17. Menggoda

125 8 1
                                    

Resa memastikan semua barang, yap bukannya istirahat. Malah menatap ke semua barang pribadinya, sudah sungguhan dipindahkan.

"Tidur!"

Resa berdecak, melepaskan rangkulan Arga.

"Diem! Aku mau di sini!" Arga mengecup pipi Resa. "Denganmu, ayo bobo!"

Arga memanfaatkan situasi, semakin beruntung karena Raza tidak mengganggu. Atau mungkin sudah tidur? Tetapi tidak mungkin, karena ini masih petang.

"Lepas!" Resa geregetan karena dipeluk terus.

Arga semakin mempererat dan sengaja membalik posisi jadi mendekap dari depan, kemudian mendorong Resa hingga berbaring di ranjang dan ditindih olehnya.

"Jangan bunuh diri lagi."

Resa mematung, padahal sudah mencoba melupakan kebodohannya itu. Malah diingatkan lagi.

"Iya."

Arga senang mendengarnya, kini sibuk mengecup berkali-kali bibir mungil Resa.

"Diem!" Resa menampar Arga, terus saja mencium. Seakan tidak ada kerjaan lain, selain mengganggunya terus. "Gimana bisa tidur kalo kau ganggu terus, hah!"

Arga malah tertawa, kembali mengecup ah membungkam Resa, dan menahan pergerakannya.

"Ng! Sesek sialan!" Resa mendorong kasar Arga, agar menyingkir. Kemudian berbalik menyamping. "Diem!"

"Aku cuma mau meluk, sayang." Arga mendekap erat Resa, dan mendusel ke surainya.

Resa pasrah, memilih tidur. Terusik sejenak, ketika merasa elusan lembut di tangannya yang terbalut perban, efek diiris olehnya saat itu.

Arga heran, ketika Resa berbalik menghadapnya. "Kenapa? Aku kan nggak ganggu lagi."

Resa tidak merespon, malah terlelap. Tidak sadar, kelakuannya membuat Arga kebingungan. Sekaligus girang, karena bisa menatap wajah lelaki manisnya.

Bahkan, jarinya mulai tergerak untuk menyentuh setiap lekuk wajah Resa. Putih, bersih, ditambah bulu mata lentik, hidung mancung, dan bibir mungil yang selalu membuatnya candu. Terus disentuh.

"Kau milikku!"

Resa berdeham, itu semakin membuat Arga bingung.

"Hoo, kau nggak tidur ya? Atau sengaja menggoda, hm?" Arga mengecup bibir Resa, merembet ke dagu, jakun, leher jenjang, dan bahu. Tak segan, digigit.

Itu membuat Resa melenguh, dan akhirnya membuka mata. Yap, memang tidak tidur. Karena belum mengantuk.

"Jadi, bener kah?" Arga kembali menindih Resa, mulai menyerang—memberi kecupan sensual, dan tangannya menyelinap untuk memainkan puting, juga meregangkan kedua kaki Resa agar mengangkanginya.

"Ngh! Buru, kalo nggak mau ya udah!"

Arga berdecak kesal, langsung menahan pergerakan Resa dan semakin menyerang, sekaligus melucuti pakaian yang dikenakannya dan Resa juga. Dan ya, Resa kembali digempur habis-habisan oleh Arga.

Sementara Raza? Sudah terlelap sungguhan, tanpa harus mengempeng.

Resa kini berbaring telungkup, penuh peluh, juga pegal di pinggang, dan nyeri bagian bawah.

"Kau mulai binal—eh?" Arga tidak menyangka, tetapi girang sih karena diberi jatah tanpa dipaksa.

Resa berdecak. "Berisik!"

Arga terkekeh, tangannya kini asik meremas bokong sintal Resa. Tak ayal, kembali memasukkan jarinya dan menggerakkannya.

"Ngh! Sialan! Keluarin!" Resa heran, si gila Arga kapan puasnya?

"Nggak! Abisnya kau terlalu menggoda."

Resa melotot ketika ditindih oleh Arga, dan merasakan bagian bawahnya kembali diterobos.

"Ngh! Pelan-pelan! Sialan—gh!"

Ya, Arga kembali menggempur Resa sampai puas.

"Makanya jangan menggoda." Arga kembali iseng, kali ini sudah berhenti.

Resa menggerutu kesal, intinya terus berkomat-kamit. Menyesal karena mendadak meminta, padahal tidak mau!

Sialan!

"Diem!"

Arga terkekeh, kembali mendekap erat Resa. "Ayo bobo." Bahkan, mulai menyisir surai Resa yang lepek karena banjir keringat, efek pergumulan panas.

Tetap saja, Arga tergiur bokong sintal Resa, ditambah ada yang mengalir ke paha dalam Resa. Mengingat, bekas percintaannya belum dibersihkan.

Bisa dikatakan, Arga sengaja menunggu Resa terlelap.

Resa menggeliat dalam tidurnya, efek Arga membersihkan area bokong dan paha dalamnya. Untung saja tidak terbangun.

"Sial! Dia bener-bener menggoda!" Sayangnya, Arga harus mengurungkan niat untuk tidak kebablasan menggempur Resa lagi.

Amaidevil
See ya!

Gila! [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang