Aku yang tengah tersungkur setelah ditinggalkan, dijatuhkan ke jurang sedalam-dalamnya. Sebab seseorang yang padanya aku berjuang mati-matian, justru dapat balasan disia-siakan.
Semua adalah perihal cinta.
Kemudian semesta membawa bunga indah berbentuk 'kamu'. Senyummu mekar, bahkan aku--yang bukan lebah pun ingin hinggap selamanya.
Pelukan erat meremukkan segala luka. Kamu membasuhnya dengan siraman kenyamanan. Entah harus bagaimana lagi aku berterima kasih pada semesta yang telah ikhlas mengirimmu. Aku ingin terus berlama-lama denganmu.
Hitungan jam terlewatkan tanpa kita sadari setiap detakannya. Kau dan aku semakin dekat, kurasa itu cinta.
Dan... sejak itulah aku berani bersumpah bahwa aku mencintaimu.
------------------------------
Fazri Aldi; semesta mengirimmu
Karawang, 13 Januari 2023
KAMU SEDANG MEMBACA
Rembulan Tidak Pernah Menangis
PoesíaAku adalah sisa puing-puing kehancuran dari aksi pengkhianatan yang telah gagah kau lakukan. Sebuah pengkhianatan yang berawal dari luka masa lalu yang kau basuh sembuh. ; kau memelukku dan memberiku kedamaian, kemudian meremukkanmu tanpa belas kasi...