14. Matahari

33 3 0
                                    


***

Hari ini adalah hari ketiga usai Sea dan kawan-kawan pulang dari Pulau Shirley.

Sesuai perjanjian di awal, mereka bertujuh ( kecuali Zale ) akan pergi ke Timur. Kerajaan angin, tentunya untuk mencari kristal angin.

Kini Hagan dan Sea sedang merapikan keperluan yang harus dibawa ke sana.

"Aire bilang kita akan ke menara yang tinggi sekali." Ucap Sea.

Hagan tetap fokus merapikan isi tasnya. Ia memandang Sea dengan ekor matanya.

"Menara itu bangunan tertinggi di Benua Aletheia." Balas Hagan.

Hagan bisa mengetahui tentang hal-hal seperti itu tentunya dengan membaca.

Hagan berbalik badan menghadap Sea. Rambutnya yang lebih panjang menutupi sebagian mata. Dia selalu memandang Sea dengan tulus disertai senyuman.

"Kamu ikat rambut, ya? Biar tidak tertiup angin." Hagan menyuruh, Sea kemudian menjawab dengan anggukan.

Kejadian kemarin tak membuat mereka menjadi canggung, keduanya malah terlihat semakin dekat.

"Ray sudah ada di Kerajaan Angin. Rei sudah berangkat terlebih dahulu menghampiri Fai." Sea berujar.

Hagan lalu merangkul tas gendongnya. Ia memakai baju warna hitam dengan sepatu yang hitam pula seperti biasa.

Sedangkan Sea memakai gaun putih dengan jubah biru di punggungnya. Tak lupa dengan liontin permata biru yang senantiasa terpasang di leher Sea.

Mereka berdua segera keluar dari Istana Utama.

*

Seorang gadis tengah berlari mengejar Hagan dengan langkah sempoyongan. Senyuman ikut tersungging di bibir gadis itu.

"Hagan!! Hagan!!" Ujar gadis itu mengejar.

Hagan dan Sea saling bertatap sambil memberikan raut heran.

Camilla tersenyum lebar melihat Hagan.

"Maaf ya untuk kejadian kemarin! Aku rindu kamu.. aku mau kita seperti dulu." Camilla memutar-mutar badannya pelan. Kedua tangannya saling menyatu di depan paha.

Hagan tak menjawab dengan spesifik. Ia hanya menjawab 'hm'.

Camilla jadi gugup. Sementara Sea sudah memberi tatapan kesal, tanda ia tak suka dengan Camilla.

"Saya mau pergi." Kata Hagan mencoba tetap halus.

Camilla langsung bergelayut di lengan Hagan. Ini membuat Hagan langsung menghentak lengannya.

Camilla terlempar ke tanah sambil mengaduh.

"Anda gila!?" Bentak Hagan.

Sea menggelengkan kepalanya. Ia tak habis pikir dengan kelakuan Camilla.

Hagan dan Sea mengacuhkan Camilla yang kesakitan akibat jatuh.

Tak menyerah, Camilla bangkit lagi untuk mengejar Hagan.

"Agan!!! Jangan tinggalin aku!" Ujar Camilla.

Aéther Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang