Beberapa menit yang lalu setelah acara makan malam di rumah keluarga Joseph.
"Kalian menginap saja, ini sudah malam" Pinta ibu Joseph. Jey hanya tersenyum dan berkata "kalau itu biar Joseph yang memutuskan"
"Ya sudah, omong-omong kemana perginya anak itu?" Ibu Joseph celingukan mencari anaknya. Sedangkan yang di cari saat ini berada di kolam belakang rumah. Sedang berbicara dengan ayahnya.
"Aku tidak tahu kamu dapat darimana anak itu, hanya saja jangan ceroboh. Entah kamu sedang jujur atau tidak, jangan mempermainkan perasaan orang lain. Apalagi kamu sudah berani memberinya tanda. Jangan lakukan lebih dari ini sebelum kamu mengikatnya"
"Iya ayah. Kapan ayah akan berhenti merokok? Ayah sudah cukup tua untuk itu. Perhatikan kesehatan ayah"
"Jangan mengalihkan pembicaraan. Ingat kata-kataku tadi. Seorang Alpha sejati tidak akan mempermainkan pasangannya" Ayah Joseph menepuk bahu anaknya dan merematnya sebentar. Kemudian pria paruh baya itu kembali masuk ke dalam.
Joseph menatap pantulan dirinya di kolam. Hanya diam tidak memikirkan apapun. Sampai ponselnya berbunyi menunjukkan nama Demian disana.
Joseph mengangkat panggilan tersebut, raut wajahnya berubah tegang. Ia mendapat kabar bahwa Demian menemukan seseorang yang tergeletak di pinggir jalan yang tak lain adik Jey.
Joseph lalu bergegas mencari Jey dan menarik pemuda itu untuk segera pergi ke rumah sakit.
Di perjalanan Jey sesekali melihat Joseph yang sedang mengemudi. Dia terlihat tenang dari luar tapi tidak dengan caranya menyetir.
"Ini bukan jalan ke rumah" Kata Jey. "Kita akan pergi ke rumah sakit" Jey semakin mengernyitkan dahinya.
Saat sampai disana baru lah Jey sadar siapa yang di rawat. "Noah?" Christ yang juga sedang berada disana menjelaskan kronologinya pada Jey. Sedangkan Joseph langsung menemui Demian untuk laporan lain.
"Kondisinya tidak parah, hanya saja lukanya hampir di seluruh tubuh. Orang itu yang menemukan Noah di jalan. Dia bilang, Noah sudah tergeletak tidak sadarkan diri" Christ menunjuk ke arah Demian, di susul dengan Jey yang menatap dua orang di sisi seberang sedang berbicara serius.
"Ada apa ini?" Batinnya. "Ibu akan segera kesini, aku harus kembali bertugas" Christ menepuk bahu Jey dan pergi.
"Jey, kemari sebentar" Panggil Joseph. Demian sudah tidak ada disana. Kini hanya tersisa mereka berdua di koridor rumah sakit.
"Aku akan mengatakannya dari awal" Joseph diam sebentar menunggu reaksi Jey. "Ayahmu yang menyebabkan ini semua. Di mulai dari adikmu yang di paksa untuk bermain film dewasa di suatu perusahaan film" Joseph memberikan berkas-berkas bukti kepada Jey.
"Kita tidak bisa melaporkan perusahaan ini karena mereka berdiri dengan legal. Yang menjadi kesalahan disini adalah ayahmu mempekerjakan anak yang baru berusia 17 tahun untuk film seperti itu" Lanjut Joseph.
"Lalu ini adalah bukti cctv jalan saat adikmu melompat dari mobil, dan ayahmu melarikan diri meninggalkan adikmu di jalan"
"Ibu dan kakakmu belum mengetahui hal ini. Tapi ayahmu akan segera menjadi buronan" Jey terdiam, dia bingung harus bereaksi seperti apa dan berakhir hanya bisa menangis.
"Sebenarnya apa salah kami pada ayah. Tidak cukupkah jika itu hanya aku? Kenapa Noah juga ikut di perlakukan seperti ini" Jey terlihat sangat frustasi, itu terlihat saat pemuda itu meremat rambutnya sambil menangis.
"Dan ada hal lain, Jey" Jey menatap Joseph. Menunggu pria itu melanjutkan pembicaraan.
"Kakakmu juga akan terseret kasus penggunaan obat ilegal" Jey menegakkan punggungnya.
"Apa itu obat yang di berikan padaku dulu?" Joseph mengangguk. Bahu Jey terkulai lemas. Ada apa dengan keluarganya?
Jey mengira selama ini ayahnya membenci Jey karena ia adalah seorang resesive. Tapi situasi berbanding balik. Ayahnya menyebabkan banyak masalah, dan belum lagi kakaknya yang akan terkena kasus.
"Aku akan berusaha membereskan hal ini. Untuk kakakmu, mungkin jika kamu memberikan pengakuan itu akan meringankan"
"Kenapa kasusnya baru ada sekarang? Apa ayahku juga terlibat?" Tanya Jey. Joseph tidak mengatakan apapun lagi, pria itu hanya menghela nafas. Jey bisa menyimpulkan bahwa ayahnya juga terlibat.
Jey terus menatap Joseph dengan mata harap-harap cemas. "Berhenti menatapku seperti itu. Masuklah ke dalam, jenguk adikmu. Ibumu akan segera datang. Aku harus pergi untuk mengurus hal lain" Joseph beranjak dari duduknya dan pergi meninggalkan Jey.
Jeyyano memasuki ruangan dimana adiknya sedang beristirahat. Melihat lukanya yang jelas seperti ini, membuat hati Jey mencelos. Andai dia bisa melindungi adiknya ketimbang menuruti ketakutannya dan pergi dari rumah. Apa hal-hal seperti ini akan terjadi?
Hi, komen duls dong
KAMU SEDANG MEMBACA
OMEGAVERSE - HYUNLIX
FanfictionJeyyano tidak pernah tau bahwa feromon omeganya yang selama ini bersembunyi akan bangkit hanya dengan satu alpha. pairing: - Felix straykids - Hyunjin straykids - Other member straykids - Mpreg