Yeorin.
* * *
Aku tiba-tiba kehilangan kata-kata. Keluargaku sendiri sedang duduk di sana di meja raksasa di tengah restoran. Dan tidak hanya itu, Ayah dan Ibu mertuaku juga ada di sana. Semua senyum ramah di wajah mereka saat mereka berbicara satu sama lain seolah semuanya baik-baik saja dan keren.
Seperti mereka lupa, mereka benar-benar membiarkan ku berjalan menyusuri lorong untuk menikahi monster untuk membayar hutang darah.
Persetan.
Aku membeku di dinding ini, bertanya-tanya apakah aku harus mencoba lari, tapi aku tahu Jimin membawa pengawalnya, dan mereka pasti berada tepat di luar pintu depan restoran ini.
Aku tidak pernah berpikir aku akan benar-benar melihat keluarga ku lagi dan pasti tidak pada makan malam yang sembrono dengan keluarga Choi. Tapi kurasa aku tidak bisa melihat hadiah di muka. Setidaknya sekarang aku bisa berbicara dengan Yunji dan melihat bagaimana dia.
Jadi aku menarik napas untuk mengumpulkan keberanian ku dan berjalan ke sana.
Tapi begitu aku melangkah di samping Jimin, menahan napas karena aku menatap lurus ke mata ayahku, Jimin meraih tanganku dan menarikku untuk menciumku.
Bukan ciuman di pipi atau kening.
Tidak, ciuman penuh di bibir.
Dan bukan sembarang ciuman, ini ciuman yang berani, membujuk, benar-benar luar biasa dan dominan yang mengatakan, kau milikku dan bukan milik orang lain. Itu adalah ciuman yang sangat kuat sehingga membuat lututku goyah dan detak jantungku melonjak saat aku berjuang untuk tetap diam.
Ciuman itu membuatku tidak mungkin untuk fokus pada apa pun selain bibirnya di bibirku, dan segala hal lain sepertinya menghilang.
Sampai dia melepaskan mulutnya dari mulutku lagi, dan yang tersisa hanyalah rasa lapar yang tak terpuaskan untuk lebih.
Momen itu tampaknya berlangsung selamanya saat matanya yang gelap dan intens menatap ke arahku sementara dia memelukku erat-erat, senyum di wajahnya hanya tumbuh saat melihat bibir merahku yang bengkak, rona merahku mengungkapkan betapa buruknya dia membuatku, di bawah mantranya.
Hanya ketika dia melepaskan ku dari cengkeramannya dan menyapa keluarga ku dan keluarganya, aku menyadari ini adalah ciuman nyata pertama kami sejak kami menikah.
Dan itu semua untuk memamerkan ku kepada keluarga kami.
Untuk memberi tahu mereka, dia milikku.
Tanganku secara naluriah meraih bibirku yang kesemutan.
Apakah itu berarti sesuatu?
Kenapa aku peduli?
Ketika ayah akhirnya memperhatikan ku, percakapan menjadi sunyi, dan semua mata tertuju pada ku. Pikiranku terganggu oleh suaranya yang menggelegar.
“Yeorin. Aku terkejut kau benar-benar datang.”
“Tentu saja dia datang,” kata Jimin sambil menarik kursi untukku. “Dia istriku. Dia perlu mempelajari bisnisnya.”
Ayah mertuaku mendengus. “Kupikir kau hanya menginginkannya sebagai mainan.”
Mainannya.
Menggantung di langit-langit.
Menjilatnya.
Ciuman yang menakjubkan.
Semuanya melintas tepat di depan mataku, sangat menggangguku sehingga aku berhenti bergerak.
“Yeobo,” desis ibu mertuaku, menusuknya di bawah meja.
Ibuku berdeham.
"Mari kita tidak merusak suasana hati." Senyum di wajahnya mengingatkanku pada Penyihir Jahat dari Barat. “Yeorin, duduk saja. Tidak apa-apa."

KAMU SEDANG MEMBACA
The Marriage Debt
Romantik(Completed) Dia lari dari pangeran mafia. Tapi sang pangeran tidak akan berhenti sampai dia menjadi istrinya. Aku, Choi Jimin. Pewaris salah satu kerajaan mafia paling kuat di Daegok. Mafia terkenal dengan selera jahat untuk perempuan. Tapi hanya ad...