19

1.4K 214 50
                                    

"Astagadragon!!! Mas! Mas Haryo!!! Mas Anakmu mas!!!" Aghni berteriak histeris saat melihat penampakan berbeda di atas tempat tidur sang putri. Haryo yang mendengar istrinya berteriak-teriak bergegas menghampiri sang istri.

"Ada apa sayang, kenapa teriak-teriak, masih pagi ini, kamu akan ngagetin ayam jago kita." 

"Itu loh mas, lihat siapa yang ada di kasur Kinanthi." 

"Loh Kin sama sama itu, kok ada dugong di kasur Kin." 

"Dugong apa, itu orang pastinya. Dugong ga punya rambut."

"Itu pasti Dedek."

"Dedek ada di kamarnya. coba kamu lihat mas. kok rambut Kin jadi jabrig kaya gitu." Perlahan Haryo bergegas menarik selimut yang sedang menutupi kedua orang yang diduga putrinya dan dugong. Mata Haryo nyaris copot lihat penampakan pangeran Fajar Kusumo yang tiba-tiba membuka matanya dan bertelanjang dada.

"Kurang ajar! Dasar dugong! Berani-beraninya nidurin anakku!" Refleks Haryo menyabetkan selimut yang dipegangnya ke arah Pangeran Kusumo. Pangeran Kusumo yang sudah bangun dari tadi dengan tangkas lelaki itu menangkap selimut yang disabetkan kearahnya membuat Haryo nyaris terjerembab kedepan.

"Maaf Pak Haryo."

"Berani kamu sama anak saya, turun kamu!" Haryo menuding Pangeran Kusumo. Lelaki itu turun dari atas tempat tidur. Kinanthi menggeliat saat merasakan dingin menerpa tubuhnya. Ia merasa kehilangan kehangatan yang sejak tadi menyelimutinya. Bukannya membuka matanya, Kinanthi justru meringkukkan tubuhnya.

"Sekali lagi maaf pak Haryo." Pangeran Kusumo berusaha menenangkan Haryo yang terlihat seperti banteng ketaton.

"Maaf-maaf seenaknya bilang maaf. Kamu ini keterlaluan, apa ndak bisa nunggu ijab kabul dulu baru kelonan sama anak saya! Dasar pangeran mesum!" Selimut tak ada ditangan Haryo meraih guling yang ada dikasur dan memukulkannya pada tubuh Pangeran Kesumo. Tidak kehabisan akal, pangeran Kusumo menggunakan bantal yang dipakai semalam untuk melindungi diri.

"Tenang Pak Haryo, saya hanya tidur, tidak melakukan apa-apa."

"Tenang-tenang gundulmu itu, siapa yang ngasih ijin kamu tidur sama anak saya. Kamar disini banyak, kenapa malah milih anak perempuan saya! Dasar lelaki mesum! Anak saya yang laki-laki juga punya kamar sendiri, kenapa malah milih kamar Kinanthi! Kamu pasti sengaja menodai anak saya!" Haryo kembali memukulkan bantalnya kearah PAngeran Kusumo yang segera ditangkis dengan bantal.

"Saya sudah ijin pada pak Brama untuk tidur dengan Kinanthi karena kamar tamu belum dibersihkan."

"Pangeran ijjin sama Romo, penampakan hidung romo saja tidak kelihatan bagaimana mungkin pangeran ijin pada romo. Pangeran ini sudah cabul suka berhalusinasi! Pangeran pasti berbohong ijin pada romo saya. Mana buktinya pangeran ijin dengan romo saya." Haryo masih memukul pangeran Kusumo dengan guling dan pangeran juga masih menahan serangan Haryo dengan bantal. 

"Mas Haryo sudah, nanti bredel semua isi gulingnya. Pangeran Kusumo tolong berhenti."

"Dia sengaja dek, untung saja kamu cepat kemari, kalau tidak sembilan bulan lagi kita punya cucu tanpa ayah."

"Mas Haryo."

"Saya hanya tidur pak, tidak melakukan hal lain."

"Kamu pikir saya percaya, saya ini laki-laki, lihat burung saya tegak berdiri kalau pagi-pagi begini, kalau burung sudah tegak berdiri pasti yang dicari sarangnya. Gara-gara kamu saya gagal masuk sarang."

"Mas HAryo!" Aghni berseru kesal dengan suaminya. Pangeran Kusumo yang takjub dengan perkataan Haryo tentang perburungan hanya bisa terdiam dan membiarkan Haryo memukul badannya dengan guling. Itu tadi dia tidak salah dengar kan, calon mertuanya membahas soal burung yang gagal masuk sarangnya. Jadi calon mertuanya itu marah bukan karena dirinya tidur dengan Kinanthi tapi gara-gara gagal morning sex dengan istrinya.

FAJAR KINANTHITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang