Kenyamanan melupakan segalanya, termasuk luka yang pernah merobek atmaku.
Kamu, kamulah sang penyembuhnya.
Dan sore itu, di bawah senja kita duduk berdua. Kau yang tengah memakan 'batagor' yang kubelikan, sementara aku yang hanya tenang memandangimu menikmati sesuap demi sesuap batagor yang diguyur sambal kacang itu.
Aku luput pada kenyamanan,
aku hanyut pada kamu yang telah berhasil menyembuhkanku.Dadaku berdetak kencang, kuyakin ini cinta. Entah kamu merasakannya juga atau tidak.
Bersama obrolan singkat yang kita saling tanyakan dan kita jawab masing-masing.
Hingga akhirnya sampai pada ujung kalimat pengungkapan darimu; bahwa kamu mencintaiku.Senyum indahmu terbit berkolaborasi dengan indahnya langit sore itu. Aku tertegun.
Semenjak itulah, aku menyukai senja.
Aku mengangguk 'iya' atas ungkapan sekaligus tawaranmu. Sebuah ungkapan dan senyuman yang terlihat ikhlas.
Kita saling mengikat dan berjanji untuk terus merekat. Setiap janji kauucap, seakan meyakinkanku bahwa kau akan selalu menjadi air yang membasuh lukaku.
Aku terlanjur percaya,
lupa bahwa manusia sudah terbiasa menipu ucapannya sendiri.------------------------------
Fazri Aldi; bersama kirana di bawah langit senja
Karawang, 16 Januari 2023
KAMU SEDANG MEMBACA
Rembulan Tidak Pernah Menangis
PoesiaAku adalah sisa puing-puing kehancuran dari aksi pengkhianatan yang telah gagah kau lakukan. Sebuah pengkhianatan yang berawal dari luka masa lalu yang kau basuh sembuh. ; kau memelukku dan memberiku kedamaian, kemudian meremukkanmu tanpa belas kasi...