18. Big Baby

134 10 1
                                    

Resa mengerjap-ngerjapkan mata sejenak, baru bangun langsung kesal karena posisinya tertimpa oleh Arga. Ditambah, putingnya terus diemut, pastinya semalaman.

"Minggir! Kau berat sialan!"

Arga tidak menggubris, semakin menahan pergerakan Resa. "Nggak mau, kau nggak boleh ke manapun. Harus diem di rumah!" Keposesifannya, semakin menjadi.

"Nanti anakmu liat!" Resa malas menjelaskan, satu hal lagi Raza itu masih bocah jadi pikirannya belum boleh terkontaminasi.

"Dia udah berangkat sendiri." Arga santai sekali berbicara, kembali mendusel di dada Resa.

"Tumben ngebiarin anakmu pergi sendirian hah?" Resa heran, tak segan menampar karena putingnya dicubit oleh Arga.

"Dia sudah paham, maksud dari kekanganku. Lagi juga, ada yang memantaunya."

"Hoo gitu." Resa berusaha mendorong Arga, agar menyingkir darinya.

"Diem sayang, aku mau lendotan!" Arga mendadak persis bocah. Kesal karena Resa terus berontak, seketika tersenyum aneh.

Benar saja.

"Ng! Sialan! Singkirkan tanganmu!" Resa baru sadar, kalau masih dalam kondisi telanjang bulat. Juga, Arga hanya memakai celana selutut sedangkan tubuh atasnya polos.

"Makanya diem sayang, atau mau lagi ya?" Arga semakin usil, bahkan mulai menggerakkan tangannya yang terus menggenggam milik Resa, juga memaksa lelaki manisnya ini untung mengangkang.

Resa mencoba melepaskan diri gagal, karena kakinya ditahan agar tetap diregangkan. "Nggak! Dasar mesum sialan!"

"Makanya diem, udah tidur lagi aja!" Arga kini duduk. Tetapi, tetap menahan kedua kaki Resa.

"Minggir!" Resa kesal, di satu sisi memalukan dengan posisinya.

"Kau indah dan menggoda."

"Sialan! Berenti menyentuh terus!" Resa muak dengan kemesuman Arga yang begitu parah.

"Hehe, oke sayang."

Resa melepaskan diri dari Arga, mulai melangkah ke kamar mandi.

"Saat kau tidur, aku udah bersihin loh." Arga kembali menggoda.

"Berisik!" Resa masuk dan mengunci pintu kamar mandi, karena tidak ingin terjadi lagi. Pastinya, Arga akan memaksa masuk dan mesumnya itu loh! Bikin muak.

Ya, kini berendam dan kembali membersihkan tubuhnya. Sesekali berdesis, efek pegal dan nyeri.

"Sialan! Dasar gila!" Terus saja mengumpat kesal.

Anehnya, bingung sendiri kenapa semalam terkesan mulai duluan?

Masa iya ....

Resa tidak percaya, mulai merasakan hal yang harusnya tidak boleh. Terlebih lagi, ini hubungan sesama jenis. Sangat bertentangan.

"Ah sial!" Resa bingung sendiri.

Melirik sejenak, kemudian bernapas lega karena si mesum gila, sudah lenyap. Resa buru-buru memakai baju, karena Arga itu kan persis jelangkung—

"Sayang kok lama."

Resa melirik datar. "Pergi sono! Bukannya kerja! Jadi bos nggak bener banget!"

"Duh! Mukul aja terus!" Arga sebal, anehnya semakin merangkul. Bahkan, mencegah Resa agar tidak memakai kausnya.

"Lepas!"

"Nggak mau! Aku mau susu, mama!"

"Oy!" Sepertinya tensi darah Resa naik.

Arga kini merangkulnya dari depan, semakin erat, dan mulai mengempeng.

Resa berdesis, sesekali menjambak surai Arga. Pada akhirnya, pasrah bahkan mulai membalas dekapan Arga.

Kini kembali berbaring dan ditindih Arga, terus mengemut sampai terlelap. Resa menatap bosan plafon kamar, sesekali menjambak pelan dan berakhir menyisir surai Arga.

"Ah di mana ponselku?" Resa baru ingat. "Oy!"

Arga hanya berdeham, semakin asik mengemut puting Resa.

"Oy gila!"

"Apa sih sayang?" Arga sebal karena terganggu.

"Mana ponselku?" Resa tahu pasti Arga yang menyimpan, atau sengaja mennyembunyikannya.

"Oh ada, mau ngapain?" Arga bertanya, sembari mengelus bibir mungil Resa.

Resa kikuk sejenak dengan kelakuan Arga. "Y-ya, mana?!"

Arga malah terkekeh, karena berhasil meluluhkan hati Resa. "Mau ngapain dulu? Ayo jujur."

"Menanyakan kabar part time."

Arga terusik. "Kau diem di rumah aja, atau antar jemput Raza."

"Ogah!" Resa bosan, kalau seperti itu.

"Ya udah jadi karyawan lagi," tawar Arga.

"Nggak!" Resa malas.

"Okee, kau boleh part time lagi. Dengan syarat ...."

"Aarrhh berisik! Minggir sana!"

Arga semakin merangkul, kembali mendusel di dada Resa. "Kau harus jujur sayang."

Resa berdecak kesal. "Jujur apa lagi hah?" Pusing meladeni kelakuan Arga.

"Jadi, kau menerimaku apa nggak?" Arga sengaja ingin mendengar langsung, meskipun yakin kalau lelaki manisnya ini sudah membalas.

Hanya saja, terlalu tsundere dan emosian.

"Nggak!"

"Ah oke sayang, kau milikku!" Arga tahu penolakan arti dari penerimaan.

Resa tidak menggubris, lelah dengan Arga.

"Sayang, elus lagi dong." Arga sungguhan ingin melendot seharian.

Resa ogah-ogahan melakukannya, tetapi akhirnya melakukan dengan tulus. "Diem!"

Arga girang, semakin merangkul dan melesak, untuk mengemut puting Resa lagi. Benar-benar mendadak jadi bayi besar.

"Gila, mesum, bikin emosi aja terus," gerutu Resa, kini berhasil berganti posisi menjadi menyamping. Bukan berarti bisa lepas dari Arga. Anehnya, tangannya, kembali tergerak untuk mengusap sesekali menyisir surai Arga.

Amaidevil
See ya!

Gila! [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang