21

4.9K 459 13
                                    

Gelap, bau, lembab. Semuanya tergambar dengan jelas. Jey berada di sebuah tempat yang mengerikan. Tiap langkahnya menimbulkan suara nyaring, juga jalanan yang basah menambah perasaan tidak nyaman.

"Dingin sekali. Dimana ini?" Jey terus berjalan mencari celah terang. Bagaimanapun tempat ini bukan hal yang bagus untuk di tinggali lebih lama.

Tolong...

Samar-samar Jey mendengar permintaan tolong. Ternyata ia tidak sendirian disini. Suara itu semakin terdengar jelas. Ia berlari ke arah sumber suara dan melihat sedikit cahaya terang di ujung sana. Jey terus berlari menghampiri. Sampai akhirnya ia menemukan adiknya tengah di permainkan oleh segerombolan pria.

"Noah!" Teriaknya. Tapi seakan ada batasan untuk Jey mendekat. Ia hanya bisa melihat adiknya yang di cumbu oleh beberapa pria sambil menangis.

Jey memukul pembatas yang tak terlihat itu. Melihat wajah adiknya yang memohon untuk di selamatkan, Jey tidak bisa diam. "Apa yang terjadi?!" Seluruh badannya gemetar menyaksikan adiknya yang tersiksa lagi dan lagi.

Tanpa ia sadar seseorang membekapnya dari belakang, menjauhkan Jey dari adiknya dan semuanya berganti gelap

"Kakak!"

"Hahh!" Jey terlonjak dari tidurnya.

"Mimpi buruk" Jey menetralkan nafasnya yang terengah. Jam masih menunjukkan pukul 2 pagi.

Ia bersandar pada kepala ranjang, bahkan tangannya masih gemetar seolah apa yang terjadi di dalam mimpinya adalah nyata.

Jey merasa pinggangnya di peluk. Iya, itu pasti Joseph. Pria itu benar-benar menempel padanya beberapa hari terakhir semenjak siklus heatnya.

Entah ini hanya perasaannya saja atau memang benar jika Joseph terasa lebih lembut dari pada sebelumnya. Pria itu seperti memperlihatkan sisi lain dari dirinya.

Jey mengusap surai legam sang alpha. Hatinya yang terasa tak karuan kini perlahan menjadi tenang. "Kenapa tidak tidur?" Suara itu mengejutkan Jey.

"Mimpi buruk" Jawabnya singkat. "Tidurlah lagi jika sudah merasa tenang" Tanpa melepaskan pelukannya, Joseph kembali tidur saat setelah mengatakan itu.

Matanya masih mengantuk, tapi Jey tidak ingin tidur. Ia takut mimpi itu akan datang lagi. Jam terus berlalu, pada akhirnya Jey tidur dengan posisi terduduk karena berusaha menjaga matanya untuk tetap terbuka.

.

.

.

.

.

"Selamat pagi Jey temanku tersayang!!" Clay datang hari ini. Ia telah menyelesaikan semua tugas kuliahnya dan bersantai. "Aku sangat merindukanmu" Katanya sambil memeluk Jey dan menempelkan pipinya pada pipi Jey dengan gemas.

"Ini masih pagi, kenapa kamu heboh sekali" Jey hanya bisa terkekeh melihat tingkah sahabatnya satu ini.

"Jangan menghalangi pintu" Joseph berdiri di belakang Jey yang membuat keduanya reflek memberi jalan.

"Heheh selamat pagi, bos" Sapa Clay. Joseph hanya meliriknya sebentar dan pergi masuk ke mobil. Ia pergi bekerja hari ini karna siklus heat Jey sudah selesai.

"Ugh dia sangat menyeramkan" Jey tersenyum dan mempersilahkan Clay masuk.

Sangat pas sekali, Joseph kemungkinan pulang larut malam ini karena pekerjaannya yang menumpuk. Dia tidak pergi bekerja selama tiga hari, tentu saja ia harus menyelesaikan semuanya hari ini.

"Ahh! Sofa ini tetap favoritku. Sayangnya aku tidak memilikinya" Clay menyandarkan tubuhnya di sofa. Ia baru menyadari sesuatu. Clay mengendus mencari aroma yang berseliweran di hidung.

Sampai ia menatap Jey "kamu bau feromon" Yang di tuduh hanya diam tidak bisa mengelak. "Feromon Alpha. Ini feromon Joseph kan?" Clay semakin mengintimidasi.

"Jadi kalian sudah sejauh ini" Pria mirip dengan tupai itu kembali menyandarkan tubuhnya. "Aku sangat merinding. Bagaimanapun Joseph tetap menyeramkan untuk jadi pasangan temanku"

"E-eh? Siapa yang pasangan?! Kami tidak seperti itu kok" Elak Jey dengan gelagat salah tingkahnya.

"Kalian sudah tidur bersama apanya yang bukan pasangan?" Clay terus menggoda Jey.

"D-dia hanya membantuku, kemarin aku mengalami heat" Jey menundukkan kepalanya, dia malu.

....

"APA?! KAMU HEAT?!" Heboh Clay. "Ternyata kamu benar-benar sudah menjadi omega normal ya"

"Sudahlah, mau minum apa?" Jey bertanya sambil berjalan menuju dapur. Tapi lagi-lagi ia di kejutkan dengan tingkah temannya. Clay menarik kerah bajunya dari belakang. "Kamu pikir bisa membohongiku dengan ini?" Katanya.

"Membohongi apa? Kamu ini bicara apa?" Tanya Jey, kerah bajunya belum di lepas oleh Clay. "Kamu pasti kekasihnya kan?!"

"Aku sudah bilang di awal, aku tidak memiliki hubungan yang seperti itu dengan Joseph. Kenapa kamu ngotot sekali, sekarang malah menarikku seperti ini" Jey melepas paksa pegangan Clay. Bagaimanapun juga ia perlu penjelasan kenapa temannya ini bersikap seperti tadi.

"Kamu memiliki tanda dari Joseph. Bukankah seharusnya kalian sudah lebih dari hubungan atasan dan bawahan?" Pernyataan sekaligus pertanyaan yang di lontarkan Clay membut Jey reflek memegang tengkuk lehernya.

"A-apa? Tanda"

"Kamu tidak akan bisa melihatnya jika hanya meraba. Hadap sana, biar aku fotokan" Jey hanya menuruti apa yang di lakukan Clay.

Setelah melihat foto tanda itu, Jey ikut mempertanyakan apa hubungannya kini dengan majikannya, dengan pemilik rumah ini. Joseph bukanlah orang yang sembarangan menaruh jejaknya pada orang lain.

"Aku harus mempertanyakan ini saat dia pulang nanti"

























"Aku harus mempertanyakan ini saat dia pulang nanti"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Visualisasi,

*Referensi by pinterest

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

*Referensi by pinterest

Si joseph ngatain bpknya jey serigala padahal msih se kaum.
Late up.

OMEGAVERSE - HYUNLIXTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang