6

7.4K 787 4
                                    

Seth beberapa kali memainkan bolpoinnya, tangannya yang lain sibuk membuka lembaran kertas yang entah apa isinya. Dia cukup bingung dengan pernyataan Joseph.

"Kenapa terlihat gelisah begitu?" Seseorang datang ke ruangannya, membawa sekotak mochi. Ia kemudian duduk di kursi seberang meja kerja Seth.

"Ah kak Christ, aku sedikit bingung dengan kasus ini. Seorang omega resesive tiba-tiba heat karena feromon alpha tingkat satu. Bagaimana menurutmu?" Tanya Seth.

"Aku tidak terlalu paham karena aku tidak bekerja di bidang ini. Kamu tau kan aku dokter bedah. Jadi ya, aku akan menjawab seadanya. Kemungkinan bisa karena alpha tersebut tingkat satu. Secara feromon mereka lebih kuat dari pada dominan lainnya" Jawaban Christ cukup masuk akal. Namun yang sulit disini bukan itu.

"Tapi kak, alpha itu juga mencium aroma omega tersebut. Dia juga bilang kalau hanya dengan aromanya saja bisa membuatnya rut. Apa masuk akal jika seorang omega resesive memilki feromon kuat?" Seth menjelaskan kembali. Terlihat Christ juga berpikir dengan keras.

Karena hampir mustahil jika omega resesive memiliki feromon yang kuat. "Beristirahatlah dulu, aku membawakanmu sesuatu" Tawar Christ. Ia tau kalau kekasihnya itu pekerja keras, ia tidak akan istirahat selama pekerjaannya belum selesai.

Seth menghela nafas. Tangannya mengambil satu buah mochi dan memakannya dengan perlahan. "Jika boleh tau, siapa mereka?" Tanya Christ.

Seth menyodorkan kertas data keduanya. Sejenak Christ terdiam. Bibirnya terkatup rapat. "Ada apa kak?"

"Jey... Dia adikku. Dia omega resesive?"

"Kak Christ tidak pernah bilang soal ini, dia pasienku. Hasil lab mengatakan kalau dia omega resesive. Aku pikir dia sudah memberitahumu" Christ merogoh sakunya, mengambil ponsel dan mencoba menghubungi Jey.

Namun panggilan itu tak terjawab.

.

.

.

.

.

Cley merasa heran dengan jam kerja Jey. "Tidak biasanya anak itu pulang terlambat" Ia berinisiatif menjemput Jey karena ponselnya tidak dapat di hubungi.

"Maaf restorannya sudah tutup" Kata pelayan kasir disana. "Ah aku sedang mencari temanku, dia bekerja disini. Seharusnya dia sudah pulang satu jam yang lalu. Namanya Jey" Jelas Cley.

"Tunggu sebentar" Pelayan itu pergi kebelakang, tak lama ia kembali sendirian. "Jey tidak ada, mungkin sudah pulang—" Belum selesai ia bicara  Jackson keluar dengan panik.

"Jey hilang! Tadi aku menyuruhnya membuang sampah. Tapi aku baru sadar dia belum kembali" Jelasnya. Itu membuat karyawan lain yang masih disana terkejut termasuk Cleyton.

"Apa?! Ini sudah satu jam yang lalu, dan kamu baru sadar?" Kata Cley sedikit kesal. "Maafkan aku, aku terlalu sibuk membuat laporan bahan dapur"

Cley keluar restoran, ia mencari Jey di sepanjang jalan. Bahkan setiap gang kecil ia lewati. "Astaga Jey kamu dimana?"

Cley hampir putus asa. Jam sudah menunjukkan pukul 10 malam. Semakin larut akan semakin berbahaya juga bila dia mencari sendirian.

Ia merogoh sakunya, menghubungi seseorang. Ia sangat cemas sampai kuku jempolnya habis ia gigit. "Kak, tolong aku"

.

.

.

.

.

Minimal vote, biar ga sider2 amat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Minimal vote, biar ga sider2 amat. Tinggal teken bintang, kagak susah, kagak bayar juga. Belajar apreasi orang lain.

OMEGAVERSE - HYUNLIXTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang