Tap bintang dulu baru lanjut baca
———————————— — — – ."Demian, tolong perbaiki bagian ini. Itu masih sulit dibaca. Juga suruh Agra untuk siapkan keperluan meeting. Aku akan berganti pakaian sebentar" Perintah Joseph.
Ia baru saja kembali dari pertemuan di luar. Jadwalnya cukup sibuk hari ini. Ya, itu karena ada banyak project kerja sama mendekati hari jadi perusahaan. Joseph harus melakukan yang terbaik untuk itu.
Sesekali ayahnya datang untuk memberi nasihat atau masukan apa yang perlu ia lakukan. Padahal ayahnya juga sedang repot mengurus perusahaan yang lain.
Saat setelah selesai berganti baju, ia membawa bahan project untuk meetingnya, Joseph harus mengeceknya sekali lagi.
Ponsel yang ia pegang bergetar dan menampilkan notifikasi darurat. Joseph berhenti sejenak dan membukanya. Itu adalah sinyal alarm dari cctv ruang kerjanya.
Dengan dahi berkerut ia melihat layar ponsel "DEMIAN!" Joseph mendobrak pintu ruang sekertaris milik Demian. Joseph datang dengan langkah besar dan mencengkram baju sekertarisnya itu. "Suruh para penjaga rumah untuk menangkap wanita itu" Joseph menunjukkan rekaman cctv pada Demian.
Demian kemudian melakukan apa yang di perintahkan padanya. Joseph menghubungi Agra untuk membatalkan jadwal hari ini dan menjadwalkan ulang untuk dua hari kedepan.
Citra perusahaan memang sangat penting, tapi nyawa orang lain saat ini sedang terancam di rumahnya.
.
.
.
.
.
.
Jey terus berusaha menghindar dari wanita itu. Lengannya yang terluka kini semakin melebar karena dia terus bergerak.
Buku, dokumen dan segala macamnya telah berserakan di lantai, juga darahnya yang menetes kemana-mana. Saat Jey masih sibuk menghindar ia tidak sengaja menekan tombol darurat cctv yang letaknya ada di meja kerja Joseph.
Jey lengah beberapa saat karena merasa nyeri pada lukanya. Tiba-tiba benda panjang dan keras menghantam kepala Jey.
Darah segar mengalir turun membasahi wajahnya yang pucat. Abriana tertawa dengan keras. Jey menunduk, ia merasa tubuhnya bereaksi berbeda. Desiran darahnya meningkat, suhu tubuhnya menghangat.
"Hey" Panggil Jey. Abriana berhenti tertawa dan menyodorkan pisau yang berhasil ia ambil kembali.
Jey menatap Abriana dan berjalan menghampiri wanita itu "apa kamu tau? Bahwa tuanmu itu tetap akan memilihku sekalipun kamu berhasil membunuhku" Sadar atau tidak dengan ucapannya, namun nada bicara Jey terdengar dingin. Feromon Jey bahkan tersebar dengan kuat. Abriana terduduk dengan nafas tercekat. Ia tercekik karena feromon yang terus di tekan oleh Jey.
Entah sejak kapan buku tebal itu ada di tangannya. Jey menghantam kepala Abriana dengan buku yang ia pegang. Wanita itu memekik kesakitan. "Tidak usah berlebihan, bahkan kepalamu tidak berdarah"
Jey mensejajarkan posisinya dengan Abriana. "Aku sudah tidak peduli lagi denganmu. Kamu seorang wanita atau bukan. Ayo serang aku lagi" Abriana terkejut saat menatap mata Jey. Mata itu menjadi lebih terang dengan darah yang merembes masuk ke dalam.
Dobrakan pintu dari luar membuat Abriana kembali tersadar. Ia harus segera lari dari sini. Namun, Jey telah lebih dulu menjambak rambutnya dan menyeretnya ke depan pintu "lepaskan aku brengsek!!" Abriana meronta, tapi Jey? Ia sedang berada dibawah kendali feromon Joseph. Itu adalah insting pertahanan sang alpha yang diberikan kepada omega melalui feromon yang ia terima.
Pintu terbuka dengan lebar. Para bodyguard langsung menangkap Abriana. Tidak lama Demian datang bersama dengan dokter Seth dan melihat Jey dengan kondisi berdarah. Demian mengerahkan penjaga lain untuk membantu membawa Jey kekamarnya agar segera diobati. Jey tidak sadarkan diri saat setelah Abriana di tangkap. Demian pun segera melaporkan hal ini pada Joseph.
"Sekap dia di rumah barat" Demian pun pergi mengikuti penjaga lain yang membawa Abriana.
Sorry kalo kata/bahasannya berantakan ya.Komen komen rekk
KAMU SEDANG MEMBACA
OMEGAVERSE - HYUNLIX
FanfictionJeyyano tidak pernah tau bahwa feromon omeganya yang selama ini bersembunyi akan bangkit hanya dengan satu alpha. pairing: - Felix straykids - Hyunjin straykids - Other member straykids - Mpreg