> Chapter ini memiliki banyak penjelasan tentang elemen aéther <
[* * Aveora * *]
Aveir sedang berjalan di lorong istana. Dia tadi sudah tidur sebentar. Tapi karena merasa lapar, dia memutuskan untuk pergi ke dapur.
Namun Aveir mengedarkan pandangannya ke sebuah ruangan dengan lampu yang masih menyala.
"Flo?" Desis Aveir.
Karena penasaran, langkah Aveir spontan beralih ke ruangan Flo.
Gadis pemilik ruangan tersebut rupanya tengah menulis di sebuah buku dengan lampu menyala di depannya.
Tuk,, tuk,,
Iflora langsung menoleh ke belakang dengan cepat sebab mendengar suara. "Aveir? Ada apa?"
Aveir menggeleng pelan. "Kebetulan lewat. Mau lihat bulan."
Flo jadi bingung. Ruangannya kan tidak terlalu luas, lagipula pemandangan bulan lebih jelas di kamar Aveir.
Langkah Aveir langsung mengarah ke jendela. Ia berdeham.
"Kenapa, sih?" Flo bertanya.
Aveir menaikkan bibirnya. Senyuman tipis tersungging, ia merasa gugup sendiri.
"Aveir bodoh! Kenapa malah masuk ke sini! Laper, kan!" Itu adalah isi hati Aveir yang sebenarnya.
Sedangkan Flo dengan santai masih asyik menggerak-gerakkan penanya di lembaran kertas. Ia juga membaca sebuah buku.
Dengan langkah gontai, Aveir mendekati kursi Flo. Ia menarik sebuah kursi kecil untuk duduk di samping Flo.
Aveir melirik tulisan Flo. "Kau sedang apa?"
"Oh,, belajar. Aku sudah lama tidak belajar, jadi ya begini." Jawab Flo yang masih fokus menulis.
Aveir mendengus malas, bibirnya sedikit mengerucut saat mendengar kata 'belajar'.
Aveir lebih menyukai praktik dibanding membaca. Ia suka kebebasan. Kegiatan di luar, bertemu para warga, bahkan musyawarah bersama para menteri lebih disukai oleh Aveir.
"Kenapa manyun? Tanpa belajar juga kau tidak bisa mempraktikkan." Tutur Flo.
Aveir hanya mendengar perkataan Flo. Sekarang raut wajahnya lebih datar.
"Apa yang kau tulis?" Aveir bertanya, mengajak Flo mengobrol.
Flo akhirnya meletakkan pena-nya untuk menatap Aveir. "Rupanya kita tidak beruntung dalam percintaan."
Aveir menaruh lengannya di kening, kemudian ia mengusap rambutnya. Aveir sudah mengerti arah pembicaraan Flo.
"Lalu?" Sahut Aveir.
"Aku tau aku sudah lama menyukai dia. Tapi aku sadar jika Sea lebih lama mengenalnya." Nada Flo terdengar sendu.
Bola mata Aveir melihat ke arah meja. "Kau benar.. Flo. Jika Sea bahagia, aku juga ikut bahagia."
Flo mengangguk pelan. Sekarang ia kembali fokus menulis lagi.
Sebuah suara mendadak muncul.
"Oh, aku lapar." Kata Aveir sambil tertawa kecil.
Tawa Aveir membuat Flo ikut tertawa juga. Flo jadi memperhatikan Aveir lagi. Iris mata keduanya membulat saat bertatapan satu sama lain.
"Kalau begitu makan dulu." Suruh Flo.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aéther
FantasyTidakkah kalian penasaran jika sebenarnya ada kehidupan lain yang berjalan seiringan dengan dunia kita? Berawal dari pertarungan antara klan api dan klan air demi mendapatkan elemen pencipta. Adanya oknum yang ingin menghidupkan Sang Dewa Kematian...