Kukira kau obat

26 4 0
                                    

Awalnya kupikir kau datang di saat yang tepat. Ketika aku tengah bergelut dengan kecewa, kau hadir bersama senyum yang mempesona.

Ternyata aku salah.

Kau justru adalah jurang paling dasar yang membuatku jatuh lebih dalam lagi dari sebelumnya.
Kau bukan menjahit dan merapikan lukaku, justru kau sobek lebih lebar dan membuatnya lebih menganga.

Aku mati oleh riuh kebingungan.
Aku hancur oleh kepingan kekecewaan.

Jika aku kembali mengingatmu, tanpa disadari bulir bening jatuh mengalir dari setiap jalur yang sudah kubuat di pipiku. Aku tak pernah menghiraukan setiap tetesannya, biarkan mereka meresap dan meninggalkan jejak dengan sendirinya.

Tapi sesekali aku sadar, bahwa hidupku bukan untuk dihabiskan oleh kehancuran saja, sebab aku pun berhak menjadi manusia yang dengan riang gembira menyambut setiap surya hangat yang masuk di celah-celah jendela rumah.

Aku bisa. Aku mampu.

Biarkan semuanya menjadi coretan tinta tak beraturan pada kertas biasa.

Semuanya sudah terjadi, bukan?
Perihal kamu; yang berjanji akan menjadi obat, justru nyatanya hanya menjadi racun yang membuatku mati sekarat.

------------------------------
Fazri Aldi; kukira kau obat
Karawang, 23 Januari 2023

Rembulan Tidak Pernah Menangis Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang