Tap bintang dulu baru lanjut baca
———————————— — — – .Pagi buta menjelang. Jey tidak tidur semalaman, begitu juga dengan Joseph dan Demian. Mereka membicarakan strategi bersama dengan ketua tim pelaksana penangkapan dari kepolisian.
Theo adalah buron yang lihai kabur dan bersembunyi. Kali ini mereka tidak bisa kecolongan lagi. Mobil berwarna hitam memasuki area mansion. Terlihat ibu dan kedua saudara Jey datang.
Mereka saling memeluk satu sama lain. Ibu Jey menangis sejadi-jadinya. Pada akhirnya begini lah jalan takdir pernikahannya. Sang suami harus ditangkap karena kasus kriminal yang cukup serius.
"Masuk dulu ibu. Suhunya masih dingin" Christ membantu ibunya memasuki rumah. Disusul Noah yang membawa beberapa perlengkapan pribadi mereka dengan dibantu bodyguard.
Aaria, ibu Jey, menatap Joseph dengan sendu. Ia berjalan perlahan, mengusap pipi Joseph kemudian memeluknya. Lagi-lagi wanita paruh baya itu menangis. Padahal ia sudah berusaha lapang menerima semua perbuatan suaminya.
"Terimakasih sudah menjaga Jey, dan kami semua" Ucapnya. Joseph yang memiliki postur lebih tinggi sedikit membungkuk untuk menyeimbangi pelukan Aaria.
Noah yang berada di belakang kakaknya, Christ, juga tidak kuasa menahan tangis. Ia paling tidak bisa melihat ibunya rapuh.
"Tak apa, bu. Sudah kewajiban saya"
Pelukan di lepas. Aaria mengusap air matanya "gara-gara orang itu, kami jadi merepotkanmu, nak. Padahal kamu tidak seharusnya melakukan ini semua"Joseph hanya tersenyum menanggapi perkataan ibu Jey. Ia kemudian meminta mereka beristirahat karena hari belum terang. Ia juga harus bersiap untuk misi.
Saat mereka semua sudah beristirahat, kini hanya ada Jey, Joseph dan Demian. Mereka berdua berpamitan kepada Jey.
"Tolong jaga rumah" Kata Joseph. Jey tersenyum "memang sudah tugasku, tuan""Kami pergi dulu ya, Jey" Kata Demian. Ia kemudian keluar rumah terlebih dulu. Joseph menatap Jey sedikit lama. Tangannya terulur memegang tengkuk Jey dan mengecup kening omega itu. "Aku berjanji akan menangkapnya" Bisik Joseph.
Joseph pergi bersama Demian dengan menaiki mobil pribadi milik Joseph. Mereka akan langsung datang ke pelabuhan. Beberapa polisi berjaga di rumah Jey. Sebagai antisipasi kalau Theo ternyata kabur dan kembali kerumahnya.
.
.
.
.
.
Pukul 08.00
Belum ada kabar terbaru dari Joseph. Saat ini Jey baru saja selesai memberi sarapan keluarganya termasuk Adriana. Mereka semua masih menanti info dari Joseph.
Jey mendengar suara mobil memasuki area mansion. Ia mengintip dari balik jendela. Jey menelan ludahnya saat tau siapa orang yang turun dari mobil.
Pria itu membuka pintu dan berhadapan langsung dengan ibu Jey yang sedang berada di ruang tamu. Duduk bersama Noah juga Christ, yang sedang berjaga dan menunggu informasi.
Aaria berdiri, ia menyapa pria tersebut dengan menundukkan kepala, di susul oleh kedua anaknya melakukan hal yang sama. Jey datang dengan sedikit terburu-buru.
"Tuan" Jey memberi hormat kepada Albert, ayah Joseph datang.
"Kemana Joseph?" Tanya Albert. "Tuan sedang tidak ada dirumah" Dengan jantung berdetak keras, Jey tidak mengatakan langsung kemana Joseph pergi. Ia benar-benar takut.
"Aku ingin bicara berdua denganmu" Katanya, kemudian mendudukkan diri di sofa single yang ada di ruang tamu. Jey memberi isyarat kepada yang lain untuk memberi mereka ruang.
"Anda ingin saya menyiapkan sesuatu, Tuan?" Tawar Jey.
"Di rumahku, kamu seperti orang biasa yang di pilih oleh Joseph. Kenapa sekarang tingkah lakumu seperti seorang pelayan?" Jey menelan ludahnya saat mendengar kalimat sarkas dari Albert.
"Saya asisten rumah tangga disini, Tuan" Jujur Jey. Albert hanya diam beberapa detik. Pria itu kemudian bangun dan berdiri di hadapan Jey.
"Dari seorang kriminal, dan pelayan. Selera Joseph benar-benar buruk" Mendengar hal itu, Jey semakin menundukkan kepalanya, ia berusaha menyembunyikan ekspresi wajahnya.
"Aku tidak tau, apa yang kamu berikan kepada anakku, sampai ia melakukan hal ini mati-matian. Tapi ingatlah, jika terjadi sesuatu pada putraku, kamu juga harus siap dengan konsekuensinya"
"Maaf" Hanya kata itu yang bisa Jey katakan. Bibirnya kelu karena takut juga menahan tangis.
"Berhenti merepotkan putraku jika kamu dan kakakmu itu masih ingin bekerja dengan baik" Albert pergi keluar begitu saja.
Jey menghela nafasnya dan berjongkok dengan lemas. Pada akhirnya tangisnya pecah.
Ia berifikir dari apa yang di katakan oleh ayah Joseph adalah benar. Semua hal yang terjadi, dari hilangnya feromon Jey, pecahnya keluarganya, sampai kekacauan yang melibatkan Joseph, adalah kesalahannya.
Andai jika ia tidak mengalami kebocoran feromon, andai jika ia tidak menentang ayahnya, atau andai jika ia tidak bertemu dengan Joseph dan tetap menjalani kehidupan sebagai omega resesive, walau berbahaya, setidaknya ia tidak merepotkan orang lain.
Apa yang harus Jey lakukan sekarang. Setelah setengah tahun berlalu ia hidup dengan Joseph. Ia jujur pada dirinya sendiri bahwa hidupnya sudah bergantung pada pria itu.
Apakah setelah ini berakhir semuanya juga akan segera berakhir?
KAMU SEDANG MEMBACA
OMEGAVERSE - HYUNLIX
FanfictionJeyyano tidak pernah tau bahwa feromon omeganya yang selama ini bersembunyi akan bangkit hanya dengan satu alpha. pairing: - Felix straykids - Hyunjin straykids - Other member straykids - Mpreg