Tap bintang dulu baru lanjut baca
———————————— — — – .Malam hari tepatnya pukul 19.00. Dengan lampu temaram kamar Joseph, di tambah sinar bulan yang masuk melalui jendela dengan gorden yang tertiup angin sepoi.
Joseph terlihat tidur dengan bersandar dan memeluk Jey dengan nyaman. Sedangkan Jey terjaga sambil melihat langit dari balkon yang terbuka, tangannya mengelus surai alpha yang menjadikan bahu Jey sebagai bantal.
Keduanya telanjang tertutup selimut menghempas rasa dingin angin malam.
Istirahat dari aktivitas ranjang mereka yang memakan waktu setengah hari. Jey lelah tentu saja, tapi ia harus menunggu Joseph bangun karena ingin mengatakan sesuatu.Ketukan pintu berasal dari pelayan itu. Ini sudah ketiga kalinya ia menyuruh Joseph turun untuk makan malam. Tapi apa daya tuannya sedang tidur dalam pelukan seorang Jey?
Joseph mengatakan bahwa feromon wanita itu sangat tidak enak. Tapi Jey sendiri merasa sebenarnya tidak ada yang salah dengan feromon wanita itu. Apa Joseph memiliki penolakan terhadap feromon?
Entahlah..
Menit demi menit berlalu, akhirnya pria itu bangun. "Apa energimu sudah terisi?" Tanya Jey. Ia merasa sedikit kebas pada tangannya. "Tubuhku masih sedikit panas, tapi itu sudah lebih baik" Joseph mendudukkan dirinya. Ia kemudian memijit lengan dan bahu Jey perlahan "maaf, pasti kram"
Jey hanya diam memandangi Joseph. Sekali lagi mari ingatkan Jey kalau Joseph terlampau peka "ada sesuatu yang mau dibicarakan?"
Jey menelan ludahnya sebelum mengatakan hal yang mengganjal. "Pertama, kenapa tidak bilang padaku kalau kamu punya asisten baru?"
Joseph terkekeh mendengarnya "kamu tahu? Sekarang kamu terlihat seperti seorang kekasih yang sedang cemburu"
Jey mengedipkan matanya cepat "A-apa? Tidak, aku hanya bertanya kenapa? Maksudku bagaimana kalau aku tiba-tiba kembali seperti ini?"Joseph mengangkat sebelah alisnya "alasanmu tidak terdengar seperti jawaban. Lagi pula, apa iya kamu sudah kembali lagi?"
"Jangan menggodaku, aku sedang serius sekarang" Jey merubah posisinya yang dari tiduran menjadi duduk bersandar kepala kasur dan berhadapan dengan Joseph.
"Aku hanya mempekerjakannya selama tiga bulan, bukankah aku sudah bilang kalau kamu akan kembali setelah perintahku? Kenapa sekarang tiba-tiba ingin kembali? Secepat ini?"
"Sebenarnya aku datang kesini hanya ingin memeriksamu dan rumah sekali. Setelahnya aku akan pulang, tapi ternyata hal tak terduga terjadi" Jey berhenti bicara sesaat, ia kemudian memukul bahu Joseph. "Kamu seharusnya memberitahuku!"
Joseph hanya terkekeh pelan, sekarang, di hadapannya, Jey menunjukkan rasa cemburunya terang-terangan.
"Lalu, yang kedua" Joseph menunggu. "Aku ingin menghapus tanda ini" Senyuman Joseph memudar perlahan, berganti dengan kerutan di dahinya "kenapa?".
"Aku pikir sandiwara kita sudah selesai. Dan juga, orang-orang akan salah paham dengan ini" Joseph menggigit pipi dalamnya. "Lalu kenapa kamu tidak membiarkan orang-orang itu salah paham?"
"Apa maksudmu?"
Belum terjawab oleh Joseph, lagi-lagi ketukan pintu terdengar. Pelayan itu kembali dan melakukan hal yang sama.
"Ambilkan makanan, kamu juga ambil lah dan bawa kekamar. Aku ingin makan disini, hidungku masih sangat sensitif" Joseph bangkit dari ranjang dan masuk ke dalam kamar mandi.
Sedangkan Jey, ia berpakaian dan turun ke bawah untuk mengambil makanan. Di dapur ia di sambut dengan pelayan itu. "Kenapa tuan tidak turun?" Tanya pelayan itu. Mendengar suaranya saja Jey merasa risih.
"Kamu tidak pernah bertemu dengan alpha rut sebelumnya?" Tanya Jey, tangannya sibuk menyiapkan makanan. "Apa yang anda lakukan? Itu tugas saya" Bukannya menjawab, pelayan itu malah berusaha mencegah Jey yang menyiapkan porsi makan untuk Joseph.
"Dengar, aku adalah asistennya sebelum kamu datang kesini. Pekerjaanmu hanya sebagai penggantiku dan itu bersifat sementara. Jadi, jaga sikapmu. Kamu bahkan tidak tau apapun tentang tuanmu" Jey terkekeh sebentar.
"Kamu dengan berani mendekati seorang alpha yang sedang rut sembarangan. Dan bersih keras menyuruhnya turun disaat kondisinya belum seratus persen membaik, di tambah dengan bau feromonmu yang semakin membuat moodnya hancur" Jey sengaja memberi penekanan pada kalimat terakhir yang ia ucapkan.
Jey membawa makanan dengan nampan di tangannya, saat hendak keluar dari dapur pelayan itu berkata "lalu, bagaimana dengan anda? Anda tidur dengan tuan yang sedang rut. Bukankah itu sama murahannya?"
Gigi Jey bergemelatuk saat mendengarnya. 'Murahan' katanya?. Wanita ini baru saja mengatakan kalau ia murahan?
Sabar Jey.
"Itu karena aku berbeda denganmu. Aku memiliki apa yang tuan berikan padaku, dan aku memiliki apa yang tidak orang lain punya, termasuk dirimu. Aku memiliki hak untuk itu" Jey tersenyum sebentar dan pergi kembali ke kamar Joseph.
"Sial! Haruskah tanda ini tidak usah di hapus?!" Dumel Jey dalam hati.
Jey kembali dengan gebrakan amarah, ia membanting nampan itu di hadapan Joseph yang tidak tau apa-apa.
Halo lagi 👉👈
Mau tanya nih, disini ada yang nge ship hyunjeong juga ga?
Gue ada oneshoot hyunjeong. Kalian bisa baca juga ya.Sebenernya itu udh lama, cuma karena akun dulu ga bisa di pake login lgi makanya gue pindahin kesini. Tapi, gue juga males kalo ga ada yang baca. Sayang banget gaes. Atau kalian mau baca di akun ini jjjvvv93 itu akun gue yang pertama, lapak hyunjeong.
Plis baca juga yang disana ya😭
KAMU SEDANG MEMBACA
OMEGAVERSE - HYUNLIX
FanfictionJeyyano tidak pernah tau bahwa feromon omeganya yang selama ini bersembunyi akan bangkit hanya dengan satu alpha. pairing: - Felix straykids - Hyunjin straykids - Other member straykids - Mpreg