Enem

1.2K 224 16
                                    

Sejak kejadian di mobil Kinanthi, gadis itu benar-benar menghindari bertemu dengan Fajar Kusumo. Beberapa kali lelaki itu terlihat dikampusnya tapi Kinanthi memilih untuk tidak berjumpa.  Ia sendiri merasa tidak nyaman dengan sikap Fajar Kusumo. Saat lelaki itu sowan kerumah kakeknya entah urusan apa, Kinan melipir keluar lewat pintu belakang dan kembali kerumah kakeknya setelah memastikan Fajar Kusumo tidak lagi ada di rumah sang kakek.

Kegiatan Kinanthi hanya berpusat pada kuliah saja, karena ia takut bertemu tidak sengaja dengan Fajar Kusumo. Sebagai publik figur tidak sulit bertemu Fajar Kusumo diarea public. Sebagai putra mahkota dan juga pengusaha banyak kegiatan yang lelaki itu lakukan entah itu berhubungan dengan keraton ataupun dengan bisnisnya. Kinanthi juga mendengar bahwa Fajar Kusumo tertarik untuk terjun di dunia politik. Tidak sedikit masyarakat berspekulasi tentang asmaranya mengingat lelaki itu duda anak satu yang menjadi incaran kaum hawa. Mereka tidak tahu saja dibalik sosok kharismatik yang penampilannya bisa menghipnotis itu tak lebih dari lelaki cabul yang bersedia menjadi sugar daddy. Entah berapa wanita muda yang terjerat oleh kata-kata manisnya. Kinanthi langsung mematikan televisi yang sedang menayangkan berita lokal tentang kegiatan sang putra mahkota.

"Televisinya kenapa nduk? Kok kamu lempar remotenya?"

"Adegan cabul, pak."

"Lho, ndak disensor sama KPI?"

"Kalau bapak tanya Kin, terus Kin tanya siapa?"

"Kamu mau datang bulan?"

"Ngga. Kenapa?"

"Bapak perhatikan kamu itu kok sering dirumah sekarang, apa teman-temanmu ngga ada yang ngajak jalan?"

"Malas, pak."

"Malas? Uang jajannya kurang? Nanti bapak tambahin uang jajannya kalau kurang."

"Yang kemarin saja belum Kin pakai pak. Masih utuh." Haryo terkejut, ia segera menyentuh kening putrinya.

"Ndak panas, kamu sakit, nduk?"

"Kin baik-baik saja, pak."

"Ada yang mengganggu kamu? Bilang sama bapak kalau ada yang mengganggu kamu, biar bapak datangin orangnya. Jangan takut meski kamu diancam, bapak bisa balik mengancam."

"Bapak mau main kekerasan?"

"Ya ndak, kan dia mengancam ya bapak ancam balik. Kalau dia mukul bapak laporin ke polisi. Pantang bagi bapak main hakim sendiri. Jadi siapa yang sudah mengganggu kamu?"

"Ngga ada pak."

"Kalau ngga ada kenapa kamu malah angkrem dirumah? Biasanya kamu sudah kesana kemari, ucul uculan kaya Dora."

"Kan Kin bilang kalau Kin malas keluar. Diluar panas, kadang langsung hujan, jadinya malas."

"Kamu ini ndak bisa membohongi bapakmu. Bapak tahu kamu pasti ada masalah tapi enggan bicara sama bapak.  Bapak kan sudah bilang kamu bisa cerita apa saja sama bapak."

"Mau di peluk bapak." Haryo menghela nafas saat putrinya memilih tetap bungkam. Ia memeluk Kin hingga gadis itu tertidur dipangkuannya.

Haryo membiarkan Kinan tidur dipangkuannya hingga Brama datang berkunjung dengan Mentari. Ayahnya itu ternyata membawa tamu yang tidak biasa kerumahnya. Membuat Haryo terkejut dengan kunjungan dadakan itu. Siapa yang tidak terkejut tidak ada angin tidak ada hujan putra mahkota Fajar Kusumo datang berkunjung ke rumahnya. Selama ini meski mereka terbilang saudara, Haryo tidak pernah secara langsung berhubungan dengan Fajar Kusumo, selain karena tidak ada hubungan bisnis, mereka bukan saudara yang akrab satu sama lain. Hanya ayahnya saja yang kerap sowan ke keraton sedang dirinya tidak.

FAJAR KINANTHITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang