Bagian 7 🔥

348K 2.6K 21
                                    


"Akhirnyaaaa yippiee im coming babyyyhh" Teriak Thania sambil berlari menaiki tangga ke arah kamar nya, ia lega karena sekarang hanya ia sendiri dan ia tidak sabar untuk memainkan sex toy kesayangannya dengan leluasa.

Tidak lupa Thania juga mengganti baju nya dengan baju tipis yang menampilkan belahan dadanya serta lubang lubang kecil yang bisa terlihat bagian bagian tubuhnya. Thania memang suka membeli baju tipis yang biasa di sebut lingerie itu. Padahal jika mommy nya tahu akan hal itu ia akan di tanya habis-habisan dan tak tahu harus menjawab apa, karena ini adalah pakaian ritual untuk orang yang ingin berhubungan intim.

"Ummhh yang manaa yaaa, kamuu atau kamuu ya kira-kiraa" Bingung Thania berbicara sendiri sambil menunjuk ke sex toys nya yang tersimpan rapih di laci tempat koleksi persembunyian nya.

"I choose u! awww pinkyy kamu kemaren yang aku pilihh tapi kita gajadii mainn karena mommy utututuuuu" Memang aneh jika ada seseorang melihat tingkah laku Thania kali ini yang sangat aneh karena terlihat sedang berbicara sendiri dengan alat mainan pemuas nya dengan panjang 15cm warna merah muda itu.

*Ding dong ding dong~

Dia mulai meraba tubuhnya untuk mencari kenikmatan. Tangannya sibuk menyentuh setiap sisi di tubuhnya.

Hingga tangan lentik itu kini sudah menyentuh bagian selangkangannya dari area luar celana. Ana terus menggeseknya dengan alat mainan nya itu hingga kini area itu sudah mulai banjir akan cairan kenikmatannya sendiri.

Merasa kurang puas Thania juga mulai menggesek klitorisnya dengan cepat dengan tangan satunya.

"Ohhh enak."

"Ahhh ssshhh ohhh" desahnya mempercepat gesekan tangannya di area itu sesekali ia meraba tubuh nya.

"Ahhh sayang gesek lebih cepat ahhh."

*Ding dong ding dong~

"Sebentar lagi sayang mmhhhh shhh."

Tok tok tok tok.

"HAHHH SIAPA DILUARR???!!"

"Ini aku Than, Ini aku Gibran"

"WTF"

Thania segera merapihkan sekilas kanar nya dan melempar alat merah muda nya itu kedalam laci karena ia sedang terburu-buru lalu ia dengan cepat membukakan pintu nya.

Cklek
"Hah mas Gibran kamu kok bis-"

"Hahh?!!"
Clekkk

("Anjing gue lupa gue masih pake lingerie, pantesan si Gibran langsung tutup mata pake tangan ngelihat gue begini, sekarang mau ditaro dimana mukaa gueeeeeeee aaaaaaarghh!!!") Ucap Thania dalam hati ia bingung karena Thania lupa jika ia sedang memakai baju lingerie putih berbahan tipis yang menampilkan belahan dadanya itu namun ia malah tanpa sengaja menunjukan tubuh cantik nya memakai lingerie itu di depan Gibran yang adalah tunangannya yang baru ia setujui 4 jam yang lalu.

("Anjing gue lupa gue masih pake lingerie, pantesan si Gibran langsung tutup mata pake tangan ngelihat gue begini, sekarang mau ditaro dimana mukaa gueeeeeeee aaaaaaarghh!!!") Ucap Thania dalam hati ia bingung karena Thania lupa jika ia sedang mem...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Thania akhirnya memilih untuk segera melepas lingerie nya dan berganti pakaian.

"Anyinkkk kemanaa lagii inii baju-baju guaaa, gua harus pake baju apaaaa???!!!"
Thania mengacak-acak lemari baju nya dengan kasar karena ia bingung harus memakai pakaian apa untuk menutupi dirinya,

Thania melihat ada kemeja putih yang sedikit lecek ada di bawah lemari nya dan ia langsung memakai nya, jangan lupa Thania juga sama sekali tidak memakai celana dalam dari tadi karena ia masih ingin melakukannya lagi jika tunangannya itu sudah pulang jadi ia lebih gampang untuk kembali memulai aktivitas masturbasinya nanti, bahkan ia hanya memakai BH nya saja tanpa mengaitkan pengikat BH nya itu. Entah mengapa ia hanya senang menggoda lelaki polos yang menunggu di depan pintu nya itu.

Cklek ia buka perlahan pintu kamar nya ia kaget karena melihat lelaki yang ada di depan pintunya itu  masih menutup mata dengan kedua tangannya di depan pintunya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



Cklek ia buka perlahan pintu kamar nya ia kaget karena melihat lelaki yang ada di depan pintunya itu masih menutup mata dengan kedua tangannya di depan pintunya. iya. Gibran berdiri menutup mata sejak tadi.
"Mas buka aja matanya, gue udah ganti"

"Eh ah i-ya Thania" perlahan Gibran membuka tangan besar nya yang menutupi mata nya namun masih berdiri beku.

"Sini mas ikut gua kebawah"

"Isshhhh siniiiiiiiii ayoooooooooo cepett" ia kesal dengan Tunangannya itu karena tunangannya masih membeku diam di depan pintu kamar nya akhirnya Thania tarik kaos hitam tunangannya itu dengan sedikit kasar.

"Duduk!"

Gibran duduk di ruang tamu yang tadi siang ia sudah pernah duduki saat melamar wanita di depannya itu.

"Lo kenapa ada disini mas? Kok bisa tiba-tiba lu naik ke atas" Tanya Thania dengan posisi duduk di sofa yang ada di depan sofa tunangannya itu. Thania masih heran kenapa bisa tunangannya itu tiba-tiba ada di depan pintu kamar nya padahal jelas jelas pintu utama di depan rumah nya itu sudah di kunci, apalagi gerbang utama rumah megah nya itu, security rumah nya itu tidak akan membukakan pintu sembarangan kecuali ia tahu bahwa orang itu adalah salah satu anggota dari keluarga Atama.

"Gibran kebetulan tinggal di hotel dekat sini, 1 jam yang lalu mommy menelpon Gibran, mommy bilang kamu sendirian di rumah akhirnya mommy ngebolehin Gibran untuk datang ke rumah kamu Thania, karena Gibran bel terus tapi ga ada jawaban akhirnya Gibran telepon mommy lagi, kata mommy Gibran boleh naik langsung ke pintu atas yang ada di deket tangga terus aku ketuk dari 20 menit lalu"

"20 menit??!"

"Iya Thania aku dari tadi mengetuk pintu mu berkali-kali. Kamu kenapa berteriak seperti itu? Tadi aku mendengarnya apa ada yang sakit?, Thania baik-baik aja kan?"

Malu Thania malu desahannya ternyata tak sengaja terdengar oleh tunangannya itu ia hanya bisa duduk diam dengan merapatkan kakinya karena jika tidak maka akan terlihat sedikit bahwa ia tidak memakai celana dalam sekarang.
"Terus lo nya mau ngapain kalo udah disini??"
Hirau Thania dengan pertanyaan teriakan tersebut karena Thania merasa malu, akhirnya ia tidak mau membahas itu lebih lanjut.

"Saya mau nganterin martabak telor kesukaan kamu kata mommy kamu suka banget kan sama martabak ini Gibran bawain mumpung masih anget ayo dimakan Than"

Thania bukannya menjawab ucapan Gibran, Thania malah pergi mendekat ke arah Gibran,
"Thania, ka-kamu kenapa?"




————

Suami Polos ku (21+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang