The Marriage Debt

Bab 12

Yeorin.

* * *

Ketika seseorang masuk ke kamarku, aku sama sekali tidak siap dengan kenyataan bahwa itu bukan Jimin.

Seorang wanita dengan kuncir kuda besar dan anting hidung masuk ke dalam, pakaiannya menyerupai pembantu rumah tangga. Dia tidak memperhatikan ku sama sekali meskipun aku masih tergantung di langit-langit.

Telanjang.

Pipiku tidak pernah lebih merah dari sekarang, tapi dia menundukkan kepalanya saat dia memasukkan pakaian ke dalam lacinya dan merapikan tempat tidur.

"Anyeong?" kataku, merasa tak terlihat.

Dia mendongak dan tersenyum. "Halo, Nyonya Choi."

Nyonya Choi?

Kedengarannya sangat aneh dan sama sekali tidak alami. Seperti aku hidup di dunia nyata di mana fiksi telah menjadi kenyataan. Dunia mimpi buruk yang sangat kuharapkan bisa kuhindari.

"Aku Kang Mina, pengurus rumah tangga dan juru masak pribadi Jimin-ssi." Dia tertawa sedikit. "Apa yang bisa ku bantu?"

"Bisakah kau menurunkan ku, tolong?" tanyaku ragu-ragu.

Dia berhenti melipat lebih banyak pakaian dan melihat ke atas. 

"Maaf, Jimin-ssi secara khusus mengatakan kepada ku untuk tidak ikut campur."

Aku mengerutkan kening. “Kau tahu aku ditahan, kan?”

Dia mengangkat alisnya. "Anda istrinya, bukan?"

"Ya, tapi ini rumit."

"Tapi Anda memilih untuk menikah dengannya," tambahnya. 

Sepertinya dia menyatakan aku gila, dan aku tidak akan menyalahkannya karena berpikir seperti itu.

Aku gila karena menyetujui semua ini.

"Itu benar." Aku mendesah keras, tapi itu berakhir dengan batuk dari tenggorokanku yang kering. Aku benar-benar tidak membantu kasus ku sendiri di sana. "Aku hanya berusaha menyelamatkan adikku."

Saat dia pergi, aku berkata, “Tunggu! Kumohon." 

Dia melirik ke belakang, jadi aku bertanya, “Aku benar-benar lapar dan haus. Bisakah kau membawakan ku sesuatu? Apa pun?"

Dia tersenyum. "Tentu saja! Aku akan kembali sebentar lagi.”

Kemudian dia menutup pintu, dan begitu saja, aku kembali sendirian, tergantung di langit-langit seperti salah satu karya seni yang berdiri di sekitar rumahnya. Seolah dia memandang ku hanya sebagai bagian lain yang berhasil dia beli.

Saat pintu terbuka lagi, Mina melangkah masuk sambil memegang piring berisi makanan yang tampak lezat. 

“Jimin-ssi tidak memberitahuku apa yang anda suka, jadi aku ketakutan dan berbuat terlalu banyak, jadi ada baiknya Anda bertanya.”

"Itu terlihat enak," jawabku, mulutku sudah berair. "Tapi bagaimana aku bisa memakannya?"

Dia meletakkan piring dan mengambil stroberi berlapis cokelat. "Mudah. Aku akan menyuapi Anda.”

Seluruh tubuhku membeku karena malu, tapi begitu dia memasukkannya ke dalam mulutku, aku lupa apa yang akan kukatakan.

"Enak?"

"Ya Tuhan," gumamku, mengunyah dengan cepat agar aku bisa makan lagi. "Kau membuatnya sendiri?"

"Ya, aku memasak, membersihkan. Dan pembelanja pribadi, juga asisten.” Dia tertawa. “Hampir semuanya dan apapun yang Jimin-ssi butuhkan.”