***
Tuk, tuk. Suara langkah seseorang terdengar menuju ke sebuah ruangan.
Ia adalah Hera. Disusul dengan kedua putrinya sedang merencanakan strategi.
"Hahaha. Tujuh sahabat istimewa katanya." Ratu Hera tertawa jahat.
"Aku sangat membenci perempuan yang bernama Séanne!" Geram Deraza.
"Kau tau, orang-orang dari Klan Air itu sangat mengesalkan." Tambah Devaka.
"Tak apa. Aku akan segera menjadi putri mahkota." Ucap Deraza dengan senyum mengejek. Bangga sekali sepertinya.
Ratu Hera berbalik badan untuk menghadap ke kedua putrinya. "Ya! Kita harus lebih memengaruhi Raja Ignatius agar lebih membenci Pangeran Hagan."
"Ayah Tiri kita sungguh tidak bisa diprediksi." Ujar Devaka.
Hera memandang kedua putri kembarnya intens. "Kalian sudah tujuh tahun di tempat ini. Sejak kalian berumur sepuluh tahun, ibu sudah membawa kalian ke sini."
"Tetapi Hagan tetap putra kesayangannya, bu!" Sentak Dera.
"Lalu!? Kenapa kau tidak berusaha jadi putri kesayangannya?" Ujar Ratu Hera.
"Hagan putra kesayangan karena Ratu Eve yang Agung." Ucap Devaka yang langsung mendapat sorot mata tajam oleh ibunya.
"Berani sekali kau menyebutnya dengan gelar yang Agung, Deva!" Bentak Ratu Hera.
"Astaga, maaf ibu! Semua orang sering menyebut seperti itu.. aku jadi tertular." Elak Devaka.
Hera segera menarik napas panjang, mencoba menenangkan emosinya sendiri. Ia sekarang menyuruh kedua putrinya duduk untuk membahas rencana mereka.
***
Fai sedang membantu Sea dan kawan-kawan membereskan barang bawaan. Mereka akan lanjut berpetualang.
"Ini perjalanan jauh dari Barat ke Tenggara. Berhati-hatilah." Fai mengingatkan.
"Iya kak, lagipula kami naik kereta kuda ajaib. Bisa terbang~" Jawab Flo.
"Ya, tetapi di sana terkenal dengan hutan ilusi. Yang kalian lihat belum tentu nyata." Kata Fai mengingatkan lagi.
"Di sana tempat suku Elder. Mereka sudah lama menghilang." Ujar Aveir.
"Bagaimana kalau masih ada? Kan tidak ada yang tau." Hagan mengangkat kedua bahunya.
"Baiklah, ayo berangkat" Sea melambaikan lengannya, menyuruh mereka masuk ke dalam kereta kuda.
"Nah. Karena berkendara saat malam itu berbahaya. Kita akan memberi perisai." Ucap Ray yang melirik Fai, memberi kode.
Fai langsung mengerti. Ia menggerakkan tangannya ke atas, jemarinya ikut berayun. Sebuah perisai biru langsung menyelimuti kereta kuda milik Sea dan teman-temannya. Inilah sihir perlindungan milik Fai.
**
Di kereta kuda
Kereta kuda milik Kerajaan Bumi sudah terbang. Kereta itu ditarik oleh sekelompok pegasus warna cokelat. Mahal tentunya.
"Hei lihat itu!" Aire menunjuk ke bawah.
"Wah! Banyak jamur Nyx!" mulut Flo terbuka lebar melihat jamur jamur berkilauan di bawah.
"Benar! Mereka bersinar di malam hari." Ujar Sea.
"Sebentar lagi kita sampai ke tenggara." Ucap Rei seraya menguap.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aéther
FantasyTidakkah kalian penasaran jika sebenarnya ada kehidupan lain yang berjalan seiringan dengan dunia kita? Berawal dari pertarungan antara klan api dan klan air demi mendapatkan elemen pencipta. Adanya oknum yang ingin menghidupkan Sang Dewa Kematian...