" Mika! " Teriak Henan saat melihat Mika tengah asyik bercanda dan berjalan bersama dengan Jeyan di sebuah taman.
Memang tujuan Henan di taman adalah untuk mencari Mika, sebab pelacak lokasi yang dia sambungkan dari ponselnya ke ponsel Mika menunjukkan tempat ini.
Ya tidak salah. Henan memang memasang pelacak di ponsel Mika. Jadi dia bisa tau Mika ada dimana saja. Sudah seperti penguntit.
Tentu yang di panggil buru-buru menoleh dan kaget mendapati Henan ada di sini juga. Padahal Mika pikir kekasihnya itu sudah tak peduli lagi dengannya.
Henan mendekat ke arah mereka. Spontan Mika langsung berlindung di balik tubuh Jeyan.
" Apa-apaan lo jalan sama dia?! " Henan langsung saja marah pada Mika. Tentu karena dia masih berstatus kekasihnya namun pergi jalan dengan orang lain.
" Ya lo yang apaan? Dateng-dateng malah marah-marah. Terserah Mika lah mau jalan sama siapa, lo nggak ada hak ngatur atau ngelarang dia " Jawab Jeyan.
Mendengar hal itu Henan langsung menarik kerah baju Jeyan.
" Tsk! Gue ada hak karena gue pacarnya. Lo nggak usah ikut campur. Lo cuma orang asing, jadi mending lo pergi sekarang atau gue bikin babak belur disini "
" Pacar? Yang bener? Lo nelantarin dia sendirian di halte bus semalem sampe 3 jam lebih, lo masih bilang diri lo sendiri pacar? Gitu tugas pacar?! " Sama saja, Jeyan juga balik menarik kerah baju milik Henan.
" Untung gue lewat, kalo nggak pasti Mika masih nunggu sendirian di sana sampe pagi. Dan asal lo tau, Mika hampir aja di ganggu sama preman-preman jalanan!" Tambah Jeyan dengan nada yang makin meninggi.
Sementara itu Mika yang ada di belakang Jeyan jadi makin ketakutan.
" K-Kak Jeyan udah, mending ki-kita pulang aja ya" Ucap Mika pada Jeyan bukan pada Henan yang jelas-jelas masih berstatus kekasihnya.
Mendengar hal itu dari Mika sontak Henan langsung menatap nya tajam. Sedetik kemudian Henan melepaskan tarikan kerah Jeyan kasar sekaligus mendorongnya.
"Mika!! " Henan langsung menarik kasar kekasihnya itu. "Sekarang kita pulang!!"
" Aku nggak mau ikut kakak. Lepasin!" Mika menolak, lebih ke memberontak dari cekalan kasar Henan.
" Nurut! " Sentak Henan yang makin memperkuat cekalan kasar nya hingga membuat Mika kesakitan.
" Nggak usah maksa kalo nggak mau, lo malah nyakitin dia, bangsat! " Jeyan pun berusaha melepaskan Mika dari tarikan kasar Henan.
Bugh!
" Nggak usah ikut campur bangsat! " Satu tinjuan keras Henan berikan pada Jeyan yang berusaha menarik Mika.
Jeyan langsung jatuh ke tanah dengan luka sudut bibir yang dia dapat. Tak sampai di situ saja, Henan juga menendang perut Jeyan tanpa rasa bersalah sekalipun.
" Kak Jeyan! " Seru Mika. Hendak menolong tapi buru-buru Henan menarik Mika menjauh.
Kesempatan itu digunakan Henan untuk membawa Mika pergi.
Sementara Jeyan hanya bisa mengeluh sakit di tanah sambil memegangi perutnya. Ingin menolong Mika tapi dia sendiri tidak mampu bangun.
••••••••
Henan membawa Mika pulang ke rumahnya. Untung saja mama papanya belum pulang dan untungnya lagi ini adalah hari minggu.
" Mika udahan nangisnya, please...diem dulu sebentar " Ujar Henan pada Mika yang masih menangis kencang di pangkuannya, menghadap dirinya seperti anak koala.
Mika tetap menangis. Dia takut, tentu saja, apalagi jika mengingat-ingat Henan yang membentak nya tadi dan bertindak kasar terhadap nya.
" Lepasin aku. Aku nggak mau di sini, aku mau pulang. Kakak jahat, kakak nggak sayang aku lagi, aku mau putus!" Ucap Mika dengan tangisnya yang tak kunjung reda sejak dari taman tadi.
Henan frustasi. Tapi dia harus ingat bahwa dia tidak boleh terbawa emosi seperti semalam atau Mika akan berakhir seperti semalam lagi.
" Iya pulang, tapi nanti. Sekarang dengerin kakak ngomong dulu " Kata Henan yang coba tuk lebih lembut dalam berbicara.
" Nggak mau. Aku mau pulang sekarang, aku juga mau putus sekarang! "
Mika masih tak mau mendengarkan yang lebih tua. Dia tetap kukuh memberontak dari pangkuan kekasihnya. Namun sialnya kedua tangan Mika di ikat menggunakan dasi agar tak banyak pemberontak darinya.
" Mika......please, sebentar aja. Dengerin kakak ngomong dulu, nanti habis itu kakak anterin pulang " Ucap Henan selembut mungkin.
" Mau pulang! pulang! pulang! pulang sekarang! aku mau pulang! " Mika masih tetap tak mau mendengarkan meski Henan telah berusaha selembut mungkin padanya.
" Yaudah kalo nggak mau dengerin, berarti nggak kakak anterin pulang. Biarin aja kayak gini " Ucap Henan sambil mempererat kedua tangannya pada pinggang Mika yang dia dudukan di pangkuannya dengan sebuah dasi mengikat tangannya.
Tangisan Mika sedikit reda. Andai saja Henan tidak mengikat tangannya dan tidak memerangkap nya seperti ini pasti ada sedikit kesempatan untuk kabur dan pulang sendiri. Tapi saat ini posisinya tidak menguntungkan. Tidak ada pilihan lain selain mendengarkan Henan terlebih dahulu.
Hanya suara tangisan pelan yang mengisi kamar Henan. Hingga lama kelamaan tangisan Mika berhenti sendiri dan menyisakan sesenggukan.
" Udahan nangisnya, kan? Sekarang dengerin dulu sebentar " Ujar Henan sambil menyeka sisa air mata di pipi dan mata Mika.
" Adek, kakak minta maaf ya buat yang semalem? " Ujar Henan sambil menata sekaligus mengusap lembut kepala Mika. Dia juga melepaskan ikatan yang melilit tangan Mika.
" Seharusnya kakak nggak biarin kamu keluar sendirian, apalagi biarin kamu pulang sendiri. Kakak minta maaf juga udah egois "
Mika tidak menjawab. Dia masih sibuk sesenggukan.
" Maafin ya please.....nanti kalo dimaafin kakak beliin seblak sama boba deh, sama apa yang adek mau. Gimana? "
Mika tampak berpikir. Ingin memaafkan tapi dia juga kesal pada Henan sebab menelantarkan nya semalam, sebelumnya juga dia tidak memperoleh nya ini itu. Tapi kalau tidak di maafkan juga kasihan, sebab menurut Mika ini adalah kesalahan pertama Henan sejak mereka pacaran. Sebelum-sebelumnya Henan belum pernah seperti ini, hanya galak saja. Mungkin Mika akan mencoba memberikan kesempatan lagi. Tapi tetap saja penilaian kepercayaan Mika terhadap Henan akan sedikit berkurang.
" I-Iya di maafin " Balas Mika sambil sesenggukan.
Senyuman Henan mengembang. Senang karena Mika mau memaafkannya.
" Makasih ya " Ucap Henan.
Lalu Mika masuk ke pelukan Henan, menyembunyikan wajahnya pada ceruk leher kekasihnya.
" Awa aja kalau kayak gini lagi, kita beneran putus!" Ancam Mika yang masih sesenggukan.
" Iya nggak lagi. Ini yang terakhir, kakak udah kapok banget "
•••••
To be continue......
KAMU SEDANG MEMBACA
Posessive Boyfriend [ HeeHoon ]GS
RomansaHeehoon lokal~ Heeseung - boy Sunghoon - girl Hanya kisah keseharian Mika dengan si galak, Henan. " l hate you! " Mika anindya pratama. " l love you, too " Kahenan Mahendra. ~ bahasa campur aduk ~ terdapat kata umpatan dan kasar ~ 17+,18+ ( jelas...