Chapter
3Sebuah mobil datang dari arah belakangku, aku melihatnya berhenti tepat di sampingku. Pengemudi itu membuka kaca jendela dan melongokkan kepalanya dan berteriak di tengah gemericik hujan.
"Masuklah..!"
Alangkah kagetnya aku ketika mengetahui siapa yang menghampiriku. Shane ! Jantungku seperti berhenti berdetak untuk sesaat. Ia menatapku dengan matanya yang tajam dan aku...aku merasa seperti kodok yang terperangkap dalam dinginnya hujan. Basah kuyup.
"Masuklah, ayo..!" ia mengulang kata katanya. Dan aku baru tersadar dari keterkejutan.Aku menjatuhkan bokongku di samping Shane tanpa sempat berfikir. Seperti reflek..aku menuruti kata katanya. Jantungku berdegub seperti genderang, berharap ia tak mendengarnya.
"Thanks..." hanya itu kata yang melintas di benakku.
Shane tersenyum tipis. Rambutnya berantakan berkumpul di dahinya.
Aku tak berani menatapnya lama lama."Jadi kau tinggal di sekitar sini?" tiba tiba ia bertanya sambil melihat jalanan.
"Yeah, rumahku di ujung blok sana.."
Shane melihatku saat aku menunjuk. Hujan semakin lebat, jalanan hampir tak terlihat dengan jelas. Shane melongok dari kaca yang trrtutup.Aku sudah sampai di depan rumahku ketika ia hendak mengatakan sesuatu.
"Kita sudah sampai... Desahku seraya membuka pintu mobil. " Kau mau mampir tidak? Ibuku punya pai labu yang lezat."
"Aku ingin sekali tapi aku sedang buru buru...mungkin lain kali."
" Kau yakin? Baiklah...thanks atas tumpangannya.." Aku keluar dari mobil chevrolet butut itu dan bergabung kembali dalam derasnya hujan. Sejujur, rasanya tak sedingin tadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
andai kau dan aku
Romancejulie tidak pernah naksir seorang cowok seperti ia naksir pada shane allen.karena shane berbeda dengan cowok lain, shane sangat misterius, tak banyak bicara, tak suka menggoda, hanya matanya yang indah yang menyiratkan banyak cerita. julie benar be...