VAREN-29

6.1K 177 5
                                    

Happy reading 💋❤️



Varen benar-benar mengantar Aca ke rumah sakit ia mengambil cuti kerja untuk menemani Aca ke dokter. Kini mereka telah tiba di rumah sakit terdekat.

Dokter tersenyum simpul melihat hasil tes milik Aca, "Selamat nyonya. Kandungan anda sehat, tetap jaga pola makan, dan jam tidur yang stabil. Oh ya, untuk ibu hamil, tolong jangan tidur terlalu larut. Ingat, kesehatan janin tergantung pada ibu nya," tutur Dokter kandungan yang bernama Tiara.

"Dok, ini ngidam nya kapan?" pertanyaan yang Varen lontarkan membuat Dokter Tiara tertawa kecil.

"Tunggu saja pak, semua itu tergantung dengan nyonya Lyodra nya.." jawab Tiara.

Kemudian dokter Tiara meresepkan obat dan memberikannya kepada Aca. Sesudah itu, mereka keluar dari ruangan dokter Tiara dan menuju ke rumah.

Di pertengahan jalan, Aca melihat banyak makanan, ia menatap binar kearah siomay yang di jual seorang laki-laki tampan.

"WAHHH! ACA MAU SIOMAY!" teriak Aca membuat Varen terkejut.

Varen menghela nafasnya panjang kemudian mengelus dada, "Sayang? Ngomongnya jangan teriak-teriak, Ya. Aku kaget lho, tadi," tutur Varen.

"Iyaa, maaf.."

"Mau siomay? Tunggu disini, aku beliin," Varen ingin membuka pintu namun Aca menghentikan nya.

"Eitss, stop! Aca ikut," kemudian perempuan itu ikut keluar mobil dan menuju penjual siomay.

"Bang, saya mau siomay nya, 25 ribu," ucap Varen membuat Aca melotot.

"Heh! Aca cuma mau sedikit, 10 ribu aja cukup," timpalnya.

"Ya udah bang, 10 ribu," ucap Varen.

Aca menahan senyum melihat pemuda penjual siomay itu, namun ia merasa bahwa ia tidak asing dengan pemuda itu, Varen melirik kearah Aca yang sedari tadi melihat kearah penjual siomay, kemudian lelaki itu merangkul Aca membuat Aca tersadar.

"Mau dihukum, hm?" tanya Varen membuat Aca tersenyum dan memeluk lengan Varen menyembunyikan wajah merah nya di ketiak lelaki itu. Setelah membeli siomay mereka berjalan menuju mobil dan pulang ke rumah.

Sesampainya di rumah, Aca merebahkan tubuhnya di kasur dan menghela nafas ia belum memberi tahu mertua nya soal kehamilan ini, apakah mertua nya akan senang?

"Aku besok udah kerja, kalo butuh apa-apa tinggal telepon aja," ucap Varen.

"Kak? Kita kapan--"

"Mulai sekarang jangan panggil. Kak, dibiasakan dari sekarang, sayang," tutur Varen.

"Terus panggil siapa? Aca bingung,"

"Iya terserah, panggil siapa aja asal jangan Kak," jawabnya.

"Iya deh iya,"

"Aku belum kasih tau Mama, soal ini," ucap Aca.

Varen tersenyum tanpa sepengetahuan Aca, istri nya ini sangat nurut bahkan sekarang perempuan utu tidak lagi menyebut dirinya menggunakan nama.

"Tunggu udah tiga bulan aja, oke?"

"Kenapa gak sekarang? Nanti Mama marah kalo kita telat kasih tau nya," ucap Aca.

Varen menggeleng, "Engga. Sayang," jawab lelaki itu.

"Udah, tidur. Nanti sore mandi," ucapnya kemudian membaringkan tubuh Aca ke ranjang.



Malam hari berikutnya..

Aca dan Varen sedang bersantay menonton tv, Aca sambil menikmati pecel yang di beli Varen. Entah dimana lelaki itu malam-malam begini membili pecel.

Tiba-tiba suara melengking seseorang membuat Aca dan Varen menutup kuping, "VARENN!!!!!!" teriak Liona dengan wajah memerah ia datang dengan Varel dan Skala.

"Ya Allah, tolong ucap salam kalo masuk rumah. Ma," ringis Varen.

"Yes, Assalamualaikum," ucap mereka serempak.

"Waalaikumsallam," jawab Aca dan Varen kemudian Liona dan Skala duduk sedangkan Varel ingin masuk ke dalam kamar gaming milik Varen, namun ucapan Varen membuat langkah nya berhenti

"Rel, jangan masuk kamar Gue. Ngerusak mulu Lo kerjaan nya," sebal Varen. Bulan lalu ketika Varel masuk ke dalam kamar gaming miliknya, speaker bluetooth milik Varen rusak karna nya.

"Ya elah, sebentar doang. Numpang main game, wifi di rumah Papa ngelag, nunggak dua bulan katanya," jawab Varel dari anak tangga.

"Buset, dua bulan gak bayar wifi? Mati gajih, Pa?" tanya Varen.

"Tau tuh Papa, uang banyak tapi gak mau bayar wifi! Gak kasian apa sama Varel, uang tabungan Varel abis buat beli paketan untuk main Game. Karna wifi ngelag," dumel nya.

"Suruh siapa main Game terus," jawab Skala santay.

"Lagian juga Papa yang gajih bukan Papa yang di gajih," ujar Varel, "Mama... Bilangin Papa, bayar wifi, aaaa," rengek Varel dari anak tangga.

"Iya-iya, sana masuk kamar Abang. Ada yang mau Mama omongin, kamu gak boleh denger," usir Liona kemudian Varel segera masuk ke dalam kamar gaming milik Varen.

Liona menatap tajam Varen namun di balas dengan tatapan datar, Liona istighfar dengan tatapan anak nya, "Persis banget sama Skala waktu masa-masa SMA," gumamnya.

"Kenapa sih kalian gak pernah mau kasih tau Mama? Untung aja Mama dapet telepon dari dokter Tiara. Nih ya Ren, kalo kamu kasih tau, Mama bakal disini nemenin Aca sampai Aca lahiran. Biar Aca gak terlalu cape ngurusin pekerjaan rumah, kamu, dan lain-lain," tutur Liona.

"Varen sengaja, Varen juga takut Mama kecapean, Varen mau urus istri Varen sendiri," jawabnya.

"Ren, Mama bantu, Mama mau ucapin selamat untuk kamu, akhirnya penantian kamu selama ini tidak sia-sia," ucapnya.

"Oh ya, Kalo emang kamu mau mengurus Aca sendiri, it's okey, Mama akan membantu saat usia kandungan nya sudah mulai masuk ke tuju bulan," ucapnya.

"Makasih, Ma.." tuturnya.

"Ini udah malem, Mama minep aja di rumah Varen. Besok sore pulang," ucapnya.

Liona dan Skala mengangguk kemudian Varen dan Aca masuk ke dalam kamar untuk istirahat, Aca membuka pakaiannya dan mengganti dengan celana pendek dan baju tali spaghetti.

"Ngapain pake baju itu? Sengaja?" tanya Varen.

"Engga, Aca kepanasan," jawabnya singkat kemudian merebahkan tubuhnya dan pergi tidur.

Pukul 03:21

Varel terbangun ia hendak mengambil minum ke dapur namun telinga nya mendengar suara aneh dari arah kamar khusus tamu ia mendekati kamar tersebut ternyata pintu nya sedikit terbuka ia terkejut bukan main melihat Varen sedang melakukan hs bersama seorang wanita namun ia seperti tidak asing dengan wanita itu.

"Itu abang ngapain? Ya Allah, kok cewe itu kaya tersiksa, Varel tolongin gak ya? Ah engga lah, nanti Abang marah, mending kabur aja," Varel berlari kembali masuk kedalam kamar gaming dan kembali tidur.



VOTE! KOMEN! FOLLOW!

YEAYYYY, VAREL MUNCULLL!!!!!!

RELLL MISS YOU RELL!

HAPPY READING, I'M SORRY JIKA ADA TYPO!

SEE U NEXT PART❤️

PAPAYYYYY

TUNGGU DEBAYYY😋😋😋

VAREN || ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang