Happy reading ( ◜‿◝ )♡•
•
•Beberapa hari kemudian...
Meja makan keluarga Alberto kini di penuhi canda tawa oleh keluarga kecil ini. Tertawa karna keluarga itulah yang Aca inginkan.
"Kakak cantik mau sekolah, ya?" tanya Varel dengan tatapan polosnya.
Aca mengangguk, "Iya. Varel diem di rumah dulu, oke." ucap Aca.
Varel mengangguk antusias menatap Aca ceria, "Kakak gak minep sini lagi?"
"Gak. Kakak harus pulang, lain kali Kakak bakal minep sini. Terus bobo sama Varel," ujar Aca sambil tersenyum lembut.
Sedangkan Varen yang mendengar ucapan Aca barusan ia melotot kaget, "Heh! Gak ada tidur sama Varel. Tidur di apartemen selamanya," tekan Varen.
Liona dan Skala terkikik kecil melihat kelakuan Varen, "Emang kenapa? Toh Aca bukan siapa-siapa kamu," sahut Skala santay.
"Ya gak bisa. Kalo gini cara nya, mending Varen nikahin Aca aja. Gimana?" tanya Varen tersenyum miring.
"Boleh juga," jawab Skala mengangguk santay ia merasa tertantang dengan anak nya sendiri.
"Ish, nda boleh! Kak Aca punya Arel!" teriak Varel dengan suara cemprengnya.
Varen memeletkan lidah nya, "Bodi amit! Dia bini gue, bentar lagi. Wleee!!" ejek Varen.
"AAAA! MAMAA, KAK ACA PUNYA AREL!" teriak Varel kencang.
Liona menatap tajam Varen, "Varen. Masih pagi," tegur Liona kemudian menenangkan Varel.
Aca merasa canggung jika seperti ini, ia bingung harus melakukan harus berbicara apa. Melihat kecanggungan dari Aca, Varen segera mengajaknya berangkat sekolah. Kedua anak remaja itu pamit kemudian pergi dari meja makan.
Di dalam mobil milik Varen. Aca bertanya, "Kak? Itu tadi bohongan kan? Yang di bilang sama Papa Skala,"
Varen menggeleng, "Papa Skala gak pernah bohong. Kenapa? Lo gak mau nikah sama gue?" tanya Varen sambil fokus menyetir.
Seharusnya ini lampu hijau untuk Aca, tapi Aca harus memikirkan kedepannya. Ia juga masih anak-anak, tidak pantas harus menikah muda.
"Bukannya lo suka sama, gue? Pertama kali tumburan," ujar Varen lagi membuat semburat merah di pipi putih mulus Aca.
"Dih! Kak Varen sok tau!" kesal Aca.
"Yakin sok tau? Buktinya gue deket sama Cessy, lo kek ngambek gitu," jelas Varen.
"Ish! Itu reflek!" Aca semakin kesal dengan Varen.
Varen tertawa keras melihat raut kesal Aca, ia mengacak gemas dan menarik hidung Aca.
"Bercanda. Sayang," ujar Varen.
"KAK VAREN! ISH!" Aca menutup wajahnya akibat salting tak tertolong, lagi-lagi Varen tertawa.
Tak terasa mereka telah sampai di pekarangan sekolah, Aca segera keluar dari mobil Varen begitu juga Varen.

KAMU SEDANG MEMBACA
VAREN || END
Short StoryVaren Eliezer. remaja tampan dengan mata nya yang biru sama persis dengan sang ayah nya. Varen sangat suka dunia malam. ia menyukai balap liar. Varen murid SMA Galaksi, Varen juga memiliki adik laki-laki yang membuat nya darah tinggi ketika sang bu...