VAREN-31 (END)

8.7K 189 4
                                    


Happy reading💋❤️



Hari yang di tunggu oleh Varen dan Aca kini telah tiba, Aca sudah di ruang persalinan saat ini dengan perasaan ragu, hari yang selalu ia takutkan kini telah tiba, ia takut entah anak atau diri nya yang akan selamat nanti.

"Mas?" Varen menoleh kearah Aca kemudian mengelus rambut istri nya.

"Iya sayang, kenapa?"

"Kalo nanti di kasih dokter pilihan, tolong selamatkan anak kita, jangan aku," tutur Aca dengan tatapan dalam nya.

Varen tersenyum simpul, "Kamu jangan ngomong gitu dong, aku sayang kamu, sayang anak kita juga, kamu harus semangat demi anak kita. Demi baby twins," ucap Varen.

Melihat Varen yang sangat antusias Aca berusaha tegar di depan lelaki itu, ini adalah hari yang di tunggu dengan suami nya, Aca tidak ingin menghancurkan semangat lelaki itu.

"Kamu semangat, Ya? Aku ada disini, selalu temanin kamu. Sayang, tolong bertahan demi aku, sekali ini aja saja, bisa?" ucap Varen dengan tatapan cemas.

Aca meneteskan air mata nya kemudian mengangguk ia melihat kearah lain tak berani menatap mata Varen, "Aku bisa, Yaa! Aku bisa," gumam nya.

Tak lama dari itu dokter Tiara masuk ke ruangan mereka, "Selamat siang nyonya Aca, apa sudah siap untuk kami bawa ke ruang operasi?" tanya dokter Tiara.

"Siap, dok!" jawab Aca.

"Baiklah, saya bius dulu yaa," Dokter Tiara kemudian menyuntikkan obat bius di tangan Aca.

Kemudian perawat membawa Aca ke ruang operasi, Varen menahan tangan dokter Tiara.

"Iya Pak Varen, ada yang bisa saya bantu?" tanya Dokter Tiara.

Kanaya berdecak, "Ya elah, Ren! Drama banget, asli!" sindir Kanaya.

"Dok, tolong lakukan yang terbaik untuk istri dan anak saya," ucap Varen.

Dokter Tiara mengangguk, "Pasti, Pak! Itu sudah menjadi tanggung jawab saya," ucap dokter Tiara kemudian izin pergi.

Kanaya menepuk pundak Varen, "Ber do'a sama Allah," ucap nya.

Varen menunduk bahu nya bergetar, "Gue takut, Nay, jujur! Gue sok kuat di depan Aca," ucap nya sambil menerka air mata nya.

"Ya udah, nangis lah lo sono, gue mau kerja anjir! Bukan mau ladenin, Lo!" kesal Kanaya.

"Anjir! Gue kira Lo mau dengerin curhat Gue," ucap Varen.



Beberapa jam kemudian dokter Tiara keluar dari ruang operasi dengan nafas yang terengah-engah menatap keluarga Varen.

"Dok, gimana?" tanya Varen dengan buru-buru.

Dokter Tiara tersenyum, "Operasi berjalan dengan lancar, kedua bayi sehat, kami akan memeriksa lebih detail kesehatan pada bayi dan nyonya Aca," ucap Dokter Tiara.

Varen mengucap syukur kepada tuhan yang maha esa ia duduk dengan lemas, "Sya, terimakasih sudah bertahan," gumam nya.

Setelah melakukan operasi Aca dikirim ke ruang rawat inap ia belum terbangun karna efek bius nya, kemudian Varen sedang membicarakan sesuatu di ruang dokter Tiara.

Tak lama dari itu ia melihat Aca membuka mata kemudian Varen melangkah mendekati Aca.

"Mas, gimana anak kita?" tanya Aca dengan suara pelan.

"Anak kita cantik sayang, dia mirip kamu. Harapan aku, mereka tumbuh jadi gadis baik, anggun, pintar, dan sopan santun terhadap semua orang,"

Kemudian Aca menatap wajah bayi itu satu-satu, "Harapan Mama, kamu selalu di beri kebahagiaan, Mama gak akan tega melihat kamy di masa depan nanti jika kamu di permainkan dengan dunia," tutur Aca.

"Eum.. kita kasih nama siapa, Ya? Kan mereka kembar," ucap Varen.

"Gimana kalo jangan pake marga?" tanya Aca.

Varen mengangguk, "Boleh sayang,"

"OMAGAAA!!! DEDE BAYI!" teriak Liora dengan anggota inti geng Varen yang baru saja tiba.

"Ish! Koo dede nya nda mirip sih sama Liora," ucap Liora menggemaskan.

"Selamat, bos!" ucap mereka

"Thanks, bro!"

"Selamat, Ca," ucap Cakra menatap Aca dengan tatapan dalam nya, Aca mengangguk.

Madava menepuk bahu Cakra, "Udah saat nya ngelepasin perasaan Lo sama Aca, dia udah ada 2 tuyul sama Varen," bisik Madava.

"Gue usahain, gue bakal buka hati untuk calon istri gue nanti," jawab Cakra.

"Papa Varen, Liora mau dong Dede nya," pinta Liora.

Varen tertawa, "Gak bisa dong, dede bayi ini kan punya Papa Varen sama Mama Aca," ucap Varen.

"Papaaaaa! Liora mau dede bayii," rengek Liora kepada Jeffry.

Rama tertawa, "Mampus! Nyari bini, Jeff!" ucap Rama.

Jeffry melirik sinis, "Bangke, Lo!"



VOTEEE KOMENNN FOLLOWW!!!!!!

URAAAAAAAAAAAAA

SELAMATTTT PAPA VARENNNNN

BABY GRIL!

CIE DAH MAU END AJA NIHHH, SEDIHHHHHHHHHHH

TYPO TANDAI!

SEE U NEXT PART!

MUACHHHHHH💋💋💋💋💋💋💋💋💋💋

VAREN || ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang