkan alisnya sebelah. Kenapa dia harus kembali sekarang, ada apa?

Triton langsung menjelaskan seluruh rencananya. Dia amat pintar menyusun rencana tanpa diketahui seorang pun di Kerajaan Laut.

Brittany mendengarkan dengan seksama dan langsung memandang telapak tangannya yang berlambang bulan dengan lautan. Kekuatannya adalah sebuah anugerah. Kekuatan Es.

"Kita keluarga, Brittany. Aku tau kau bahagia hidup di sini, tapi apakah kau tidak kesepian? Sejak dulu, aku yang paling tau tentangmu." Mata Triton bercahaya.

Brittany mengambil napas dalam-dalam. Bersiap dengan segala ingatan di masa lalu.

"Aku memang meminta kau menerima sayembara itu, Triton. Aku ingin melihat para dewan yang tamak, menghabisi mereka. Tapi setelah kupikir kembali.. tidakkah itu membuatku terlihat seperti monster, Triton?" Brittany menunggu jawaban kakaknya.

Cahaya di mata Triton meredup. "Kalau begitu kembalilah atas nama keluarga. Keluargamu ada di sana, Bri. Ibu kita juga kesepian."

Brittany spontan mengingat semua kenangan buruk di masa lalu. Ia pernah dihina dan dianggap sebagai kutukan oleh Para Dewan. Bagaimana mungkin Kerajaan Laut memiliki putri yang berkekuatan es?

Brittany juga teringat tangisan ibunya yang memohon-mohon kepada Para Dewan agar Brittany tidak diusir. Semuanya telah berubah menjadi dendam. Tapi Brittany bukan orang yang suka menyimpan dendam.

Bulir air mata Brittany mulai menetes. Bulir itu langsung berubah menjadi es saat jatuh ke bawah.

"Kau mau lihat kekuatanku sekarang, Triton?" Tawar Brittany.

Brittany segera melepas syalnya. Tangannya berputar mengeluarkan kekuatan es. Brittany membangun sebuah tameng es setengah bola yang melindungi kawasan tengah. Orang biasa tak akan mampu mendekati Kawasan Tengah dengan suhu serendah ini.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 19, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Aéther Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang