Bab 31

91 15 25
                                        

Jimin.

Dua puluh menit yang lalu

* * *

Aku membuka pintu lift dan bergegas melewati lorong sementara telepon di telingaku terus berbunyi bip. 

Akhirnya, Jungkook mengangkatnya.

"Jangan datang ke sini, atau aku bersumpah akan—"

"Terlambat, bajingan, aku di sini." Suaranya serak. 

Sama sekali tidak seperti saudara yang ku ingat.

"Apa yang kau inginkan?" Aku menggeram saat melewati pintu putar.

"Kau tahu apa yang aku inginkan."

Dia terdengar seperti ku.

"Tidak. Kita akan bicara. Sekarang juga,” kataku sambil menuju ke jalan di mana aku melompat ke mobilku. Tidak ada waktu untuk menunggu sopir.

Aku sudah selesai bicara. Aku lelah menunggu. Aku ingin ini berakhir,” jawabnya. 

Dia terdengar tertekan.

"Aku punya Kim Yunji," jawabku.

Ini menenangkannya sejenak.

Meskipun itu belum cukup, tapi akan segera terjadi.

"Dan dia ingin berbicara denganmu."

Jungkook menggeram, “Baik. Temui aku di tebing.”

.
.
.

Yeorin.

Sekarang

* * *

Bertahun-tahun rasa bersalah, kemarahan, dan ketakutan runtuh menjadi satu saat, menghilang ke dalam lubang hitam seperti bintang di akhir hidupnya.

Aku hampir tidak bisa mempercayai mata ku sendiri, namun dia ada di dalam tubuh yang hidup.

Tubuhku langsung condong ke arahnya, kakiku hampir terbawa angin.

"Jungkook Oppa?" Yunji bergumam. “Bagaimana ini mungkin? Ku pikir kau sudah mati."

Kengerian dalam suaranya adalah sesuatu yang sangat kukenali.

"Bagaimana?"

Yunji berjalan ke arah Jungkook dan meraih tangannya. Tubuh Jimin berkedut dan tegang saat dia mengikuti setiap gerakan yang dilakukan adiknya.

"Aku tidak tahu," kata Jungkook. “Terlalu banyak untuk memberitahumu. Tapi aku sudah sangat ingin melihatmu.”

Yunji menggelengkan kepalanya. “Aku tidak mengerti apa yang terjadi. Jimin memberitahuku bahwa aku harus datang ke sini bersamanya untuk menyelamatkan Yeorin unnie.”

Saat dia menyebut namaku, mata Jungkook membelalak, dan dia mencari di area itu.

"Apakah dia disini?"

Aku melangkah keluar dari balik semak dan menampakkan diri. Aku sama sekali tidak siap untuk mata indah yang menusuk jiwa itu membakar mataku, atau amarah yang berkobar di belakangnya.

Dan saat Jungkook membuka mulutnya dan berbicara, aku tahu pasti itu dia. 

“Yeo…”

Suaranya membuat ku menangis dan memerintahkan ku untuk berjalan ke arahnya.

"YEORIN, TIDAK!" Teriak Jimin, suara hewani yang mendalam datang dari tenggorokannya membuatku ragu untuk mendekat.

"Jangan ikut campur!" Jungkook menggeram padanya.

The Marriage DebtTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang