Extra chapter
"Ok..." aku mendengus lelah, mencoba merapikan rambutku yang awut-awutan di kaca spion. Perjalanan menuju Redville yang memakan waktu delapan jam membuatku limbung dan ingin muntah.
Mobil Nathan berhenti di bibir danau Corry. Maklum saja kami tak punya rumah sebagai persinggahan. Millie tidak ingin pulang. Ia akan kembali ke Greenfalls setelah pemakaman Courtney.
"Aku tak percaya dia sudah mati." Millie bergumam pada dirinya sendiri.
"Aku menyesal meninggalkannya waktu itu."
Tambahku.
"Ceritanya sama persis seperti Grace."
Courtney ditemukan tewas bunuh diri dua hari lalu di bak mandi rumahnya. Dalam keadaan kehabisan darah.Selama ini aku merasa ia punya kehidupan yang menyenangkan. Hampir setiap malam keluar, punya pacar yang sepertinya sangat mencintainya. Hampir seluruh sekolah mengenalnya sebagai gadis yang ramah dan menyenangkan. Jika dibandingkan dengannya, aku seperti gadis pemalu yang polos yang bahkan tidak pernah merasakan bagaimana cara menyelinap pergi ke club saat tengah malam.
Tapi semua keindahan itu berakhir tragis.
"Berapa menit lagi pemakaman dimulai?" Millie memicingkan matanya karena sinar matahari yang menyilaukan.
"Satu jam lagi. Sebaiknya kita ke sana secepatnya." Jawab Nathan dengan cueknya.
Kami semua berlari mengelilingi mobil dan masuk dengan cepat.Semua orang berdiri mengelilingi lubang di mana peti mati itu telah ditenggelamkan. Seorang wanita setengah baya sedang menangis terisak-isak sambil memeluk seorang pria di sampingnya.
Aku tidak sanggup melihat peti itu di bawah sana. Dan ketika semua orang melemparkan bertangkai-tangkai mawar di atas peti itu, aku tak dapat menahan air mataku yang menggenang di pelupuk mata. Aku menangis untuk kehidupan yang ditinggalkannya. Hidup yang sempurna..
Millie memiringkan kepalanya ke arah telingaku.
"Lihat arah jam tiga!" ia berbisik tertahan.
Aku mengusap air mataku.
"Apa?"
"Shane! Shane Allen sedang memandangmu dari arah jam tiga. Kau tidak dengar, ya?"
Aku menoleh ke samping dan mendapati mata setajam elang itu lagi sedang menyorot ke arahku.
"Sepertinya akan ada pertemuan rahasia setelah ini,...sangat rahasia..."
"Apa sih yang kalian bicarakan?" Nathan dengan wajah polos yang ingin tahu melongok di antara bahu kami.
"Diam saja, anak muda...ini urusan wanita dewasa." Millie berkicau.
"Aku sih tidak peduli apa yang kalian bicarakan tapi setidaknya hormatilah upacara pemakaman ini. Kalian bertingkah seperti gadis yang tak tahu aturan."
"Apa?!" Millie berpaling padanya dengan teriakan yang tertahan.
"Ssssstss....." beberapa orang menoleh ke arah kami.
"Soorry.." aku memimta maaf untuk mereka. Lalu menyeret mereka berdua keluar dari kerumunan orang-orang.Aku rasa ide yang buruk membawa mereka berdua secara berdekatan. Karena mulai dari pertama mereka bertemu, mereka sudah seperti anjing dan kucing.
**********
"So, akan kemana kita? Berkeliling, mengenang masa lalu, atau langsung pergi dari sini?" Nathan bertanya pada kami berdua dari kaca spion.
"Aku rasa kita mungkin ke Alma's burger dulu karena aku lapar sekali lalu kembali ke Corry lake."
"Aku tidak tanya padamu!"
"Apa salahnya jika aku yang jawab?!"
"Apa tidak bisa kau diam dan berhenti mengoceh?"
Millie terngangah dengan tatapan tak percaya.
"Kau suruh aku diam?! Memangnya siapa kau, hah?!"
"Hanya seseorang yang muak dengan tingkah lakumu!"
"Apa salahku padamu?!"
"Salahmu adalah kenapa kau tidak bersikap layaknya manusia normal?!"
"Kau yang tidak normal!! Berkacalah, tak ada manusia normal yang membenci seseorang tanpa sebab yang jelas. Itu sinting namanya!!"
"---Oooh, jadi kau normal? Perbaiki cara hidupmu! Tak ada wanita normal yang begitu bernafsu pada alkohol seperti dirimu!!!"
"Apa pedulimu??!"
"Cukup semuanya!!" aku berteriak frustasi. " Bisakah kalian berdua diam!? Ya, Tuhan, aku tidak pernah bertemu manusia seperti kalian ini. Kalian bahkan tidak menyadari ada yang merasa terganggu dengan ocehan kalian!!"
"Ajarkan teman barumu itu sopan santun!!" ketus Millie seraya menghempaskan tubuhnya ke sandaran kursi belakang dengan kesal.
"Kau juga Millie.Kalian berdua mirip anak SD. Harusnya kalian tahu betapa menyebalkannya duduk di sini bersama dua orang konyol yang selalu bertengkar. Aku muak tau!"
"Kau hanya rindu seseorang, Julie." tiba-tiba Nathan berkata tenang tanpa ekspresi.
"Apa?" mataku menukik pada wajahnya yang menggemaskan.
"Siapa namanya?" ia bertanya.
"Shane. Allen." jawab Millie tanpa menoleh. "Jangan khawatir, Julie dia pasti datang mencarimu." ia tersenyum miring seakan mengejek sikapku.
Mereka seperti melupakan keributan itu dalam sekejap mata.
KAMU SEDANG MEMBACA
andai kau dan aku
Romancejulie tidak pernah naksir seorang cowok seperti ia naksir pada shane allen.karena shane berbeda dengan cowok lain, shane sangat misterius, tak banyak bicara, tak suka menggoda, hanya matanya yang indah yang menyiratkan banyak cerita. julie benar be...