VAREN-15

6.7K 236 5
                                    


Happy reading ❤️



Sudah sebulan menjadi istri Varen Eliezer, Aca sudah terkena darah tinggi akibat selalu emosi karna ulah lelaki itu.

Varen menatap gadis itu datar, "Gue bilang juga apa. Jangan begadang, ngeyel lo!" ketus Varen membuat Aca melongo tak percaya.

"Aca sakit juga karena. Kak Varen," timpal Aca.

Varen mendelik, "Hello tuan putri! Gue selama ini baik anjir sama, lo!"

"Baik dari mana!" teriak Aca di wajah Varen.

"Kak Varen tuh tiap hari bikin Aca kesel, Hati-hati loh Kak. Kebanyakan bikin istri kesel, pas tua bibir nya mengot ke kiri," kata Aca sambil mengunyah cemilan.

"Kenapa jadi gitu?"

"Karma, mungkin?"

"Ya kalo Gue stroke, Lo urusin lah. Jadi istri gak usah durhaka, kalo suami sakit itu urusin," ceramah Varen yang sudah seperti Pak Ustadz komplek mereka.

Di kabarkan, kedua pasutri itu sudah membeli rumah seminggu yang lalu sebenarnya Aca nyaman di apartemen, namun ia harus menurunkan ego nya untuk menyetujui Varen membeli rumah.

"Kak Varen tuh berisik banget sih. Aca lagi nonton, diem sebentar kenapa sih!" kesal Aca.

"Bibir Lo gak usah di majuin. Di cium marah," sindir Varen.

Aca berdecak tak suka, "Berisik banget," gumam Aca.

Suasana hening menyelimuti kedua nya, Varen menoleh kearah Aca yang diam saja. Kemudian, "Sya, bikin anak yuk?" ucap Varen membuat Aca segera menoleh kearah nya.

"Apa sih, kak!"

"Gak papa. Biar Mama sama Papa cepet punya cucu, terus Varel dapet ponakan," jawab Varen santay.

Aca mendelik, "Dih!" sinis nya.

"Emang Lo mau punya anak kapan?"

"Ya nanti lah, sekarang Aca masih terlalu muda. Masih kelas 1 SMA, umur 16 tahun juga,"

"Umur gak bisa jadi patokan," celetuk Varen.

"Cowo emang mau enak nya aja. Gak pernah ngerasain kaya cewe," ujar Aca.

"Jadi, maksud Lo itu cowo gak bisa pahami cewe?" Aca mengangguk santay.

"Ya bagus, kalo nyadar,"



Varen terbaring di kasur tubuh nya menggigil akibat tertimpa hujan sehabis pulang sekolah tadi, Namun ia terus mengkhawatirkan Aca yang belum pulang sedari tadi. Varen pikir Aca sudah pulang dan sampai di rumah. Namun lelaki itu salah, sampai sekarang istri nya itu belum pulang membuat ia makin khawatir.

"Lo kemana sih. Sya," gumam Varen dengan bibir bergetar, ia yakin bahwa dirinya akan sakit sehabis ini.

Me: Syaa
Me: Pulangg
Me: Lo dimana sih!
Me: SYAAA
Me: Sayanggg
Me: Kayaknya atu bakal cakit🥺

VAREN || ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang