six

1.5K 127 3
                                    

" Kak mau main itu juga " Rengek Mika pada Henan yang sedang bermain game di komputernya.

" Nggak " Jawab Henan yang masih tetap fokus pada komputernya.

" Ish! Kakak pelit banget deh. Cuma sebentar kak, pengen coba juga. Aku juga mau main tembak-tembakan "

" Nggak boleh. Lagian lo kan udah punya game sendiri di ponsel " Lagi-lagi Henan tak memperbolehkan dengan mata yang fokus pada layar komputer.

" Iya tau, emang punya tapi kan nggak keren kayak gitu. Lagian game di ponsel aku cuma bak-pou sama tom-ngoceh, itupun kakak yang download-in "

" Yaudah sih main aja sana. Itu juga keren buat lo. Lo tuh nggak cocok main kayak yang beginian, lagian juga susah jadi lo bakal kalah terus " Kata Henan yang sudah jelas menolak untuk yang ketiga kalinya.

" Huh jahat banget! " Kesal Mika. Agak nyelekit di sarkas sama cowok sendiri.

" Biarin. Kan emang bener nggak cocok, lo kan masih bocil "

Henan masih tetap tidak memperbolehkan. Dia masih asyik dan fokus bermain game tembak-tembakan alias pre puyer  atau bisa disebut juga 'api gratis'.

" Kak....." Rengek Mika lagi sambil menarik-narik kaos Henan, tapi tetap saja yang lebih tua tidak peduli.

" Nggak " Jawab Henan untuk yang kesekian kalinya.

Oh ya, sekedar informasi saja. Jadi saat ini Mika ada di rumah Henan, lebih tepatnya dia di titipin sebab lagi-lagi Mika yang harus di rumah sendirian gara-gara orang rumah nya yang pada sibuk sama urusan pekerjaan masing-masing.

Sama saja sebenarnya. Henan juga di rumah sendirian, kedua orang tuanya baru saja berangkat bekerja jam 3 sore tadi sebab mereka ada jadwal bagian malam di sebuah rumah sakit kota. Kalau soal saudara, Henan itu anak tunggal.

" Yaudah deh aku pulang aja kalau gitu. Di sini apa-apa nggak boleh " Mika jelas merajuk. Merasa lebih baik pulang saja karena sedaritadi tidak boleh apa-apa, terutama main game milik Henan.

Tak hanya game sebenarnya, sebelum ini tadi Mika sempat minta di beliin seblak tapi oleh Henan juga tidak di kasih. Malah di beliin bakpao isi sayur, katanya biar sehat ketimbang makan seblak level kompor kesukaan Mika. Lalu kepengen minum boba rasa taro juga tapi malah di beliin susu pisang. Mau mie samyang malah di beliin mie lemonil*.

" Ck! Iya-iya boleh main " Akhirnya dan mau tak mau Henan memperbolehkan Mika.

Daripada Mika benar-benar pulang lalu mengadu ke orang tuanya apalagi ke kedua kakak laki-laki nya, belum lagi pasti Henan juga akan di adukan mama dan papanya. Bisa-bisa habis Henan di omelin oleh mereka semua. Terutama mamanya sendiri, tau betul bahwa Mika anak kesayangan mamanya padahal Henan anak kandungnya.

Mika pun yang tadinya sudah memegang gagang pintu langsung menoleh ke belakang dimana Henan sudah memberikan ruang untuknya.

" Nggak mau! Udah nggak mau, sekarang aku maunya pulang! " Ternyata Mika tetap merajuk meminta pulang.

" Ayo sini, nih boleh main sepuasnya " Henan membujuk lagi sambil menepuk-nepuk kursi khusus bermain game-nya.

" Nggak mau! " Jawab Mika lalu dia benar-benar membuka pintu dan keluar dari kamar kekasihnya.

" Eh-eh tunggu dulu! " Henan pun mengejar Mika.

" Tunggu dulu " Kata Henan setelah berhasil meraih pergelangan tangan Mika agar tak pergi lebih jauh.

" Nggak mau, aku maunya pulang. Pulang, pulang, pulang! " Kata Mika sambil menghentak-hentakan kakinya.

" Iya pulang, tapi besok. Sekarang kan lo di titipin di sini, jadi nginep di sini "

" Bodoamat, pokoknya mau pulang sekarang juga!"

Henan menghembuskan nafas lelah. Menyesal karena tadi tidak memperbolehkan Mika main game.

" Yaudah mau apa, tadi mau seblak kan? Boba? Mie samyang, kan? Ayo keluar beli dulu ya " Henan masih terus membujuk Mika agar mau mengurungkan niatnya untuk pulang.

" Kalau nggak mau nganterin yaudah, aku bisa pulang sendiri " Kata Mika yang tau pasti kalau Henan tidak mau mengantarkannya pulang.

" Arrggh! " Henan frustasi, dia mengacak rambutnya kasar. " Oke kalo mau pulang sendiri, yaudah sana pulang. Nggak usah nelpon kalo ada apa-apa! "

Brak!

Kemudian setelah berucap seperti itu Henan pun kembali ke kamar nya meninggalkan Mika.

•••••••

Henan spontan membuka matanya lebar-lebar. Langsung melirik jam dinding yang mana sudah menunjukkan pukul 10:00 pagi.

Ya dia ketiduran, lebih tepatnya ketiduran karena bermain game hingga larut malam.

" Astaga, Mika! " Henan langsung teringat kekasihnya semalam.

Setelah perdebatan semalam itu Henan hanya kembali ke kamar lalu fokus pada game nya lagi dan tidak memperdulikan Mika sama sekali. Pikirnya pasti Mika akan kembali sendiri tapi.....

Buru-buru Henan mengecek ponselnya. Kosong, tidak ada pesan atau panggilan apapun dari Mika sejak jam 20:25.

Kemudian tanpa pikir panjang Henan segera menghubungi Mika tapi sebelum bisa melakukannya ada sebuah pesan masuk dari seseorang yang amat sangat dia kenal.

Henan spontan menggenggam erat ponselnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Henan spontan menggenggam erat ponselnya. Kesal dan marah tentunya, apa lagi kalau bukan  soal Mika. Apalagi kali ini Mika di rebut oleh Jeyan karena kelalaiannya semalam.

" Bangsat lo, Je! " Desis Henan.

••••••

To be continue......

Posessive Boyfriend [ HeeHoon ]GSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang